header permata pengalamanku

Diary Ramadhan Penuh Berkah 2017

10 komentar

Ramadhan Penuh Berkah Bersama Abutours & Travel

Hai, Sahabat! Bagaimana pengalamanmu selama Bulan Ramadhan tahun ini? Adakah kisah menarik di baliknya? Katanya, Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Dan aku bersyukur merasakan berkah Ramadhan di tahun ini. Semoga Anda juga mengalaminya, ya. Mau tahu apa saja kebaikan yang kudapatkan pada Ramadhan kali ini? Tentu saja, jika disebutkan, akan sangat banyak. Namun aku akan menceritakan 3 diantaranya.



Putri Ketigaku Belajar Berpuasa

Putri Ketigaku lahir di Bulan Ramadhan, tepatnya 11 Ramadhan. Salah satu berkah yang kudapatkan pada Bulan Ramadhan tahun itu. Dan kini, dia tepat berusia 7 tahun menurut Kalender Hijriyah. Saatnya untuk mulai belajar menjalankan berbagai syariat agama, termasuk salah satunya berpuasa Ramadhan.
Usia 7 tahun baru belajar puasa? Iya, aku tahu bahwa banyak orangtua yang telah membiasakan anaknya berpuasa pada usia yang lebih dini. Namun kami memilih untuk mulai mengajarkannya secara formal saat anak berusia 7 tahun.
Sebelum itu? Mereka cukup mendapatkan pelajaran dari melihat perilaku kami sebagai orangtuanya di Bulan Ramadhan. Bangun sahur, lalu tidak makan dan minum hingga adzan Maghrib. Suatu saat, pastilah akan muncul pertanyaan terkait dengan aktivitas yang berbeda dari keseharian itu. Kita akan menjawab secukupnya sesuai daya tangkapnya saat itu. Tanpa perlu menawari atau pun bujuk rayu agar anak mau ikut berpuasa.

Sebenarnya dia sudah mulai tertarik ikut berpuasa sejak tahun kemarin. Hanya saja, aku belum menangkap bahwa dia sedang berpuasa. Lucu sekali. Ternyata dia memiliki cara yang berbeda dalam memahami makna “Puasa Maghrib.”
Setiap hari dia berkata, “Umi, aku ikut puasa, ya.” Aku mengiyakan saja. Walau kadang dia mengatakan itu sambil membuka kulkas dan mengambil makanan atau minuman dari dalamnya lalu menikmatinya.
“Lho, katanya puasa?” tanyaku.
“Iya, aku kan Puasa Maghrib,” jawabnya dengan riang dan penuh percaya diri. Aku hanya bisa mengerutkan kening. Bingung apa maksudnya. Aku hanya tertawa geli dan berpikir pasti dia salah paham, nih. Tapi aku belum tahu salah di mananya.
Setiap hari pula dia akan berulang kali bertanya, “Umi, sudah Maghrib?” Dan alangkah gembiranya dia begitu adzan Maghrib berkumandang. Dia pun melompat girang dan tersenyum-senyum hingga adzan Isya’ tiba. Sampai aku suatu saat menyadari bahwa dia belum makan malam, aku pun bertanya, “Kok dari tadi nggak ikut buka?”
“Aku kan Puasa Maghrib. Jadi waktu Maghrib ya aku nggak makan nggak minum.” katanya.
“Hah? Ya Puasa Maghrib itu artinya puasa sampai Maghrib. Begitu Maghrib datang, kita batalkan puasa dengan makan dan minum,” jelasku.
“Jadi Umi tidak makan dan minum waktu ada matahari? Waktu matahari terbenam Umi makan dan minum?” tanyanya.
“Iya,” jawabku.
“Kalau begitu, berarti Umi itu Puasa Matahari, bukan Puasa Maghrib. Karena nggak makan dan nggak minum saat ada matahari. Kalau Puasa Maghrib, kita nggak makan dan nggak minum saat Maghrib. Gitu, Mi! Ya sudah aku besok Puasa Matahari saja kayak Umi.”
Tepok jidat, deh. Akhirnya ketahuan juga di mana salah pahamnya. Maka esoknya, yaitu hari terakhir Ramadan, dia pun berpuasa sehari penuh hingga Maghrib. Tapi tetap saja dia ngotot bahwa dia sedang Puasa Matahari, bukan Puasa Maghrib. Hehehe…

Ramadan tahun ini, di hari pertama, dia sudah berpuasa sehari penuh. Demikian pula di hari kedua. Walaupun dia malas bangun sahur dan sempat membuka kulkas di siang hari sambil bertanya apakah dia boleh berbuka. Saat aku izinkan, ternyata akhirnya dia memilih untuk melanjutkan puasanya hingga Maghrib.
Di hari ketiga, kembali dia malas sahur. Pagi harinya dia berkata, “Umi, bolehkah aku mulai berpuasa saat usiaku sudah tepat 7 tahun?” Dan aku pun mengiyakan. Setiap hari dia bertanya kurang berapa hari lagi dia genap 7 tahun.
Dan saat malam ke-11, aku mengabarkan padanya bahwa besok dia sudah bisa mulai belajar berpuasa lagi. Dia pun menyambut dengan bersemangat. Benar saja, sejak 11 Ramadan, dia giat bangun sahur dan tetap menjalankan puasanya hingga Maghrib. Tentu saja dengan pemahaman tentang Puasa Maghrib yang sudah benar. Hehehe…

Positif Hamil!

“Kok kamu tahu, sih?” tanya Suami keheranan melihat hasil kegigihanku minta dibelikan testpack lagi. Padahal baru saja beli minggu kemarin dan hasilnya negatif. Naluri ini memang tak bisa dibohongi. Nah, akhirnya ketahuan juga mengapa puasa kali ini hanya awalnya saja yang bersemangat. Hari-hari berikutnya terasa berat dan melelahkan. Padahal, asupan dan aktivitasnya juga kurang lebih sama saja. Apalagi Sang Tamu Bulanan tak kunjung tiba. Akhirnya, benar saja. Dua strip!
Hal ini member warna tersendiri pada Ramadhan kali ini untuk #LebihDariSekedarNikmatnyaIbadah. Berpuasa sambil hamil dan menyusui, tidak semua berkesempatan menjalaninya.

Mendapat Informasi Umroh Murah Bersama Abutours & Travel

Ya, Haji Umroh adalah salah satu ibadah impian bagi setiap muslim di dunia. Setiap memasuki Ramadhan, yang langsung terngiang adalah keinginan untuk dapat melaksanakan Umroh Ramadhan. Alhamdulillah, Ramadhan kemarin, aku membaca informasi tentang Travel Umroh dengan biaya Umroh yang terjangkau. Semakin mantap hati ini untuk mempersiapkan diri daftar Umroh dan menjalankan Ibadah Umroh melalui biro ini. Aku yakin, memang #SemuaBisaUmroh.
Untuk keterangan lebih lanjut, baca artikel berikutnya, ya.



Tulisan ini diikutkan dalam Blog Contest Ramadhan Bersama Abutours &Travel.

Related Posts

10 komentar

  1. Semoga Spririt Ramadhan nya hingga hari ini esok dan seterusnya, amin ...

    BalasHapus
  2. Ramadhan berkah, bagusnya memand diajarkan sedari kecil ya, Teh. Kalau dari kecil sudah terbiasa puasa, in shaa Allah besarnya sudah terbiasa, walaupun bolong-bolong juga awalnya..he
    Lucu itu bonekanya :)

    Semoga bisa bertemu lagi di Ramadhan berikutnya ya, Teh..aamiin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin...
      betul, pengajaran sejak kecil sesuai usianya :)

      Hapus
  3. Alhamdulillaah anak2ku udah belajar berpuasa sejak TK meskipun mulai dari beberapa jam hingga berhasil full. Aku ga mengiming-imingi hadiah loh. Kalaupun mau kasih reward dll aku tekankan bahwa berpuasa itu wajib hukumnya buat yang sudah baligh. Biasanya yg kasih hadiah itu kakek, nenek maupun tante dan omnya hehehe... Kalau aku dan papanya anak2 memberika reward dalam bentuk berbeda.

    BalasHapus
  4. Hihi jadi ketawa sendiri baca cerita anaknya yang belajar puasa

    BalasHapus
  5. Ramadhannya penuh berkah ya mba. Saya juga Alhamdulillah tahun ini anak bisa puasa full

    BalasHapus

Posting Komentar