header permata pengalamanku

[Ulasan Film] Searching: Mencari Putri yang Hilang Melalui Jejak Digital

11 komentar
searching

Siapa yang suka nonton bareng suami? Aku termasuk salah satunya. Nonton-nya ya di rumah saja, di depan layar komputer. Aku memang jarang sekali nonton di bioskop. Baru ke bioskop lagi  setelah belasan tahum absen, ya pas nonton bareng Film Iqro My Universe itu.

Baca juga: Nonton Film Iqro My Universe Tayang Perdana.

Yang bikin gemas setiap mau nonton bareng Suami adalah memilih filmnya. Biasanya, Suami suka menggodaku dengan menawarkan film-film yang jelas-jelas tidak kusuka.

Aku tidak suka film yang di dalamnya terdapat adegan terlalu mesra, sadis, melibatkan hantu dan alien. Sementara Suami sama sekali tidak suka film drama. Agak susah menemukan kata sepakat mau menonton apa. Tak jarang, jadinya kita malah mencari alternatif we time selain menonton film.

Film Searching adalah tawaran Suami yang langsung kusambut dengan antusias. Tentu saja, Suami tertarik dengan film ini karena mengandung unsur thriller. Pada dasarnya, aku suka kisah detektif. Makanya aku setuju. Apa lagi pernah sekilas membaca ulasan film Searching ini yang katanya bagus.
Sempat kawatir juga sih, jangan-jangan ada adegan yang tak senonoh atau penuh darah. Syukurlah, di sini tidak ada sama sekali, Teman! Ini salah satu film bersih yang sangat berkualitas. Pantas saja memenangkan Feature Film Prize di Sundace Film Festival pada Januari 2018.

Padahal, Film Searching ini dibuat dengan anggaran hanya satu jutaan dolar, lho. Para pemainnya bukan bintang terkenal. Sutradaranya pun baru berumur 26 tahun! Memangnya, apa sih, keistimewaaan film ini? Yuk, simak ulasanku tentang Film Searching ini terus, ya!


Film Searching Bercerita Tentang Apa?



Genre: drama, thriller
Pemain: John Cho, Debra Messing, Joseph Lee, Michelle La, Sara Sohn
Sutradara: Annesh Chaganty
Durasi: 101 menit
Rate Umur: 13 tahun ke atas

Film Searching bercerita tentang keluarga harmonis David Kim (John Cho) bersama istrinya Pamela (Sara Sohn) dan anak perempuannya yang bernama Margot. Mereka adalah keluarga modern yang sudah terbiasa menggunakan teknologi canggih untuk merekam keseharian.

Hingga kemudian Pam meninggal akibat kanker. David Kim pun tetap tinggal berdua dengan anaknya yang berusia 16 tahun itu. Suatu hari, David Kim menemukan putrinya menghilang secara misterius. David melaporkannya pada pihak keamanan.

Polisi mengirim detektif Rosemary Vick (Debra Messing) untuk menemukan Margot. Berbagai investigasi dilakukan hingga 37 jam dan tanpa hasil. David memutuskan mencari sendiri putrinya. Ia yakin Margot tidak kabur dari rumah seperti dugaan detektif, karena ia merasa mengenal anaknya.

David mencari anaknya melalui jejak digital yang terdapat dalam laptop Margot yang tertinggal di rumah. Aktivitas ini menyadarkannya tentang banyak hal yang tak diketahuinya terkait putrinya, termasuk bahwa Margot masih berduka cita atas kepergian ibunya.

Kejutan-kejutan dari penemuan David selama mencari anaknya ini pun kian dipenuhi teka-teki, deg-degan, penasaran dan ... twist! Mencari lagi, twist lagi, menemukan sesuatu, berselancar ke sana ke mari, twist lagi, pokoknya seru! Jadinya, bagaimana nasib Margot? Apakah dia korban, atau pelaku?


Yang Aku Suka dari Film Searching


Visualisasinya


Searching
Margot Cinta yang Hilang (Yang nyambung ketahuan umurnya. Hihihi ...)

Asli beda! Sepanjang film, sebagian besarnya kita hanya melihat para pemeran melalui media seperti layar laptop, ponsel, televisi, dan teknologi lainnya. Ya, film ini memakai sudut pandang monitor atau screencast. Sebenarnya, sebuah sudut pandang yang akrab dengan kita bukan, sih?

Aku sih, suka banget dengan visualisasi semacam ini. Selain unik, juga karena dekat banget sama kebiasaanku sehari-hari yang suka menatap layar gawai. Kupikir Suami bakal bosan melihat layar kotak melulu. Ternyata, cara ini justru jadi asyik banget, lho. Banyak yang sudah membuktikannya.

Suka sekali dengan cara film ini menularkan emosi hanya melalui layar monitor. Kita akan segera merasa akrab dengan keluarga ini sejak David masih jomblo, lalu menikah dengan Pamela, memiliki anak Margot dan terus mengisi hari-hari bahagia mereka hanya dari kepoin file-file komputernya.

Iya, di sini kita seperti stalker yang terus-terusan mantengin komputernya David buat mengikuti jalan ceritanya. Apa lagi aku menontonnya di layar komputer. Jadi berasa banget sensasinya. Ternyata ini memang cara yang cocok ya, untuk mengajak penonton merasa terlibat dan tetap fokus hingga akhir.

Latar waktu akan bisa kita pahami dari jenis aplikasi yang digunakan, warna dan kualitas gambar yang tampil, atau penunjuk jam dan tanggal di layar. Latar tempat bisa dilihat melalui foto, peta atau hasil googling. Ekspresi pemain ditunjukkan melalui tampilan webcam berkualitas tinggi. 

Bahaya mengancam di tengah malam disampaikan screensaver dari layar komputer yang tak aktif dan dering telepon tak terjawab. Keraguan dapat ditangkap dari jeda saat mengetik atau mengeklik. Kepanikan dan kekalutan dapat terbaca dari cepat dan banyaknya jendela aplikasi yang dibuka. 

Gimana? Berasa kan, serunya?

Tokoh David Kim


searching
David Kim, ayah yang melek digital dan perhatian sama putrinya

David Kim adalah sosok ayah yang sebenarnya di atas rata-rata dibandingkan kebanyakan ayah. Dia sangat melek digital dan peduli sama putrinya, bahkan terkesan agak posesif. Tiap saat bertanya anaknya pergi ke mana, dan bolak-balik mengingatkan untuk buang sampah di kamarnya. Hahaha ...

Namun yang namanya orangtua, tetap saja bisa kecolongan. Ada banyak hal yang tidak kita ketahui sepenuhnya tentang anak-anak. Apa lagi seorang ayah, yang bagaimana pun biasanya kurang peduli dengan detil. Ditambah ada topik yang selalu mereka hindari untuk dibicarakan, yaitu tentang ibu.

Saat anaknya hilang, David Kim tentu dilanda kekhawatiran yang sangat. Namun, ia tetap berusaha berpikir logis dan mengerahkan seluruh kemampuan untuk menemukan putrinya. Bahkan ledakan emosinya di beberapa titik pun akan mudah kita pahami sebagai hal yang wajar. Anak, gitu lho!

Penampilan John Cho sebagai David Kim di film Searching ini sangat layak diapresiasi. Ia berhasil memerankan tokoh ini dengan baik sekali. Ketenangannya, kekawatirannya, inisiatif tingginya, amarahnya, dan optimismenya semua pas di setiap situasi.

Multi Twist-nya


searching
Detektif Rosemary Vick yang berprestasi

Aku suka banget sama film yang twist-nya nggak cuma satu. Serunya jadi berlipat-lipat gitu, ya. Namanya juga mencari, maka menduga-duga itu terus saja terjadi hingga akhir. Menemukan fakta mengejutkan, lalu mengira ini, ditelusuri, ternyata bukan, dan begitu seterusnya.

Banyak yang tak menduga akhir ceritanya. Kalau Suami sih, sudah menduga sejak awal Si Tokoh muncul bahwa dia pelakunya, hanya tak tahu motifnya. Sedang aku, sudah menduga motifnya sejak dialog pertama Sang Pelaku, hanya tak tahu siapa. Tahu dialog kok tak tahu siapa? Itulah dunia maya!

Literasi Digitalnya


searching
Margot saat masih bersama mamanya yang cantik, Pamela Nam Kim

Kita bisa belajar banyak lho, dari film Searching ini. Terutama masalah seputar dunia digital. Aku salut sama tokoh Pamela, ibunya Margot, yang teliti dan rapi menyimpan berbagai informasi seputar keluarganya. Sepeninggalnya, info ini sangat membantu David menelusuri lebih lanjut jejak Margot.

Juga, usaha keras David dalam mempelajari hal-hal baru baginya di dunia internet. Dia bahkan membuat sendiri akun pribadi di sebuah media sosial untuk mengetahui cara kerja dan fitur-fitur di dalamnya. 

Film Searching ini memberitahu kita cara mengumpulkan fakta tertentu dengan bantuan perangkat digital. Lewat browsing, mencari dengan kata kunci atau pun gambar, membaca peta, memasang CCTV, menyusun informasi dalam sebuah silabus dll.

Di sini kita jadi lebih mengenal hiruk-pikuk media sosial. Bagaimana teman yang tadinya tak mengenal Margot secara dekat, kemudian mengunggah video dramatisnya mengaku sahabat baik Margot. Beragam humor di internet yang tidak dimengerti orang tua juga akan membuat kita tertawa.

Film Searching ini menjadi pesan penting bagi orang tua agar lebih peka dan memperhatikan anak, apa lagi di usia remaja yang rentan. Saat ini, pelarian utama seseorang untuk mencurahkan perasaannya adalah di media sosial. Mereka mencari justifikasi dan dukungan dari orang asing.

Baca juga: Film Mahasiswi Baru, Cara Beda Menyampaikan Pesan Pendidikan dan Keluarga.

Penyelesaiannya


Ya, sebenarnya, masalah inti dalam Film Searching ini bukan hanya misteri di balik menghilangnya Margot, melainkan juga hubungan ayah-anak yang renggang setelah kematian Sang Ibu. Saat Ayah menahan diri untuk berbicara tentang istrinya, hal ini direkam anak agar tidak segera move on.

Rasa duka yang berkepanjangan inilah yang membuat Margot menarik diri dari pergaulan dan menutupi banyak hal dari ayahnya. Setidaknya aku lega, Margot memang anak baik seperti yang dikenal ayahnya. Eh, ini spoiler, ya? Sudahkah kamu menonton Film Searching?

Related Posts

11 komentar

  1. Film apa yang terakhir kali kutonton? Oiya, Boboboy The Movie bareng anak-anak, hahaha ... Udah lama banget nggak nonton di bioskop kalau bukan maunya anak-anak. Asaaa sibuk gitu. Ini filmnya masih baru banget ya, Mbak? Aku ajakin teman, ah. Suka nih sama film yang beda dan bikin penasaran begini.

    BalasHapus
  2. Ini udah tayang sejak tahun lalu, kok ��

    BalasHapus
  3. Dulu pengen nonton di bioskop tapi gak ada temen nya. Akhirnya donlot deh,.dan bagus beneran. Justru aku akhirnya donlot karena film ini dapat award di Sundace Film Festival pada Januari 2018

    BalasHapus
  4. Iya aku udah nonton nih film menarik banget ya di kemas tepatnya angle yang diamnbil mewakili banyak orang zaman sekarang yang sehari pasti ada aja yang dicari ya di sosmed

    BalasHapus
  5. Aku dan suami kurang hobi nonton. Hobi kami membaca dan kulineran. Kalaupun nonton bareng paling semacam ilmu pengetahuan, kesehatan atau petualang. Biasanya sih sh channel luar.

    BalasHapus
  6. Mbaaak, keren banget review-nya, bikin saya jadi jatuh cinta sama film ini. Secara, anaku-anaku 1 sudah dewasa muda, 1 remaja, dan 1 lagi menuju remaja. Saya masih suka bertanya-tanya sendiri, bagian mana dari kehidupan mereka yang tidak saya ketahui? Pengen banget anak terbuka semuanya tapi mungkin, gak, ya? Film ini pasti keren banget.

    Satu pelajaran pentingnya, ya, yaitu bahwa ketika salah satu meninggal, ayah atau ibu, yang masih hidup harus menghadapinya dengan dewasa dan jangan membuat anak mengira kita tak boleh move on dengan kematian tersebut. Masya Allah, pesannya dalam banget. Thank you, Mbak. Really appreciate this.

    BalasHapus
  7. Belum nonton filmnya nih, jadi tertarik mau nonton. Film dengan genre seperti ini memang bikin deg degan akan terjadi apa selanjutnya. Btw suamikuh juga ga suka film drama lo mbak , katanya film drama itu bikin lemah hahaa padahal istrinya doyannya film yg menguras air mata

    BalasHapus
  8. Waaah menarik banget nih tentang keluarga melek digital dan ga pake adegan berdarah-darah. Mau ah Cari, udah lama ga nonton film

    BalasHapus
  9. eh, aku lupa mau nonton film ini. padahal penasaran dari kapan tau deeh

    BalasHapus
  10. AAAAAhhh Jadi penasaran dengan film searching. keren juga sih film ini yang banyak pesan moralnya soal keluarga.

    BalasHapus
  11. Aku pernah liat trailernya..
    Dan memecahkan sebuah misteri dari sudut pandang yang berbeda ini membuat penonton makin betah dan penasaran hingga kasus terpecahkan.

    Salut sama sutradaranya yang masih muda dan idenya kreatif.

    BalasHapus

Posting Komentar