header permata pengalamanku

Seduh Kopi dengan Metode V60 dan Kalita Wave

19 komentar
kursus barista

Baiklah, Teman-Teman! Setelah kita Mengenal Cara Seduh Kopi Manual Brew, sekarang aku mau berbagi pengalaman dari hasil belajar putraku di kelas barista. Baru saja, dia mengikuti pelajaran tentang manual brew secara pour over menggunakan alat V60 dan Kalita Wave.

Baca juga: 5 Kebahagiaan Saat Anak Belajar Memasak.

Pour over adalah teknik penyeduhan dengan mengalirkan air pada bubuk kopi hingga air seduhannya turun ke dalam gelas saji. Metode ini membutuhkan penyaring sekaligus penampung untuk memaksimalkan proses pelarutan antara bubuk kopi dan air.

Secara konsep, pour over termasuk dalam teknik perkolasi, di mana larutan dihasilkan dari aliran air yang melewati zat yang dilarutkan kemudian disaring.

Kopi yang dihasilkan dari seduhan ini memiliki citarasa yang jernih. Meski jarang sekali tercipta krema pada permukaannya, hasil seduhan pour over tetap kaya aroma dan rasa.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Manual Brew


Yang perlu dijadikan catatan adalah beda orang bisa saja berbeda resepnya. Sebagaimana setiap koki memiliki trik tersendiri dalam menyajikan suatu masakan. Biasanya, perbedaan di satu sisi akan diikuti dengan kompensasi di bagian lain.

Di sini, aku akan menyampaikan resep yang disampaikan oleh pengajar putraku di kelas barista, ya. Secara umum, bisa ditarik garis besar dengan barista-barista lain dalam menyajikan seduhan kopi terbaiknya. Mereka akan memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Air


Air adalah elemen yang sangat berpengaruh dalam penyeduhan kopi, karena mencakup 98% kandungan dalam kopi seduh.

Gunakan air yang bersih dan segar. Bukan air yang pernah dimasak, karena kandungan oksigennya sudah berkurang. Hal ini hanya akan menghasilkan rasa yang datar.

Sebaiknya gunakan air dengan kandungan pH 7. Sedangkan kandungan mineralnya maksimal 120 ppm. Jika Anda menggunakan air yang mengandung mineral terlalu banyak, rasa kopi akan lebih pahit. 

2. Suhu Air


Untuk penyeduhan kopi, suhu yang tepat adalah 85-96 derajat Celcius. Bila penyeduhan menggunakan suhu titik didih, maka hasilnya akan lebih pahit, berbau seperti hangus, berasap dan berabu. Jika tak ada termometer, kita bisa diamkan dulu air yang mendidih selama sekitar satu menit.

3. Rasio Air

Untuk mendapatkan hasil penyeduhan yang konsisten, kita perlu menakar jumlah kopi dan air yang digunakan.

Sebenarnya tidak ada peraturan pasti mengenai besarnya. Biasanya antara 1:10 - 1: 16, tergantung kepekatan rasa yang diinginkan. Cara paling aman dan dianjurkan ialah dengan rasio 1/15. Dengan kata lain 1 gram kopi dan 15 ml air. 

4. Biji Kopi


Gunakan kopi yang masih segar dalam bentuk biji yang telah digoreng tidak lebih dari sebulan. Selain itu, biji kopi ini juga tersimpan dalam wadah kedap udara, karena kopi sangat sensitif terhadap cahaya, panas dan kelembaban udara.

5. Gilingan


Keseragaman dalam ukuran gilingan merupakan hal yang penting, karena bisa mempengaruhi seberapa pahit kopi yang dihasilkan. Jangan giling biji kopi terlalu halus dan terlalu kasar. Biji kopi yang digiling medium bertekstur seperti garam. Biji kopi yang digiling kasar, teksturnya mirip pasir. 

Hasil gilingan yang terlalu halus akan membuat rasa kopi lebih pahit karena terlalu banyak terekstraksi. Sedangkan gilingan yang terlalu kasar akan membuat kopi tidak terekstraksi optimal dan hasilnya encer.

Gilingan kopi yang terlalu kasar dapat disiasati dengan mengekstraksinya menggunakan air bertemperatur 90 hingga 96 derajat Celcius agar hasilnya lebih pekat.

6. Agitasi


Pengadukan alami bisa dilakukan saat Anda menuang air. Karenanya, ada beberapa metode yang mengharuskan penuangan air searah jarum jam dan dituang perlahan. Semakin cepat diaduk, biji kopi tadi akan semakin mudah terekstrak. 

Manual Brew Menggunakan V60 dan Kalita Wave



Sebagaimana yang sudah kita tahu, ada beberapa macam teknik dalam metode manual brewing ini. Kali ini, putraku berkesempatan untuk belajar memakai alat V60 dan Kalita Wave. Apa bedanya?

V60


Ini adalah pilihan untuk rasa kopi yang lebih lembut, ringan dan tidak pekat. Namun, rasa asam dan aroma yang dihasilkan sangat maksimal.

Teknik ini menggunakan gelas corong berbentuk V dengan kemiringan 60 derajat dan terdapat guratan-guratan kecil di dalamnya. Tersedia dalam bermacam-macam bahan, antara lain: kaca, plastik dan keramik.

Bahan: 
  • biji kopi 150 gram, goreng secara light-medium
  • air 250 ml.

Alat:
  • Hario V60 Dripper
  • kertas penyaring
  • teko berleher angsa
  • timbangan digital
  • pencatat waktu
  • termometer

Cara:
  1. panaskan air hingga mendidih, tunggu hingga mencapai suhu 90-94 derajat Celcius
  2. lipat dan pasang kertas penyaring
  3. panaskan bagian dalam V60 dengan menuangkan air panas, sekaligus membersihkan kertas penyaring
  4. giling kopi dengan tingkat kekasaran sedang, tuang ke dalam dripper
  5. pre infued, dengan menuang air panas sekitar 30-45 gram dalam gerakan memutar berlawanan arah jarum jam sambil menyalakan pencatat waktu. Biarkan sejenak kopi mengembang dan mengeluarkan gas CO2 untuk menghilangkan rasa yang tidak diinginkan dari kopi
  6. lanjutkan menuangkan kembali air secara perlahan dan konsisten hingga rasio yang diinginkan
  7. jika gilingan tepat, maka waktu peneyduhan akan selesai dalam 1,5 - 2,5 menit
  8. sajikan

Bagaimana hasilnya? Jelas berbeda antara yang baru belajar dengan yang sudah ahli. Hehehe ...

kursus barista
Hasil karya putraku. Kurang terekstraksi dan masih berampas

hario v60
Hasil karya gurunya. Sangat kaya aroma dan rasa

Kalita Wave


Alat ini bentuknya juga bergelombang dengan bagian dasar yang datang dan memiliki 3 lubang. Hal ini membuat kopi akan terendam air lebih lama. Agar tidak mengeluarkan rasa pahit, maka sebaiknya kopi yang digunakan digiling lebih kasar dibandingkan V60. Penyeduhannya sama dengan V60.

Nah, bagaimana? Tertarik untuk mempraktikkannya sendiri di rumah?

Related Posts

19 komentar

  1. waktunya menyeduh juga tidak sembarangan ya

    BalasHapus
  2. hemmm gurih kayaknya tuh kopi
    vietnam drep sama v 60 apa bedanya ya? n_n

    oh iya sekolah Barista dimana ini?

    BalasHapus
  3. Baru bsa dipahami mbak, begitu tingginya arti secangkir kopi....salutt, bener juga “hidup itu laksana secangkir kopi.... tergantung bagaimana kamu membuatnya”,....

    BalasHapus
  4. Wuah tiap seduhan kopi pasti punya cita rasa khasnya sendiri ya mbaaaak.. Tapi aku belum pernah cobain brewing menggunakan V60 Karlita Wave ini. Pasti istimewa banget ya rasanyaaaa

    BalasHapus
  5. Aku udah pernah ikut kelas barista manual brew juga mbak. Aku juga bisa insyaAllah praktek sendiri hehe tinggal buka kedai kopinya aja nih hihi

    BalasHapus
  6. Teknik dan juga alat-alatnya bermacam - macam ya mba. Penasaran juga untuk coba sendiri di rumahnih mba

    BalasHapus
  7. Sebagai penggemar jamu saya sebenarnya kurang paham dengan istilah2 perkopian serta alat untuk membuat kopi mbak, hihi.. jadi kalau boleh saran bisa ditambahkan gambar v60 dan kalta wavenya juga dong, supaya yang awam seperti saya ini bisa ada gambaran :)

    BalasHapus
  8. Wah baru tahu mba, air yang sudah pernah dimasak kandungan oksigennya berkurang..keren anakmu mbak..keep learning yaa..

    BalasHapus
  9. Waah... bikin kopi juga perlu tekhnik ya agar rasa dan kualitasnya mantap.

    BalasHapus
  10. Termyata klo mau enak ..secangkir kopi itu prosesnya panjang ya mba..pake takaran2nya mesti pas. Suhunya diatur, nggak bisa ngasal.

    Lah aku mbikin kopi cuma modal sesachet kopi seribuan, sama air panas..ha .ha.

    Makasih mba ilmunya...

    BalasHapus
  11. Wow, peran air penting banget ya. Selama ini kalo di rumah, saya cuek saja soal air ini tapi memang sih kalo air yang pHnya di atas 7 bisa lebih pahit jadinya wong diminum saja memang terasa lebih pahit :) Makasih sharing-nya ya Mbak.

    BalasHapus
  12. Mbak anaknya keren banget kecil-kecil sudah belajar jadi barista kopi. suka deh lihat anak kecil yang dari Dini sudah tahu apa yang ia inginkan. Pasti berkat pendidikan yang baik di rumah itu.

    Eh eh jadi salah fokus komennya bukan tentang pour over. Saya bukanlah peminum kopi yang rajin tapi suka membaca tentang hal-hal berkopian. Seru karena dunia kopi menciptakan budaya sendiri

    BalasHapus
  13. hmmm jadi pengen ngopi.. saya lebih tetarik menikmati kopinya...hahaha...tinggal sruput aja..

    BalasHapus
  14. Oooo dari kemarin aku tuh kepikiran, kok Mb Farida bahas perkopian sejak artikel sebelumnya. Ternyata putranya ikutan kelas barista yaa... Waaa keren nih, ntar ga lama lagi bakalan pinter nyeduh kopi dengan berbagai metode.

    BalasHapus
  15. Hai Kak...
    Wow... Keren banget putranya Kak.
    Kecil-kecil sudah belajar hal baru.
    Di sini dia memilih Barista.
    Pertama sih tahu hal kayak gini. Maksudku anak kecil ambil pilihan jadi Barista.
    Biasanya kan seputar main musik atau semacamnya.

    Mana lagi bikin kopi apalagi dengan manu brew itu susah banget lho.
    Semua harus dilakukan secara detail, termasuk air, jenis kopi, bahkan kopinya harus yang bagus dari petaninya.
    Pokoknya sama banget deh kayak yang kakak jelasin di atas.

    Saya sedikit banyak tahu karena orang tua ada kebun kopi, jadi belajar sedikit-sedikit juga tentang kopi.

    Keren Kak!

    Salam kenal Kak.
    Saya kenal kakak dari 1m1c.

    Ditunggu juga ya blog walking ke blog-ku.

    BalasHapus
  16. Ilmu baru lagi nih tntang cara menyeduh kopi. Ternyata selain jenis biji kopi yang bermacam-macam, cara menyeduhnya pun berbeda-beda ya. Kalau dikulik ga habis-habis

    BalasHapus
  17. Klo dirumah sering bikin sendiri song ya mba kopinya? Aku enggak telaten klo urusan bikin kopi. Jadi maunya tinggal minum aja. Hehehe

    BalasHapus
  18. Suhu air..mempengaruhi cita rasa kopi ya..

    Pecinta kopi pasti paham banget ini.., bahkan bagi yang sudah biasa..cara mengaduknya juga mempengaruhi...

    BalasHapus

Posting Komentar