header permata pengalamanku

Tips Menyiapkan Naskah Menjadi Novel Series

30 komentar
Novel series

Asalamualaikum. Salam kenal semuanya.

Kali ini aku akan memperkenalkan novel seri pertamaku yang merupakan novel romantis berjudul Ayugesa. Novel ini terdiri dari dua seri, yaitu Seri Gesa dan seri Ayu. Sebenarnya novel ini tidak sengaja menjadi serial. Berhubung naskahnya panjang, maka oleh penerbit disarankan untuk dibagi menjadi dua seri.

Baca juga: Lima (5) Bab Pilihan untuk Bloger yang Ingin Jadi Penulis.

Walaupun tidak sengaja, namun sebenarnya aku sejak awal sudah sadar kalau novel ini bakal panjang. Jadi, aku sudah menyiapkan kemungkinan novel ini akan jadi serial. Entah itu dengan cara dibelah langsung seperti yang ada sekarang, direnggangkan lagi tiap bagiannya, atau dibikin spinoff.

Faktanya memang akhirnya naskah Ayugesa ini ya cuma dibelah tengah begitu saja. Jadi, proses selanjutnya enggak ribet. Akan tetapi, sebelum itu, aku sudah bikin ancang-ancang agar naskah ini juga siap untuk direnggangkan atau di-spinoff

novel seri


Yang Perlu Disiapkan untuk Membuat Novel Series


Nah, berikut ini adalah hal-hal yang aku persiapkan sejak awal agar naskah yang aku ajukan saat itu siap diubah menjadi novel seri dalam berbagai bentuk yang memungkinkan.


1. Stamina

Menulis novel series sudah pasti memiliki tantangan yang cukup besar. Kita harus punya napas sangat panjang untuk bisa mewujudkannya. Stamina ini mencakup mulai dari kesiapan fisik, waktu, ide, dan mental.


2. Kerangka Cerita yang Matang

Ini akan memperkuat narasi dan membuat kita tetap berada pada jalur cerita. Mulai dari menentukan genre, membuat premis yang padat dan unik, mendaftar beberapa poin penting apa yang ingin disampaikan, dan menempatkannya dalam plot yang bergerak.


3. Penokohan yang Kuat

Ini mutlak perlu, ya. Karakter yang unik akan selalu mampu menghasilkan cerita-cerita baru. Sherlock Holmes, misalnya. Jadi, kita harus bisa merumuskan penokohan yang kuat dari tiap karakter. Bukan cuma tokoh utamanya, tetapi sebisa mungkin semua tokoh yang disebutkan di dalam cerita tersebut agar suatu saat kita bisa merenggangkan ceritanya dengan mudah atau justru di-spinoff.


4. Menulis Seri Pertama yang Cetar

Berhubung ini adalah pandangan pertama bagi pembaca, jadi ya harus langsung bagus, ya. Jangan menyimpan kekuatan serialmu ini untuk seri-seri berikutnya. Taruh di seri pertama. Jika perlu, gunakan bagian seru yang tadinya mau kamu taruh di seri selanjutnya itu sebagai prolog atau kamu tebar remah-remahnya di seri pertama supaya pembaca penasaran untuk beli seri berikutnya. 


5. Santai dalam Bercerita

Jangan terburu-buru menyelesaikan cerita. Nikmati dan jabarkan setiap detilnya. Lebih banyak menggunakan show daripada tell. Kalau kita merasa ada bagian yang memiliki plot A dan plot B, kita bisa menjabarkan plot B terlebih dahulu lalu menyiapkan plot A sebagai unit cerita sendiri.


6. Setiap Seri Novel Harus Mandiri

Walaupun sebuah plot besar yang kita siapkan bisa saja dijabarkan pelan-pelan dari seri ke seri, tetapi jangan kemudian kasih cerita yang enggak utuh, ya. Misalnya, banyak konflik yang enggak selesai dan ending yang menggantung. Tetap usahakan agar satu seri itu sudah mewakili satu cerita.


7. Gunakan Open Ending

Artinya, penutup dalam cerita pertama merupakan pengantar kepada cerita selanjutnya.


8. Pikirkan Serial Sepanjang Mungkin 

Jika sudah kelar menulis satu naskah, jangan mentok dengan apa yang sudah jadi sekarang. Pikirkan jika ternyata penerbit memutuskan novel kita jadi trilogi, atau trilogi kita jadi 10 seri. Apa saja yang bisa kita lakukan? Catat buat diolah di masa-masa mendatang.

Novel romantis

Demikian sedikit sharing dariku tentang perjalanan menyiapkan novel romantis Ayugesa ini menjadi novel seri. Yang berminat untuk mengadopsi, silakan order via IG @bukufaridapane, ya.

Omong-omong, novel series apa saja yang selama ini jadi favoritmu?

Related Posts

30 komentar

  1. Novel series memang harus memikat di awal agar Mpo penasaran akan kelanjutan dan akhirnya terus beli series sampai terakhir

    BalasHapus
  2. Jadi ingat Ahmad Fuadi yang ngasih tips ngerampungin negeri 5 menara
    Tulisan fiksi emang bernilai jangka panjang, namun ngga semua orang bisa menulis fiksi, termasuk saya 😀😀😀

    BalasHapus
  3. Stamina yg bikin saya salut nih dari seorang penulis apalagi berseri. Gak mudah melahirkan tulisan dengan segala kegiatan lainnya. Tipsnya bermanfaat, semoga suatu saat bisa mencoba bikin cerita juga hehehe

    BalasHapus
  4. Naskah novel aku terbengkalai sejak lama, idenya berubah terus sampai bingung sendiri konsepnya heheu

    BalasHapus
  5. Konsistensi jg perlu ya kak. Duh, niat sih ada utk membuat buku, tp masih mikir hrs mulai dr mana. Makasih tipsnya

    BalasHapus
  6. Novel series favorit daku ada Narnia, The Lord of The Ring, Harry Potter juga sih.

    BalasHapus
  7. Keren sih ini, kalo bisa bikin novel series apalagi bisa kaya Lord of The Ring, memang harus bisa memainkan imajinasi kita yaaa

    BalasHapus
  8. Setiap karya tentunya harus punya kekuatan. Mulai dari diksi hingga penokohan. Memilih penerbitpun ternyata berpengaruh. Termasuk diantaranya strategi promosi dan penjualan untuk mensosialisasikan buku yg diterbitkan.

    Semua menjadi satu paket yg berkesinambungan. Sayang kan. Punya buku berkualitas tapi salesmanshipnya jalan di tempat.

    Sukses untuk bukunya ya Mbak.

    BalasHapus
  9. Betul banget, butuh stamina ekstra buat nulis novel seri. Kalau di Indonesia ada Lexie Xu dan Luna Torashyngu. Novel-novel mereka terbit di Gramedia Pustaka Utama. Ampun dah, napas seri mereka panjang banget.

    BalasHapus
  10. Novel series memang butuh stamina tinggi, enggak hanya kesiapan fisik, waktu, ide, tapi juga mental. Maka salut saya buat Mbak Farida dengan Ayugesa-nya!..Proses panjang yang berbuah manis pastinya

    BalasHapus
  11. Keren banget kalau bisa bikin novel series. Stamina menulisnya harus tinggi dan pandai mengolah cerita. Iya, sih, memang enak yang meski banyak konflik tapi ada satu yang utama dan selesai.

    BalasHapus
  12. Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna, Laskar Pelangi, Sang Pemimpi

    BalasHapus
  13. by the way, aku juga sedang proses mau buat novel. mohon doanya, Semoga berhasil yaa mbak hehe

    BalasHapus
  14. Menurut ku yang bisa buat novel series tuh hebat. Iya bener banget butuh stamina dan kerangka yang matang supaya gak melebar kemana-mana. Btw selamat ya kak atas novel series pertamanya, semoga aku juga bisa menyusul menciptakan cerita versi ku sendiri

    BalasHapus
  15. Selamat ya mbak Farida sudah rilis novel series pertamanya, tidak mudah bikin novel apalagi yang series atau berkelanjutan.🙂

    BalasHapus

Posting Komentar