header permata pengalamanku

Steve Jobs Mengajarkan 10 Kualitas Pebisnis Ini Padaku

18 komentar
Siapa yang tidak kenal Steve Jobs? Seorang pendiri sekaligus CEO dari salah satu perusahaan gawai terbesar di dunia, Apple Inc. Sebuah label yang terkenal dengan produk-produknya yang canggih, cantik dan tidak ada satu pun yang pernah aku miliki selama ini. Hehehe...

Apa sih, yang membuat Apple demikian menarik konsumen? Padahal harganya rata-rata lebih mahal lho, dibandingkan harga produk kompetitornya. Apakah konsumen semata membeli hanya untuk gengsi karena harganya yang tinggi?
Wah, kalau saya pribadi, terus terang bukan itu alasan saya ingin memilikinya. Mupeng dengan produk-produk Apple? Jelas iya! Mengapa? Karena dari segi kualitas, tentu sudah tidak diragukan lagi. Bahkan teknologinya demikian inovatif, sering tidak terpikirkan sebelumnya. Tampilannya pun digarap dengan sangat teliti. Sedap dipandang dan nyaman digunakan.

Memangnya setiap bagian dari produk Apple itu adalah buah tangan Steve Jobs, ya? Teknologinya, desainnya, fitur-fiturnya... Ternyata tidak juga, lho. Di sinilah justru tampak kehandalan Steve Jobs sebagai pebisnis. Bukan semata sebagai teknisi atau desainer. Dengan berbagai kualitas pebisnis yang dimilikinya, Steve Jobs dapat mengantarkan Apple untuk senantiasa meluncurkan produk-produk yang memukau pasar walau dengan harga mahal. Apa saja yang bisa kita pelajari dari seorang Steve Jobs untuk meningkatkan kualitas kita sebagai pebisnis? Ini dia diantaranya!

1. Berani Mengambil Keputusan

themotivationmentalist.files.wordpress.com
Keberanian Steve Jobs dalam mengambil keputusan besar bisa dilihat dari bagaimana dia memutuskan untuk keluar dari kuliahnya di Reed College karena masalah biaya. Dia memilih untuk bekerja di perusahaan game Atari dan mendapatkan kesempatan memperoleh penghasilan besar di sana.
Gaji di Atari besar, ya? Bukan. Dia hanya memberikan respon yang tepat ketika Atari menawarkan $100 untuk setiap chip yang bisa dia kurangi dari sebuah desain papan sirkuit. Jobs kemudian mengajak bekerjasama Steve Wozniak. Dia menjanjikan bagi hasil pada teman akrabnya yang sangat ahli dan hobi di bidang elektronik itu. Ternyata Wozniak berhasil mengurangi hingga 50 chip!

2. Mampu Mengorganisir Keahlian Tiap Orang

Twitter.com/StartGrowthHack
Jobs bisa melihat potensi bisnis atas keahlian Wozniak. Mereka pun mulai merintis sebuah perusahaan dan merekrut beberapa teman lagi dengan keahliannya masing-masing untuk mewujudkan sebuah komputer pribadi sesuai bayangan visi Jobs.
Ya, kita tidak harus menguasai semua keahlian untuk dapat mewujudkan sesuatu. Kemampuan untuk melihat potensi dari setiap orang dan mengorganisirnya dengan baik dan tepat untuk mencapai suatu tujuan yang jelas mampu memberikan hasil yang memuaskan.
Ketika ditanya mengenai model bisnisnya dalam acara 60 Minutes, Job menjawab, "Model bisnis saya adalah The Beatles. Mereka adalah 4 orang yang sama-sama mengurangi perilaku negatif satu sama lain. Mereka seimbang. Dan keseluruhannya lebih baik daripada bagian-bagiannya. Hal-hal hebat dalam bisnis tidak dilakukan oleh satu orang, melainkan sekelompok orang."

3. Memiliki Beberapa Keterampilan

vikasbandaru.files.wordpress.com
Hei! Bukan berarti seorang pebisnis handal tidak perlu bersekolah, lho! Hanya karena melihat beberapa pengusaha sukses padahal mereka tidak menyelesaikan hingga ke jenjang pendidikan yang tinggi. Dan jangan berpikir bahwa kita hanya perlu memanfaatkan orang-orang pintar yang sudah ada.
Memiliki beberapa keterampilan, membuat seorang pebisnis lebih memahami seluk-beluk bidang yang sedang digelutinya. Jika Jobs tidak pernah terlibat langsung dengan dunia programming, bagaimana dia bisa mengerti bahwa serangkaian kode bisa mewujudkan impiannya untuk membuat tampilan yang berwarna, bukan sekadar hitam putih seperti yang ada di zamannya saat itu?
Tahukah Anda bahwa di masa kuliahnya, Jobs pernah ke India dan mengikuti kelas kaligrafi di sana? Dia hidup dengan menumpang tidur di lantai kamar temannya, mendapatkan uang dengan cara mengembalikan botol-botol minuman bersoda ke mesinnya dan setiap minggu mendapatkan makanan gratis di wihara Hare Krishna di sekitar situ. Pengetahuannya tentang kaligrafi itulah yang mendukung produk Mac hingga bisa memiliki beragam pilihan bentuk huruf.

Jika kita memiliki kesempatan untuk mengecap pendidikan tinggi, maka ambillah. Atau dengan mengikuti berbagai kursus yang menarik minat kita dan menurut kita diperlukan untuk mengembangkan usaha. Dengan berada dalam lingkungan yang sesuai, selain kita memiliki keterampilan, kita juga akan bertemu orang-orang yang ahli lainnya dan dapat bekerjasama nantinya.

4. Inovatif

Sepertinya, ini adalah kualitas yang paling menonjol dalam produk-produk Apple. Hal ini tentu tidak lepas dari semangat Jobs sendiri untuk terus berinovasi. Tampilan antarmuka dengan grafis berwarna, hadirnya berbagai pilihan jenis huruf untuk menulis yang merupakan langkah lebih maju dibandingkan mesin ketik manual yang hanya memiliki satu tipe huruf dan masih banyak lagi inovasi lainnya.
Kreativitas Jobs juga tampak dari bagaimana dia menetapkan nama Apple untuk perusahaannya. Sebuah nama yang unik, mudah diingat namun juga filosofis untuk kategori produk teknologi. Demikian juga ketika ia selalu menyematkan huruf "i" di depan banyak nama produknya sebagai singkatan dari kata "internet."
Menunjukkan betapa Jobs berani menembus batas dan tidak hanya terpaku dengan fakta produk yang sudah ada dan laku keras di pasaran. Dia tidak ingin hanya sekadar menjadi pengikut tren yang sedang berlangsung. Inovasi menjadi senjatanya untuk tetap menjadi pemimpin di pasar teknologi, bukan sekadar pengekor.

Inovasi Apple telah mengundang decak kagum dunia, termasuk Jonathan Ive sejak pertama kali mengenal komputer Apple di zaman kuliahnya. Menurutnya, tidak ada komputer yang menarik pada masa itu, kecuali Apple Mac. Hanya Apple Mac yang mendukung pekerjaan desainnya. Hal inilah yang mengantarkannya masuk ke dalam tim Apple sebagai desainer hingga kini bertanggung jawab memimpin para desainer perangkat keras maupun lunak di Apple.

5. Perfeksionis

Produk Apple tidak pernah dirancang kemudian diluncurkan dengan main-main. Semua melalui  riset yang mendalam. Dibungkus dengan aneka ide mengejutkan untuk diwujudkan.
Jika sekilas saja orang melihat, mereka akan dengan mudah membedakan produk Apple dengan yang lainnya. Ya, hal ini tak lepas dari desain produknya yang sering tampil terdepan dalam kemampuannya menarik hati untuk melirik.
Namun bagi Jobs, desain bukan sekadar untuk merayu pandangan dan perasaan. Ini juga tentang bagaimana cara bekerjanya. Desain luar produk dirancang tidak hanya untuk alasan keindahan, namun juga kepraktisan.
Demikian juga desain dari perangkat lunaknya, selalu diusahakan memberi hasil yang sesederhana mungkin untuk dipahami dan dioperasikan pelanggan. Membuat sesuatu menjadi sederhana bisa jadi lebih sulit daripada membiarkannya tetap kompleks. Dan kerja kerasnya untuk tetap membuat segalanya lebih mudah tidak sia-sia, kan?

6. Menetapkan Tenggat Waktu

"Seniman sejati mengirimkan karyanya," kata Jobs. Artinya, desain dan inovasi sebaik apa pun harus diajukan tepat waktu agar tetap bernilai bisnis. Seniman bekerja dengan perasaan sehingga tidak dapat bekerja di bawah tekanan? Pemrogram membutuhkan suasana hati yang bagus untuk dapat lancar merangkai kode? No way! Setiap elemen memiliki batas waktu yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan karyanya agar kinerja secara keseluruhan tetap berjalan dengan lancar.

7. Mampu Menjual

Walaupun Jobs memulai usahanya dari garasi rumahnya, namun ia tidak pernah menjalankan usahanya sebagai bisnis rumahan. Jobs memiliki pola pikir seperti perusahaan besar sejak awalnya. Saat bertemu dengan investor, Jobs dengan percaya diri mengajukan penawaran bernilai dolar yang tidak sedikit.
Ya, Jobs percaya bahwa perusahaannya akan menjadi besar dan produknya akan laku keras di pasaran. Karena setiap produk Apple selalu berangkat dari pengalaman para pelanggan yang kemudian dikerjakan oleh Tim Apple untuk dapat membantu menyelesaikan permasalahan dengan bantuan teknologinya.

Produknya yang menjual perangkat keras sekaligus perangkat lunak sebagai satu paket menjadi alasan tersendiri mengapa penjualannya tetap meningkat. Pelanggan yang sudah merasa nyaman dengan sistem operasi Mac akan kembali membeli perangkat keras Apple saat membutuhkan untuk mengganti pirantinya.
Strategi lainnya yang memajukan bisnis Steve Jobs ialah kemampuannya melakukan branding terhadap produk dan perusahaannya. Harga tinggi justru menjadi sebuah prestise tersendiri bagi pemiliknya. Walaupun melepas produk-produknya dengan harga mahal, Apple tetap memiliki pelanggan setia yang selalu menanti dan membelinya. Bukan sekadar untuk mengejar gengsi, namun juga kualitas yang diberikan.

8. Prediksi yang Akurat

Kemampuan memprediksi dengan akurat kapan sebaiknya sebuah produk diluncurkan adalah salah satu keterampilan yang perlu dimiliki oleh pebisnis yang hebat. iPhone bukanlah ponsel layar sentuh yang pertama ada. Sebelumnya, IBM telah mengembangkannya pada tahun 1992. Namun iPhone dan produk-produk dengan sistem operasi Android lah yang kemudian bersinar cemerlang dengan teknologi ini sejak tahun 2007.

9. Gigih

Kisah perjalanan bisnis Jobs tidak selalu berjalan mulus. Dia bahkan pernah dipecat dari perusahaannya sendiri pada tahun 1985. Namun itu tidak membuatnya berhenti.
Jobs kemudian mendirikan NeXT, sebuah perusahaan pengembangan platform komputer yang berkecimpung dalam pasar pendidikan tinggi dan bisnis. Teknologi baru yang inovatif dan eksperimental terus dikembangkan.

Saat masa itu surat elektronik hanya berisi teks biasa, Jobs mendemonstrasikan NeXTMail yang merupakan salah satu surat elektronik pertama yang dapat dilampiri gambar dan suara serta dilihat dan diklik langsung dari dalam surat.

Tahun 1986, Jobs membeli The Graphics Group yang kemudian berganti nama menjadi Pixar. Siapa yang tidak mengenal Pixar? Setelah bertahun-tahun gagal menjual Pixar Image Computer, perusahaan ini kemudian dikontrak oleh Disney untuk memproduksi sejumlah film fitur animasi komputer. Film pertama yang diproduksinya adalah Toy Story di tahun 1995 yang sukses besar dan diikuti oleh deretan film-film animasi lainnya.

Tahun 1996, NeXT dibeli oleh Apple dan membawa Jobs menjabat sebagai CEO di sana sejak 1997 hingga 2011. Kembalinya Jobs ke Apple menjadi titik balik kegemilangan perusahaan ini sebagaimana yang kita saksikan.

Eit, jangan salah! Beberapa produk Apple juga ada yang gagal di pasaran. Sebelum iPhone misalnya, Apple pernah bekerjasama dengan Motorola Inc. untuk meluncurkan ponsel Motorola ROKR. Ponsel ini diciptakan untuk memberikan pengalaman menggunakan iPod dengan kemampuan telekomunikasi. Ternyata sebagai pemutar musik, produk ini hanya mampu menyimpan 100 lagu dan proses transfernya pun harus melalui iTunes. Namun, itu tidak membuatnya berhenti untuk terus berinovasi bagi produk selanjutnya.

10. Kehidupan Sosial

Lika-liku kehidupan Jobs juga mengajarkan kepada kita tentang pentingnya memelihara hubungan sosial dengan orang-orang di sekitar kita. Jika tidak, bisa saja kita mengalami seperti Jobs yang bahkan ditinggalkan oleh mitra kerja utamanya sejak awal, yaitu Steve Wozniak, karena tidak tahan melihat cara kerja Jobs yang sangat berorientasi bisnis tanpa mempertimbangkan sisi humanis sebagai sesama manusia.

Namun menurutku, Jobs telah belajar banyak tentang ini. Ini terbukti bagaimana kemudian Jobs bersedia mengakui Lisa sebagai anak biologisnya dan bahkan menyematkan namanya dalam salah satu produknya, yaitu Apple Lisa. 

Demikian juga jika kita membaca tentang persahabatannya dengan Jonathan Ive, sang desainer Apple. Pada tahun 1997, Ive sempat berniat mengundurkan diri dari Apple karena para pemimpin di perusahaan itu lebih fokus meningkatkan keuntungan bisnis ketimbang menciptakan produk bagus. Sehingga perusahaan nyaris bangkrut. Ive mengurungkan niatnya mendengar Jobs kembali ke Apple. Bersama mereka menata kembali Apple dan meraih kesuksesannya hingga kini. Mereka berdua sering dijuluki "Jives," gabungan dari nama keduanya.

Menjalankan bisnis mulai dari nol hingga meraih keberhasilan adalah sebuah tugas yang sangat berat. Menjadi pebisnis yang hebat tidaklah mudah. Sejumlah ilmu dan pengalaman yang dimiliki Steve Jobs tidak diperoleh dengan cara instan dan dalam waktu singkat. Ya, butuh waktu bertahun-tahun untuk terus belajar, menempa diri dan membentuk jiwa pebisnis yang handal. Anda siap menempuhnya?

Related Posts

18 komentar

  1. saya "mengenal" steve jobs ini lewat film yang dibintangi michael fasbender. memang benar-benar visioner dan perfeksionis ya orangnya. dia juga selalu memilih orang-orang terbaik untuk bekerja bersamanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe.. iya. sebelumnya ada juga film jobs yang dibintangi ashton kutcher :)

      Hapus
  2. Kalau aku fak punya produk apple, seringnya makan buah apel wkwkwk

    BalasHapus
  3. What an inspiring man. Thank you for sharing mbak. It made my day

    BalasHapus
  4. Very inspiring and monumental person... jarang ada orang yang punya kemampuan seperti beliau :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul sekali. cukup susah sebenarnya mengumpulkan berbagai kualitas di atas ke dalam 1 orang :)

      Hapus
  5. Saya juga kalau ada dana pengen mbak punya macbook. Sayang dananya masih belum cukup. Kualitas dan branding apple oke banget ya mbak

    BalasHapus
  6. Benar-benar pebisnis andal! Very inspiring man

    BalasHapus
  7. Kalau mau mengikuti jejaknya di umur kita yang uda masuk kepala 3 kira-kira masih bisa ga ya?

    BalasHapus
  8. inovatif ini yang harus dimiliki oleh pebisnis, jadi nggak cepat puas dengan apa yang dicapai. :)

    BalasHapus
  9. Pada akhirnya ketekunan membuahkan hasil ya Mba :-D
    Aku suka tokoh steve jobs ini. menginspirasi dia.

    BalasHapus

Posting Komentar