header permata pengalamanku

Tips Mengatasi Anak Susah Mandi Sesuai Usianya

6 komentar

Siapa di sini yang anaknya susah sekali diajak mandi? Padahal, tinggal di iklim tropis begini menuntut kita untuk rutin mandi 2x sehari. Sehingga kulit menjadi bersih, sehat dan wangi. Namun, rupanya hal itu tidak serta-merta diamini oleh anak-anak. Duh, mengapa ya, begitu? Bagaimana cara mengatasinya?

Sepertinya, setiap anak ada fasenya ya, malas mandi. Ada yang tidak mau mandi saat masih baru lahir, ada yang ketika sudah lebih aktif beraktivitas, ada juga yang malas mandi justru setelah memasuki usia sekolah. Aku sendiri mengalaminya pada setiap anakku. Ada yang saat baru lahir begitu tenang dimandikan, namun begitu bisa berjalan dia jadi menolak mandi. Ada yang histeris sekali saat mandi di usia awal kelahirannya, namun bisa begitu menikmati saat sudah bisa duduk di dalam bak. Ada yang rajin sekali membersihkan diri sejak bisa mandi sendiri, eh belakangan malah jarang mandi dengan alasan ini-itu.
Dan yang memegang rekor terpanjang tidak suka mandi adalah... Si Bungsu! Dia ini sejak lahir hingga sekarang umurnya sudah hampir 2 tahun, masih saja takut dan berteriak-teriak jika badannya diguyur air. Padahal, kulitnya termasuk sensitif terutama oleh debu dan keringat. Saat baru lahir saja, area pipi dan hidung adalah bagian kulitnya yang mudah bereaksi alergi jika terkena debu. Saat dia mulai aktif, mulailah timbul biang keringat di punggungnya dan daerah-daerah lipatan kulit yang tersembunyi.

Tips Agar Anak Suka Mandi

Bagaimana ini jika anak malas mandi? Apa dibiarkan begitu saja? Tentu tidak! Tiap ibu memang dituntut untuk kreatif mengatasi masalah yang satu ini. Berdasarkan pengalaman, kita bisa memilah penyebab dan solusi bagi anak yang malas mandi berdasarkan usianya.

Bayi Baru Lahir (Usia 0-3 Bulan)

Penyebab:
Biasanya karena belum bisa beradaptasi terhadap lingkungan barunya
Solusi:
Hadirkan suasana mandi yang semirip mungkin dengan lingkungan yang dia rasakan saat masih di dalam rahim. Hal ini bisa diusahakan dengan cara:
  • Menggunakan air hangat, sekitar 37 derajat Celcius
  • Memakai bak yang kecil dan dalam agar posisi bayi mirip dengan kondisinya saat di dalam rahim, yaitu meringkuk. Bisa dengan memanfaatkan baskom besar yang kokoh, wastafel atau ember
  • Memasang white noise, yaitu kebisingan yang menenangkan bayi karena mirip dengan suara yang didengarnya saat di dalam rahim. Misalnya: suara mesin cuci yang mirip dengan suara dalam perut ibu saat sedang mencerna makanan, suara pengering rambut/kipas listrik/penyedot debu yang mirip desing suara pernafasan ibu, suara detak jantung atau gemericik air yang terdengar saat ibu minum
Jika tidak berhasil, atau Ibu kesulitan menghadirkan fasilitas mandi yang nyaman bagi bayi yang baru lahir, maka sekadar menyeka seluruh tubuhnya dengan handuk lembut yang dibasahi air hangat pun sebenarnya sudah cukup, kok. Karena bayi pada usia dini masih belum terlalu banyak aktivitas dan sangat jarang terpapar kotoran yang berarti.

Bayi Usia 3-12 Bulan

Bayi di usia ini sudah aktif bergerak. Mulai dari belajar tengkurap, duduk, merangkak dan berdiri. Mereka juga sudah sangat tertarik mengamati dan berusaha menyentuh berbagai benda di sekitarnya. Jika anak mulai menunjukkan keengganan mandi pada usia ini. bisa jadi inilah beberapa penyebabnya:
  • Lebih suka air sejuk karena terasa segar
  • Lebih tertarik untuk mengeksplorasi sekitarnya
  • Mulai ingin mencoba cara lain berinteraksi dengan air
Ya, untuk iklim hangat seperti di negeri tropis begini, bisa jadi bayi mulai mudah merasa gerah sehingga justru merasa tidak nyaman jika mandi dengan air hangat. Biasanya, bayi di usia 6 bulan sudah bisa dikenalkan dengan air sejuk untuk mandi, yaitu sekitar 26-27 derajat Celcius. Bahkan, untuk beberapa bayi yang tinggal di tempat yang beriklim panas dan sedang musim kemarau, mereka jadi kegirangan saat dimandikan dengan air sejuk di usia 3 bulan.
Selain mencari tahu suhu air mandi yang disukai bayi, kita juga perlu menciptakan suasana mandi yang lebih menyenangkan agar bayi bersedia meluangkan waktu untuk mandi dan bereksplorasi di dalamnya. Hal ini bisa kita usahakan dengan cara:
  • memastikan kondisi kamar mandi bersih dan aman. Mengingat bayi akan cukup aktif dan mengantisipasi hal-hal tidak terduga yang mungkin terjadi. Bersihkan kamar mandi dan baknya sebelum dipakai. Gunakan alat pengaman agar tempat duduk/berpijak bayi tidak licin. Misalnya dengan menyediakan alas mandi atau menggunakan kursi mandi
  • mendekor ulang kamar mandi agar lebih menyenangkan. Bisa dengan menempelkan gambar-gambar lucu dan penuh warna di dinding
  • menyediakan beberapa perlengkapan mandi bayi berbentuk menarik
  • membawa mainan kesayangannya ikut serta saat mandi. Selain itu, kita juga bisa menambahkan mainan karet yang berbunyi jika ditekan agar suasana semakin seru
  • berinteraksi dengan bayi saat mandi. Dengan mengajaknya berbincang atau menceritakan sesuatu

Suhu air mandi sudah cocok, kamar mandi juga sudah semarak dengan aneka hiasan dan mainan, lalu apa lagi? Nah, bisa jadi justru bayi lebih tertarik untuk bermain dengan air daripada berbagai mainan yang disediakan. Cobalah mengenalkan bermacam-macam cara bermain dengan air daripada sekadar berendam, yang mungkin salah satunya akan menjadi favoritnya. Variasi itu bisa berupa:

  • kecipak-kecipak kaki di dalam air
  • menepuk-nepuk air dengan tangan
  • menyipratkan air ke atas
  • mengguyur badan sendiri
  • memakai shower
  • mandi di bawah pancuran
  • menggunakan selang
  • menuang-nuang air dengan aneka wadah
  • bermain gelembung 
  • berenang di dalam bak dll

Anak Usia 1 Tahun Ke Atas

Hal-hal baru yang mungkin menjadi penyebab anak di usia ini jadi malas mandi adalah:

  • trauma dengan acara mandi
  • ingin menunjukkan keakuan

Di usia ini, anak sudah memiliki berbagai pengalaman tentang mandi. Bisa jadi tanpa sengaja diantara sekian banyak waktu mandi itu ada kejadian yang ternyata tidak mengenakkan baginya. Merasa kedinginan, hidung/mulut kemasukan air, mata perih karena sabun/sampo, terpeleset, tidak nyaman jika mandi saat tidak enak badan dll. Selain itu, bisa juga anak menolak mandi karena ingin menunjukkan kekuasaannya mengatur diri sendiri.
Karena kedua alasan di atas, sebaiknya kita tidak serta-merta marah ketika anak tidak mau mandi. Kita bisa mensiasatinya dengan cara:

  • membacakan buku/ memutarkan video pendidikan tentang pentingnya mandi
  • memberi keluasan bagi anak untuk menentukan sendiri berbagai hal terkait dengan acara mandinya. Memilih perlengkapan mandi, mau mandi dengan cara apa, mandi sekarang atau nanti, memakai air hangat atau biasa, keramas atau tidak dll
  • beri tantangan pada anak untuk melakukan beberapa hal sendiri. Menggosok punggung, menyabuni badan, menggosok gigi, mencuci rambut sendiri dsb
  • mengajak anak bermain air. Setelah puas bermain dan basah kuyup, maka kita bisa melepas pakaiannya dan memandikan badannya dengan cepat
  • beri penghargaan saat anak bersedia mandi. Bisa berupa hadiah kecil misalnya handuk dengan gambar favoritnya, atau sekadar pujian, senyuman dan pelukan

Lactacyd Baby, Rahasia Kulit Sehat Sejak Bayi

Karena sudah memegang aneka trik untuk membantu anak suka mandi, maka aku tidak terlalu kawatir jika suatu saat Si Bungsu menunjukkan penolakannya. Aku menghargai berbagai pilihannya untuk mandi. Dia tak suka diguyur, namun suka bermain air, apa lagi air yang mengalir. Maka, sambil dia bermain air, aku bisa membasuh tubuhnya.
Termasuk ketika dia menolak memakai sabun dan sampo. Iya. Jika kebanyakan anak akan girang bermain busa saat mandi, maka Si Bungsu justru akan histeris. Mungkin dia kawatir akan masuk ke matanya atau tidak merasa nyaman ada benda digosokkan ke badannya.
Mandi tanpa sabun dan sampo? Memangnya tidak apa-apa? Tenang! Walaupun Si Bungsu anti dengan sabun dan sampo, kulitnya tetap sehat lho, sejak bayi. Padahal kulitnya tergolong sensitif. Paling-paling, ya hanya mengalami ruam, biang keringat atau iritasi ringan saja jika sempat terlambat mandi. Namun begitu berhasil membasuh badannya, maka semua masalah kulit tersebut langsung teratasi.

Lho kok bisa? Iya dong, kan ada #LactacydBaby! Sudah kenal belum dengan produk ajaib ini? Produk ini bisa dengan mudah kita jumpai di supermarket terdekat dan hadir dalam 3 varian kemasan, yaitu 60 ml, 150 ml dan 230 ml. Harganya juga cukup terjangkau. Untuk kemasan 60 ml bisa kita dapatkan dengan harga sekitar 25 ribu rupiah. Sedangkan kemasan 150 ml harganya berkisar 69 ribu rupiah. Dan kemasan terbesar cukup senilai 90 rupiah saja.


Lactacyd Baby ini merupakan brand internasional yang diyakini sebagai #BabySkinExpert dan sudah terpercaya untuk menjaga kulit bayi dari iritasi ringan, lho. Banyak direkomendasikan oleh tim medis mulai dari level bidan hingga dokter spesialis. Hal ini disebabkan oleh kandungan alami dari ekstrak susu serta formulasinya dengan pH 3-4 yang sesuai untuk kebutuhan kulit bayi. Setiap 100 ml cairan Lactacyd Baby mengandung 0,93 ml Lactoserum dan 1 gram Asam Laktat.

Iya. Kalau tidak mengalami sendiri, aku juga tidak percaya deh. Ternyata memang formula yang paling cocok untuk merawat dan membersihkan kulit sensitif seperti yang dimiliki kulit bayi itu bukan yang bersifat basa nan licin dan berbusa-busa itu. Namun justru formula dengan pH rendah seperti kandungan aktif dalam Lactacyd Baby. 


Lactacyd Baby dikemas dalam sebuah botol dengan desain ramping yang mudah digenggam karena memiliki bagian lekukan yang pas untuk tangan. Hadir dengan warna putih bersih berhiaskan gambar lucu dalam warna-warni yang cantik. Tutup botolnya berupa fliptop yang mudah dipakai dan dapat menutup dengan sempurna. Ukuran lubang untuk mengeluarkan isinya pun pas sehingga bisa mengontrol jumlah yang dipakai agar tidak kebanyakan. Cairannya encer berwarna putih susu dengan aroma lembut yang menenangkan, khas aroma produk bayi. Pantas saja anakku betah berlama-lama mandi bersamanya.


Menggunakan Lactacyd Baby, menghilangkan berbagai kecemasan Si Bungsu terhadap acara mandi. Dia tetap bisa menikmati segarnya air sepuasnya tanpa gangguan aneka bentuk busa akibat kandungan deterjen yang berlebihan yang biasa ada dalam sabun atau sampo. Bahkan, cairannya tidak pedih di mata, lho! Jadi, Si Bungsu bebas bersenang-senang dengan caranya tanpa drama mata pedih.


Mau coba juga? Jangan lupa untuk mengocok isinya terlebih dulu sebelum pakai. Soal takarannya, disesuaikan dengan kebutuhan, ya.

Untuk Mandi

  • Bayi: Larutkan 2-3 sendok teh (kurang lebih 5 ml) ke dalam air mandi bayi. Gunakan untuk menggosok kulit bayi dengan lembut lalu bilas dengan air bersih
  • Anak: Gunakan seperti sabun cair lalu bilas dengan air bersih

Untuk Keramas

Gunakan seperti layaknya sampo. Gosokkan ke kulit kepala bayi lalu bilas dengan air bersih.

"Formula bersifat asam begini sepertinya hanya cocok untuk dipakai sekali-sekali ya, jika kulit bayi bermasalah?" Tentu tidak! Lactacyd Baby telah teruji secara dermatologi dan dapat digunakan 2x setiap hari saat mandi. Lactacyd Baby benar-benar andalan deh, untuk mengatasi masalah kulit yang biasa terjadi pada bayi seperti iritasi ringan, ruam popok atau kerak pada kulit kepala.

Ini buktinya! Kulit anakku tetap sehat, bersih dan lembut dirawat dengan Lactacyd Baby. Sstt... Jadi, kalau ada cerita bayi berkulit sensitif tetap bisa sehat kulitnya walaupun malas mandi dan tidak mau memakai sabun, Anda sudah tidak heran lagi sekarang. Sudah tahu rahasianya, kan?

Related Posts

6 komentar

  1. brand ini memang cocok banget buat kulit sensi, yaa

    BalasHapus
  2. Kalau anakku hobi banget mandi. Dari dulu kalau ngajak mandi aku bilang main air. Betah banget ��

    BalasHapus
    Balasan

    1. Hihihi.. Iya nih. Anakku suka main air tapi ogah basah. Jadi kudu disibukkan dgn acara main air dulu baru lama2 dia rela basah :p

      Hapus
  3. Wah sama kek dhaff wktu kecil bund. Triknya bawain semua mainannnya kedalam bak mandinya. Pas asyik main pas deh lgsg disabunin. Dan digosok2. Hehehe.. menyenangkan y pakai lactacyd baby.

    BalasHapus

Posting Komentar