header permata pengalamanku

[Resensi] Si Anak Badai: Konflik Antara Kearifan Lokal dan Modernitas

237 komentar
Si Anak Badai
Si Anak Badai karya Tere Liye

Identitas Buku


Judul: Si Anak Badai
Penulis: Tere Liye
Penulis Pendamping: Sarippudin
Penerbit: Republika Penerbit
Cetakan: Pertama, Agustus 2019
Dimensi: 13,5 × 20,5 cm
Tebal: 318 halaman
Berat: 359 gram
No. ISBN: 978-602-5734-93-9
Harga: 70.000 rupiah

Si Anak Badai
Si Anak Badai, buku keenam dari Serial Anak Nusantara yang mewakili kehidupan anak di kampung nelayan

Orientasi


Si Anak Badai merupakan karya terbaru Tere Liye dengan menggandeng Sarippudin sebagai penulis pendamping, setelah sebelumnya berkolaborasi dalam novel "Pergi." Buku ini adalah buku ke enam dari Serial Anak Nusantara yang terpisah jalan ceritanya dari kelima buku sebelumnya.

Sebagaimana Serial Anak Nusantara yang sudah ada, target pembaca Si Anak Badai juga untuk semua umur. Berisi tentang kehidupan khas anak-anak negeri ini yang tetap ceria dalam kesederhanaan.

Si Anak Badai
Desain sampul buku Si Anak Badai yang sangat cantik

Buku Si Anak Badai menggunakan kertas sampul yang cukup tebal dengan doff finishing.  Tulisannya berwarna putih yang mudah dibaca. Bagian judulnya merupakan huruf timbul, memberikan sensasi tambahan yang istimewa saat menyentuhnya.

Gambarnya berupa siluet perahu yang tengah berlayar kala senja. Tampak dermaga kayu dan perahu dayung berjejer di bagian depan pembaca, serta jajaran rumah apung di kejauhan. Secara umum, aku suka sekali dengan ilustrasi ini. Sangat romantis dan mewakili kehidupan warga dalam cerita.

Novel ini juga dilengkapi dengan pembatas buku bergambar sama ditambah logo penerbit di bawahnya. Sangat membantu untuk menandai halaman terakhir yang sedang dibaca.

Si Anak Badai
Sebagaimana anak Kampung Manowa lain, Si Anak Badai suka mengisi hari libur di pinggir sungai menunggu kapal

Sinopsis


Buku ini berkisah tentang kehidupan di sebuah kampung terapung, yaitu Manowa. Tiap hari libur, anak-anak di sini gemar menanti kapal di balai pinggir sungai. Tujuannya untuk menangkap lemparan koin dari para penumpang, atau berlomba menyelam melewati bawah lambung kapal.

Tokoh sentral dalam buku Si Anak Badai adalah Zaenal yang akrab dengan 3 teman sekolahnya sesama kelas 6 SD, yaitu: Ode, Awang, dan Malim. Mereka biasa bermain, berdiskusi dan memecahkan masalah bersama. Termasuk ketika Malim ingin berhenti sekolah.

Selain menceritakan pertemanan keempat anak yang di kemudian hari menyebut dirinya geng Si Anak Badai ini, kita juga diajak mengenal keluarga Zaenal serta warga yang lain.

Masalah terbesar yang dihadapi kampung ini adalah proyek pembangunan pelabuhan di Muara Manowa. Bahkan, Pak Kapten yang paling vokal menentang pun ditangkap dengan tuduhan palsu. Si Anak Badai berusaha mencari cara untuk menyelamatkan Pak Kapten dan Kampung Manowa.

Si Anak Badai
Balai di pinggir sungai, tempat berkumpul anak-anak Kampung Manowa

Alur Cerita


Isi bersih cerita dalam buku ini setebal 318 halaman, terdiri dari 25 bab yang berpindah-pindah menceritakan dengan alur maju tentang Zaenal, keluarganya, sekolah, warga kampung yang lain, dan konflik seputar proyek pembangunan pelabuhan.

Secara pribadi, aku tidak terganggu walau alurnya tidak selalu berurutan menceritakan tentang satu hal. Justru, itu terasa mengasyikkan dan tidak monoton. Sangat menggambarkan kehidupan warga kampung yang memang beraneka rupa. 

Kisah dalam buku Si Anak Badai ini mengalir melalui sudut pandang orang pertama dari tokoh utamanya, yaitu Zaenal.

Si Anak Badai
Berenang di muara sungai, salah satu hobi anak-anak Kampung Manowa

Bab pertama sudah dibuka dengan kisah fantasi yang menakjubkan, dilanjutkan dengan gambaran kebiasaan seru anak-anak Manowa di hari libur. Berkumpul di balai-balai tepi muara menunggu kapal datang dan membunyikan klakson. 

Kalau yang lewat kapal barang, kami akan adu cepat menyelam melewati lambungnya. Kalau yang lewat kapal penumpang, kami akan berenang di samping kapal, melambaikan tangan ke arah penumpang di atasnya, menunggu mereka mengeluarkan uang logam ke bawah. Kemudian kami berebutan menngambil uang itu ... (halaman 9)
.
Si Anak Badai
Mengukur badan para pelanggan jahitan Mamak adalah salah satu keahlian Zaenal dan adik-adiknya

Bab 2 mengajak kita mengenal keluarga Zaenal. Orangtua mereka merupakan tipikal orangtua idaman. Mamak Fatma adalah pekerja keras dan penyayang walaupun terkadang bersikap tegas. Sedangkan Pak Zul seorang ayah yang penyabar dan bijaksana.

Kami tiga bersaudara. Aku yang paling tua. Ada adikku Fatah, usianya sebelas tahun, kelas lima SD. Dan Thiyah, sembilan tahun, kelas tiga SD. (halaman 19).

Yang aku kagum dari ketiga anak ini adalah kemampuan mereka membantu mamaknya yang penjahit dengan mengukur badan para pelanggan. Padahal, itu membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Bahkan, Si Bungsu Thiyah sudah pandai membuat saputangan cantik dari kain perca.

Sejak akhir Bab 3, aku mulai menegakkan dudukku dan berjanji menyelesaikan membaca buku Si Anak Badai ini. Hal ini dipicu oleh nama tokoh terkenal di dunia nyata yang tercantum di sana. Aku jadi berpikir, apakah cerita ini juga mengandung kisah nyata di dalamnya?

Si Anak Badai
"Ilmu milik Allah sangat luas, ..." terang Guru Rudi (halaman 58)

Di Bab 5, kehadiran tokoh Guru Rudi yang mengajar mengaji akan membuat jatuh cinta dengan kelembutan dan kedalaman ilmunya. Beliau memberi penjelasan atas pertanyaan anak-anak yang seolah tak pernah puas dengan jawaban-jawaban yang ada.

Si Anak Badai
Jembatan kayu, satu-satunya akses menuju masjid

Melompat ke Bab 8, ada bagian yang sangat mendebarkan seperti adegan film, yaitu saat jembatan masjid sedikit demi sedikit runtuh. Dimulai dari keyakinan akan kekuatan jembatan, kemudian terasa goyangan pertama, hingga papannya berjatuhan satu per satu. Epic!

Bertambah keseruan dengan Bab 10 yang menceritakan kehebohan ibu-ibu berlatih rebana. Hal ini tergambar sejak paragraf awalnya di halaman 107:

Ada dua waktu ketika mamak-mamak kita tidak boleh diganggu. Satu, saat mereka sedang memasak. Dua, saat mereka sedang latihan rebana.

Bab 11 menggambarkan kesibukan Mamak Fatma yang tidak dapat ikut berlatih rebana, namun memilih menjahitkan baju seragam untuk grup rebana ini. Di bab ini juga kita tahu bahwa ternyata warga kampung Manowa memiliki budaya saling berbalas pantun. Ahay!

Berlanjut di Bab 12, ternyata yang bersemangat bukan hanya para ibu, melainkan seluruh warga. Ini adalah bagian dari penghormatan kepada tamu, bahkan walau tamunya akan merebut hak mereka. Yang lucu lagi, tradisi berombongan mengikuti orang asing ke mana pun ia melangkah. Hahaha.

Si Anak Badai
Pasar Terapung, pendukung romansa Zaenal dan Rahma

Bab 15 menyajikan polesan roman dalam novel Si Anak Badai. Ya, tentu saja romantika lugu anak seusia kelas 6 SD.

Bab 16 dan 17 memberikan konflik yang cukup pelik. Malim ingin berhenti sekolah! Aku suka sekali dengan cara bagian ini terselesaikan. Solusi yang sangat khas dalam pertemanan anak lelaki, yaitu: rasa setia kawan, pengorbanan dan dukungan.

Kabar yang mengejutkan akan kita temui di Bab 19, Pak Kapten ditangkap! Disinyalir itu akibat kelantangannya menentang pembangunan pelabuhan di Manowa.

Si Anak Badai
Bagan, tempat memperoleh umpan bagi Ikan Cakalang

Bab 20 sangat seru dengan hujan cakalangnya. Sejak awal persiapan Za, selama perjalanan, hingga akhirnya mendapatkan banyak hasil. Sungguh beruntung Za dan teman-temannya menikmati petualangan baru dan belajar banyak hal di sini.

Bab berikutnya adalah favoritku. Di sini tampak sekali kecerdasan, keberanian dan rasa setia kawan yang dimiliki Za saat berusaha menyelamatkan kawannya di tengah badai menerjang. Sejak itu, mereka menamakan diri sebagai geng Si Anak Badai.

Bagian selanjutnya hingga akhir bercerita tentang kesempatan yang ditemukan Si Anak Badai untuk menggagalkan proyek pembangunan pelabuhan dan membebaskan Pak Kapten dari tuduhan. Seru, deg-degan, geli, pokoknya asyik!


Si Anak Badai
Mengintip isi tiap ruangan dalam yacht untuk mengatur strategi 

Ada beberapa bagian yang membuatku membalik kembali halaman-halaman sebelumnya, karena cerita terasa berkembang begitu cepat. Aku kawatir ada bagian yang terlewat. Tapi, ternyata memang sengaja dilompati untuk dijelaskan ke depannya. Gemas dan menarik!

Kalian keliru kalau menyangka aku gagal mendapatkan ubi jalar warna ungu yang bagus-bagus. Ingatlah, selalu datang pertolongan Tuhan untuk anak sebaik aku. (halaman 175)

Penyelesaian konflik terasa cergas. Cepat memang, namun tepat. Bukan berarti terburu-buru, karena sesungguhnya setiap potensi solusi ini sudah disediakan sejak awal bab. Cukup dengan memahami bahwa anggota geng Si Anak Badai memang anak-anak istimewa dibanding anak lain seusianya.

Bab pertama telah membuatku percaya bahwa Awang jago berenang. Bab 13 meyakinkanku bahwa Malim menguasai ilmu nelayan. Bab 16 menyadarkanku bahwa Ode itu setia kawan. Bab 4 mulai memberitahukan kalau Za banyak akal. Jika aksi ini dipimpin Za, aku percaya mereka akan berhasil.

Kampung muara sungai, dari sinilah kisah Si Anak Badai lahir

Latar


Kampung Manowa bukanlah nama lokasi yang sesungguhnya. Jika ditilik dari bahasa dan nama-nama tokohnya, ditambah dengan kayu ulin, kelapa sawit dan lain-lain, kemungkinan buku ini mengambil latar tempat yang terinspirasi dari kampung apung khas Melayu di daerah Sumatra.

Sedangkan latar waktu bisa dilihat dari lagu kasidah yang populer saat itu, alat kaset rekaman, aparat pemerintah yang represif dan masa di mana Sang Tokoh sudah terkenal dan KPK. Sepertinya, kisah Si Anak Badai ini berlatar waktu awal tahun 2000-an.

Cara penjabaran detil latarnya sangat rinci dan teliti, seolah Si Anak Badai ini adalah temanku sendiri dan semuanya benar-benar terjadi di depan mata.


Bahasa


Aku bersyukur, walaupun buku ini menggunakan latar kedaerahan, namun ternyata bahasa yang digunakan hampir seluruhnya menggunakan Bahasa Indonesia. Ini sangat memudahkan dalam mengikuti alur cerita, tanpa harus bolak-balik melirik ke catatan kaki.

Walaupun ada 2 orang penulis di sini, namun tidak terasa adanya perbedaan gaya bahasa. Bisa jadi, hal itu disebabkan oleh hubungan kedua penulis yang sejatinya kakak beradik, sehingga memiliki kebiasaan berbahasa yang sama dan lebih mudah sambung rasanya.


Penokohan


Hampir semua karakter dalam buku ini digambarkan dengan cukup detil. Baik secara eksplisif, melalui sikap atau pun dialog. Masing-masing peran memberikan kontribusi yang baik untuk mengantarkan jalan cerita terus berkembang.

Si Anak Badai
Hendaklah kita seperti laut, yang bijak menyimpan aneka kekayaan dan ilmu dalam dirinya

Amanat


Novel Si Anak Badai sangat sarat akan pesan moral yang agung. Semua dibungkus dengan cara yang ringan dan mengena di hati. Pelajaran yang bisa kita petik dari buku ini, antara lain:

1. Berbakti pada Orangtua

Tahu beratnya pekerjaan Mamak membuat kami tidak banyak protes. Apa pun yang Mamak masak akan kami makan. Betapa pun tidak rapinya baju yang disetrika Mamak, selalu kami kenakan dengan gaya. (halaman 128)

2. Bertanggung Jawab

Mamak menyuruh kita bertanggung jawab. Aku tidak mau pulang sebelum urusan ini selesai. (halaman 43)

3. Menyadari Luasnya Ilmu Allah

Ilmu milik Allah sangat luas, ibarat kita mencelupkan telunjuk kita di laut, lalu kita angkat telunjuk itu, maka air yang menempel di telunjuk kita adalah ilmu yang Allah anugerahkan. Sedangkan air lautan yang tak terhingga banyaknya, itulah ilmu Allah. (Hal 58) 

4. Memaafkan

 Kita tidak boleh terus marah atas kesalahan orang lain, Fat. Yang membedakan orang yang melakukan kesalahan itu adalah orang yang belajar dari kesalahannya, ... (halaman 72)

Memperbaiki jembatan rusak bersama-sama, salah satu wujud gotong-royong warga Manowa

5. Gotong-Royong

Semua warga ikut gotong-royong. Pembagian tugas dilakukan. Bapak-bapak dan para pemuda mengerjakan jembatan... (halaman 175)

6. Suka Menolong

Baiklah kalau begitu. Kau tenang saja, Tia. Sebelum lonceng tanda istirahat selesai, aku akan membawa kembali bolpoin kesayanganmu itu. (halaman 35)

7. Pentingnya Belajar

Mau jadi apa pun, sekolah tetap penting. Jadi pedagang juga butuh sekolah. (hal 189)

Si Anak Badai
Mendayung bersama lebih ringan daripada sendirian

8. Persahabatan

 Seorang teman tidak akan meninggalkan temannya sendirian. (halaman 191)

9. Jujur

Andai saja Pak Mustar memilih jujur, ... proyek pelabuhan ini pasti dibatalkan. Kelas kita tidak bising lagi. (halaman 266)

10. Berani Karena Benar

  Bila tidak bersalah, tidak perlu dibela oleh siapa pun. (halaman 223)

Si Anak Badai
Pelaut sejati mengandalkan pengalaman dan kecakapan (halaman 246)

11. Percaya Diri

Aku memang bukan anak nelayan. Aku hanya anak pegawai kecamatan. Tetapi, pelaut tidak ada urusannya dengan siapa orangtua kita. (halaman 246)

12. Menghadapi Kekuatan dengan Kelembutan

Kami tidak bisa melawan kekerasan dengan kekerasan, kami harus mengambil hati, memanfaatkan sisi kebaikan mereka.  (halaman 295)

13. Menyiapkan Rencana Cadangan

Kau tidak bilang-bilang ...?
Itu kejutan. (halaman 312) 

Si Anak Badai
Kayu Ulin, semakin keras jika terendam air

Tambahan Pengetahuan


Ada banyak pengetahuan baru yang bisa direguk pembaca dari buku Si Anak Badai. Misalnya, tentang sifat kayu ulin yang kokoh dan awet, namun ternyata akhirnya bisa patah juga.

Kayu ini "ajaib" memang. Semakin lama terendam di air, semakin keras bagai batu. (halaman 93).

Kok bisa? Ternyata itu masalah struktur tanah di Kampung Muara Manowa.

Dermaganya kuat, tapi tanah di bawahnya tidak. (halaman 260)

Kita juga jadi tahu tentang teknik memancing Ikan Cakalang yang dijelaskan di Bab 20. Tentunya, masih banyak lagi serapan ilmu yang bisa diambil dari buku Si Anak Badai ini sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman masing-masing pembaca.


Evaluasi 


Pengetikan di buku Si Anak Badai ini benar-benar rapi dan hampir tanpa cela, membuat kita semakin nyaman membacanya. Hanya ada satu kesalahan, yaitu di halaman 229:

Kali ini mereka tidak sibuk mengolokku, melalinkan ikut ...”

Penyebutan nama tokoh terkenal di akhir Bab 3 memang membuatku makin bersemangat membaca. Namun, kalimat "Nama itu akan penting sekali di akhir cerita kami" adalah bocoran cukup besar yang menurunkan rasa penasaran. Aku jadi bisa menebak bagaimana konflik Manowa ini diselesaikan.

Juga, masih ada timbul tanya, mengapa Pak Sakai bin Manaf dipanggil Pak Kapten? Tentu seru sekali jika Serial Anak Nusantara berikutnya menceritakan kelanjutan kisah Si Anak Badai dan mengupas tentang Pak Kapten.

Si Anak Badai
Meja pertemuan menjadi kunci kesuksesan Si Anak Badai menyelesaikan konflik di kampungnya

Simpulan


Si Anak Badai adalah buku Tere Liye yang pertama dan masih satu-satunya hingga saat ini yang sudah kubaca. Sebagai pengalaman pertama, Tere Liye telah sukses membuatku mengakui keindahan karyanya dan keluasan kreativitasnya. Beberapa kekurangan kecil sudah tidak berarti lagi.

Dengan keseruan jalan ceritanya, tata bahasa yang mudah serta nilai teladan yang positif, buku ini sangat aku rekomendasikan menjadi referensi bacaan keluarga masa kini. Alternatif bagi anak untuk menggantikan interaksi berlebihan dengan gawai elektronik.

Sudahkah kamu membaca karya Tere Liye? Yang mana?

Baca juga: Rahasia Visualisasi dalam Resensi Novel Si Anak Badai

Related Posts

237 komentar

  1. Banyak sekali amanatnya ya mbak.... Rekomendasi bacaan ini

    BalasHapus
  2. Waah bebeerapa buku tere liye di borong sama istri. Tapu saya kihat belum ada judul ini. Kayaknya buget bulan d3pan nih

    BalasHapus
  3. Buku terbitan baru nih
    Alur ceritnya tampak menarik sekali
    jadi ingin mengoleksinya, saya sudah memiliki beberapa buku kartya tire liye

    BalasHapus
  4. lengkap banget mba.... berarti tere liye itu ndak jadi berhenti nulis karena pajak tinggi ya..

    BalasHapus
  5. AKu sudah baca beberapa buku Tere Liye, pinjem bukunya dari ponakan karena keponakanku penggemar buku-buku Tere Liye. Memang bagus sih buku2 Tere Liye, ya. Nah, yang buku Si Anak Badai ini aku malah belum baca :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga baca beberapa buku Tere Liye ini dari teman. Lama-lama malah jadi beli sendiri karena memang bagus. Mau beli ah buku ini buat bacaan anak saya.

      Hapus
  6. Resensinya cukup lengkap ya mba. Ada juga buku Tere Liye lain yang bagus mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. "tentang kamu" atau kalau mba suka yang agak berat "Negeri para bedebah"

      Hapus
    2. Oke sip, coba ntar kucari. Terima kasih referensinya

      Hapus
  7. yang anak badai daku blum baca.
    aku sueneeenggg sama "Negeri para bedebah"
    waduh, itu enjoy bangeettt bacanya :D
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke noted. Ntar coba kucari bukunya

      Hapus
    2. Keren buangeett negeri para bedebah ini
      alurnya cepet dan baguuuss banget!
      --bukanbocahbiasa(dot)com--

      Hapus
  8. Aku baru baca "Berjuta Rasanya"
    Tapi belum selesai seluruhnya.

    Pas BW ini jadi ingat, bahwa aku punya buku Tere Liye
    Beginilah, kalau keasyikan di depan laptop

    BalasHapus
  9. Mbak ini review bukunya lengkap sekaliii. Suka!!
    Aku sebenarnya bukan fans Tere Liye. Bukunya pun baru 1 yang kubaca, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membnci Angin. Tentang cinta tak harus memiliki gitu temanya. Oh ya, aku pernah nonton tayangan Tere Liye diwawancarai jelang penerbitan buku Si Anak Badai ini. Memang sudah mulai ada unsur politis yang masuk ke bukunya sejak buku apa gitu. Dulu-dulu enggak..
    Tapi ku jadi penasaran dengan Sang Tokoh Terkenal. Hm, siapa dia ya? hahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha.. Jadi merasa tidak bersalah karena banyak juga yang jarang baca buku tere liye, ya.
      Kalau penasaran, beli aja bukunya Hehehe..

      Hapus
  10. Mirip-mirip laskar pelangi, difilmkan bagus juga itu, mengangkat daerah & wisata setempat juga. Resensi yang detail

    BalasHapus
  11. Ulasannya panjang dan lengkap sekali mbak. Saya belum punya karya tere liye yang judul ini. Sepertinya bagus ya, si anak badai. Thanks infonya ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuhuu.. Sama2. Terima kasih atas apresiasinya

      Hapus
  12. judulnya sederhana tapi sarat makna ya mbak, aku mau cari ah di gramedia, udah aku screenshoot bukunya biar mudah di cari :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ho oh. Dari judulnya aja udah keliatan anak2 yang hebat ya

      Hapus
  13. Sebelum baca ini harus baca buku sebelumnya ya? Rinci sekali mbak penulisannya, udah bisa membayangkan, dan banyak hikmah ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ga harus. Kan ceritanya terpisah dari 5 buku sebelumnya

      Hapus
  14. Begitu baca nama penulisnya, saya langsung yakin kalau itu buku yang bagus. Saya suka dengan cara menggambarkan tokohnya. Semua karakter pasti digambarkan dengan cukup detil. Begitu juga dengan penggambaran lokasinya.
    Gak heran buku Tere Liye selalu best seller ya ...

    BalasHapus
  15. wah ini sudah buku ke enam dari Serial Anak Nusantara, duh belum ada satu pun buku yang saya miliki. Baca review ini saya jadi ingat buku karya Tere Liye juga, serial anak-anak mamak, enak di baca walau alurnya maju mundur.
    Terimakasih reviewnya mbak, saya jadi pengen punya dan baca juga nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Serial Anak Nusantara sebelumnya itu juga tentang anak2 mamak, sih

      Hapus
  16. pesan moral dari buku si anak badai ini sangat banyak ya.. sip sip jadi referensi bacaan keluarga masa kini dong ya... juga sebagai alternatif bagi anak untuk menggantikan interaksi berlebihan dengan gawai elektronik..

    BalasHapus
  17. Wahhh gilak. Baca reviewnya aja udah naik turun jantungku 🥰

    BalasHapus
  18. Wahhh salah satu penulis berkarakter yang saya suka. Setelah baca resensi nya jadi pengen masuk lebih dalam ke cerita si anak badai ini

    BalasHapus
  19. Detail banget review-nya mbak. Aku udah lama belum beli bukunya Tere Liye lagi.
    Bagaimana pun emang belajar sangat penting mbak. Gak kenal usia juga hehee
    Makasih untuk sharingnya ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuhuu.. Terima kasih juga untuk apresiasinya. Semoga bermanfaat

      Hapus
  20. Pertama kali liat sampul nya udh eyecatching ya. Baguuus. Trs liat alur cerita nya menarik banget sih emang. Jd pen banget baca full cerita nya deh hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kesan pertama begitu menggoda, ya. Selanjutnya, bacalah...

      Hapus
  21. Udah lama gak update karya Tere Liye dulu setiap dia keluar buku baru selalu beli. Jadi penasaran yang ini

    BalasHapus
  22. Bagus sekali bukunya, Judulnya sangat simple dan mudah diingat. Tapi makna dari cerita di buku ini sangat mendalam ya:)

    BalasHapus
  23. Hari Minggu lalu udah mau mampir Gramed, tapi krn parkiran rame nggak jadi. Weekend ini deh mau ke sana, penasaran dengan buku si Anak Badai ini. Mbak udah baca buku Tere Liye yang 'Tentang Kamu' ? Aku suka itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku baru baca ini bukunya tere liye hehehe... oke ntar aku cari deh

      Hapus
  24. Waah menarik juga yaa novel Si Anak Badai karya Tere Liye ini, emang selalu seru-seru yaa bahasannya jadi pengen baca juga hehe

    BalasHapus
  25. Mantap analisas mba Farida terkait novel ini. Sampai bisa mengungkapkan latar belakang serta latar waktu pembuatan novel ini karena ada informasi musik qasidah ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus itu. Rasanya bosen juga kan kalo baca cerita isinya eksplisit semua. Harus ada yang tersirat tapi bisa ditangkap dengan benar

      Hapus
  26. wahh aku kira ini karya ke sekian yang sudah dirimu baca mbak..hehe...Alhamdulillah ya kalo sukses menikmati karya2nya..Aku malah belum pernah nih baca karya TL..

    BalasHapus
  27. Lengkap banget ya analisanya.... Kalau aku sih entah kenaap susah banget baca buku, malah baca yang digital2 gitu.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin karena dirimu generasi milenial hihihi..

      Hapus
  28. Aku udah lama gak baca novelnya Tere. Si Anak Badai ini juga belum. Apa pun novelnya, aku suka kalau settingnya daerah, bukan gemerlap Ibu Kota

    BalasHapus
  29. Keren banget ya cerita ttg budaya+sejarah gitu. Thanks atas rekomendasinya. Ntar aku beli dan baca. :)

    BalasHapus
  30. Tere liye ini yach memang sangat produktif. Bikin iri positif deh

    BalasHapus
  31. Salah satu alasan aku suka buku-buku Tere Liye karena bisa dibaca semua umur. Anakku yang umir 11 tahun suka banget baca novel-novel tebal. Masuk wishlist buku yang akan dibeli nih Si Anak Badai.

    BalasHapus
  32. aku selalu sukaaa dengan Tere Liye. Apapun angle yang diangkat. Dan selalu banyak pesan baik yang disampaikan yaaa

    BalasHapus
  33. Wah buku yang harus masuk list kalo "jajan" ke toko buku nih

    terimaksih review nya ya, bagus banget

    BalasHapus
  34. Penasaran sama buu Si Anak Badai karya Tere Liye ini. Kisahnya sangat mengandung nilai-nilai positif dan nuansa agamis. Karya Tere Liye memang selalu menampilkan karya yang epic dan menyentuh.

    BalasHapus
  35. Pertamanya anak saya yang suka dengan buku karya Tere Liye,sekarang emaknya jadi ikutan suka dengan cerita dan gaya menulisnya

    BalasHapus
  36. Di awal resensi, aku seperti mengenal daerah seperti ini. Sampai latar aku langsung maklum, ternyata di Sumatra. Waktu di Batam, aku sering memandang suku laut dari jauh & membayangkan seperti apa kehidupan mereka. Sekarang sudah bisa dibaca di buku dong ya. Soal ibu2 latihan rebana itu bener banget, nggak peduli suaranya pecah kemana-mana karena masih latihan pokoknya harus kasih volume paling kenceng di toa mesjid. Adzan aja kalah volumenya ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahhaha.. Ya ampun serunya.
      Btw, kalau fotonya bukan di sumatra, lho

      Hapus
  37. Kisah anak-anak yang medekati kapal penumpang untuk mendapat uang logam ini menarik bangettt. Aku bayangin ini menjadi salah satu daya tarik wisata atau atraksi yang paling ditunggu-tunggu wisatawan. KArya-karya Tere Liye memang selalu mamukauu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali. Bacanya aja menarik, ya. Di buku juga diceritakan itu salah satu atraksi yang ditunggu para penumpang

      Hapus
  38. Aku termasuk pecinta karya Tere Liye, mbak. Entah kenapa selalu suka dengan kalimat-kalimat yang beliau susun di novelnya. Jadi penasaran banget deh sama kisah Si Anak Badai ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk, dibeli yang ini. Dirimu paling suka yang judul apa?

      Hapus
  39. Menarik mbak, sangat membantu buat aku yg belum sempat baca buku2 tere liye, gak kaget sih kalo banyak amanat di dalamnya. Khasnya tere liye ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. gitu, ya. seneng sekali kalau baca buku yang banyak emmberi kita masukan positif

      Hapus
  40. Aku gak terlalu suka mengikuti Tere Liye, padahal punya beberapa buah bukunya (karena viral akhirnya penasaran beli saat ada diskon gede di gramedia).

    Untuk yang Daun Jatuh itu lumayan, tapi yang Negeri di Ujung Tanduk, walau bener banget sesuai dengan kondisi negeri tapi tetap "crinch" gitu rasanya

    Semoga yang buku ini aku bisa menikmati alurnya. Anyway, bikin reviewnya detail dan runut ih mbak... ngakak baca Ibu ibu main rebana yang ga bisa diganggu gugat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. huahahha... the power of emak2, ya. jadi penasaran sama Negeri di Ujung Tanduk. Cari, ah...

      Hapus
  41. jujur aja aku agak males baca novel :( tapi baca sinopsisnya kayaknya menarik juga nih..

    BalasHapus
  42. oh ini toh ya cerita anak anak pantai yang suka berburu koin ya. Aku belum pernah baca buku beliau . Tahu ya kata kata bijaknya sliweran di TL. Nice info kak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, pernah tahu di mana soal anak pantai berburu koin?

      Hapus
  43. Banyak banget ya pesan moral yang bisa kita pelajari dari novel ini. Aku suka novel yang "berbobot" kyk gini.

    BalasHapus
  44. ternyata tere liye mahir juga menuliskan cerita anak perairan. keren loh..observasi total nih demi karya tebal mengagumkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe.. Settingnya terbantu oleh penulis pendamping

      Hapus
  45. Aku belum punya yg sering anan badai sama anak cahaya Tere Liye ini mbak. Tadinya kupikir ini masih satu sering sama serial anak2 mamak ternyata bukan ya. Beli ah besok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 serial anak nusantara tapi udah beda cerita, bukan sambungannya

      Hapus
  46. Wah lupa sudah berapa banyak karya Tere Liye yang sudah saya baca. Saya baca sejak 2009, saat saya masih di Taiwan. Sampai sekarang masih. Tapi yang satu Anak Badai ini belum punya. Segera beli setelah kebutuhan lainnya terpenuhi hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mantap nih fans beratnya.
      Ini memang baru agustus kemarin terbitnya, kok

      Hapus
  47. Minggu lalu sempat lihat buku Si Anak Badai ini di display. Cuma pegang doang. Wah kalau baca review ini sebelumnya, saya yakin bakal langsung beli.

    BalasHapus
  48. Suka buku-buku Tere Liye, terutama serial Anak Mamak..makan apa ya dia sampai idenya banyak banget, penasaran sama co writernya, Saripudin hihi..bentar lagi buku anak TL juga terbit..wow..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin dia suka makan otak2 makanya idenya banyak hahahaha..

      Hapus
  49. Aku kok jadi terpana baca resensi kak Farida.
    Bukan hanya point-point dan garis besar yang dipaparkan, tapi juga ilustrasinya.
    Ini asli dari Tere Liye atau kolesi pribadi, kak?
    Sungguh keren sekalii...

    **baca...aku suka Hujan-nya Tere Liye, meskipun ada banyak karyanya yang gak bisa aku lupa juga setelah baca buku beliau.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau fotonya, koleksiku pribadi. Terima kasih apresiasinya

      Hapus
  50. Wah karya baru dari Tere Liye yah kak, aku suka deh warna cover bukunya, unik. Dulu aq suka banget baca buku karya Tere Leye, skrg mah udh jrng beli buku huhu u

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe.. Iya, aku juga suka senja.
      Dirimu paling suka buku yang mana?

      Hapus
  51. Buku Tere liye tuh emang bagus2 ya. Baca sinopsisnya jadi mau baca buku anak badai deh.

    BalasHapus
  52. Wah aku belum punya buku bang Tere yang Anak Badai ini. Buku beliau itu selalu menyimpan pesan moral yang bagus dijadikan bacaan anak-anak. Slalu mengangkat nilai lokal yang jadi ciri khas dari setiap cerita yang ditulis bang Tere.

    Mba Ida menuliskan review nya detil, jadi bikin mupeng baca nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dia memenuhi banyak kriteria buku yang kusuka.
      Kearifan lokal, cerita anak, pesan moral, diksi dan alur yang bagus. Paket komplit ini hehehe..

      Hapus
  53. Buku karya Tere Liye yang pertama dulu kubaca yang covernya gambar sepatu mba, tapi aku lupa judulnya. Setting tempatnya selalu bagus kalau Tere Liye ini ya. Kayaknya dia nyambi promosi keindahan Indonesia. Hahahaaa komen sok tau banget deh aku nih. Nyenengin soalnya penggambaran tempat-tempatnya. Selalu suka novel dengan setting tempat yang kuat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tentang Kamu kayaknya, ya?
      Aku juga suka pelataran yang detil. Jadi berasa ngalamin sendiri.
      Ntah kalau promosinya, ya.
      Tapi menurutku itu karena cinta. Dan cuma anak2 yang masa kecilnya bahagia kayaknya yang bisa nulis gini

      Hapus
  54. Karya Tere Liye emang nggak diragukan lagi. Selalu bisa menceritakan cerita dalam novelnya dengan latar nusantara yang sangat detail dan bikin kita merasa seperti sedang ada di sana.

    BalasHapus
  55. Wah jd penasaean nih..Tere Liye tulisannya bagus2 anak2 PD nge-fans tuh biasanya kalau ada karya baru mereka punya..entah yg ini.. anaknya keburu terbang lagi. Hehem

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terbang ke mana? Kan bisa dipaketin bukunya..

      Hapus
  56. Udah lama nggak update buku Tere Liye. Baru tau ada buku beliau yang berjudul Si Anak Badai. Sebetulnya, aku penasaran gimana kalau beliau nulis buku nonfiksi.

    BalasHapus
  57. Entah berapa puluh purnama aku ngga baca novel deh Mba. Membaca resensi buku ini disini jadi ingin baca deh.

    BalasHapus
  58. Lengkap sekali reviewnya mba. Aku sepakat bahwa buku adalah jendela dunia. Dgn membaca kita jd banyak tau dan bs memetik pesan yg ada di dalamnya. Thanks ya

    BalasHapus
  59. Aku juga suka banget sama tere liye, isi ceritanya selalu mengkaitkan dengan kedekatan pada YME. Ada beberapa buku yg aku punya, dan aku lagi nungguin serial lainnya si raib hehehe

    BalasHapus
  60. waaaa aku belum pernah baca bukunya semua niiih, jadi penasaran deh pengen bc juga hehehe

    BalasHapus
  61. lihat sampulnya, terbayang bagaimana serunya cerita. tentang mereka yg akrab dengan laut, bahkan masih kecil pun sudah bergelut dengan pasir dan ombak

    BalasHapus
  62. asliiii... aku terpukau dengan cara kamu bertutur dan dikuatkan dengan foto-foto yang mendukung, jadi kebayang gitu apa yang lagi diceritakan di resensi ini. bagus ih resensinya

    BalasHapus
  63. keren banget mbak bisa menamatkan novel ini dengan cepat. tapi memang sih ya, tergantung penulisnya, aku juga gitu sih kalau baca buku, tergantung siapa penulisnya dan menarik atau tidak. banyak amanat baik yang tercantum di dalam novel ini ya. bagus ini untuk bahan bacaan anak dan dewasa ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yoi, bener. ini walau tebal tapi bacaan ringan kok. aku ngabisinnya 2 hari

      Hapus
  64. Sinopsisnya menggugah sekali. Pengen beli bukunya deh.

    BalasHapus
  65. Selalu suka sama bukunya Tere liye suka diselipkan kata2 bijak,, mau bnget nih punya bukunya..

    BalasHapus
  66. Aku cuma kagum sm quotes dari tereliye yang sering seliweran di media sosial, untuk bahasnya selalu kenak di kehidupan sehari hari, dan dri bedah buku di artikel kakak, aku malah seneng liat anak2 yang masih suka dengan main disungai laut atau di perkampungan tanpa gedget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Quotenya bagus2.
      Anak2 masih akrab dengan alam itu seperti sebuah harapan untuk bumi yang lebih baik, ya

      Hapus
  67. Lengkap banget resensinya mba,.meski jujur aja aku belum pernah baca satu pun karya Tere Liye, kok tiba2 jadi tertarik yaa buat baca salah satu bukunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, terima kasih atas apresiasinya.
      Worth it kok, buat dibaca

      Hapus
  68. wah bagus ya buku si anak badai ini <3 mba nge-review nya juga bagus, suka juga dengan gambar pendukungnya.. ntah kenapa jadi pengen pulang ke kampung halaman, hehe..

    BalasHapus
  69. Aku belum baca nih buku anak badai nya Tere Liye ini, aku jadi penasaran pengen baca juga mbak

    BalasHapus
  70. Suamiku nih yang biasanya suka buku Tere Liye nanti aku rekomen ke suami ya.
    Wah dari judulnya aja kyknya udah ketebak kalau anak2 ini tahan banting terhadap permasalahan hidup ya mbak :D
    Btw bisa aja sih nemu foto yg pas gtu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, judulnya sudah menjanjikan petualangan seru.
      Alhamdulillah, pas nemu di sekitar sini

      Hapus
  71. Baru baca sinopsisnya saja, udah bikin terkesan.
    Novel Si Anak Badai begitu banyak pesan yang ingin disampaikan, terutama pesan moral.
    Ditambah lagi didukung dengan foto-foto yang pas banget,saya suka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, terima kasih atas apresiasinya..

      Hapus
  72. Aku juga suka sama novel karya Tere Liye kak, selain banyak pesan-pesan yang baik buat kehidupan, alur ceritanya selalu buat kita pengen baca terus. Aku udah punya dua buku karya beliau.. Setelah melipir ke sini, jadi pengen baca si Anak Badai juga deh.. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ya. Rasanya ga mau berhenti sebelum selesai baca semuanya

      Hapus
  73. Tere Liye selalu juara ya..

    Tulisan resensinya bagus, apalagi didukung foto2 yg pas bgt..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ho oh, emang bagus karyanya.
      Alhamdulillah. Terima kasih atas apresiasinya.

      Hapus
  74. Bukunya ini kayaknya emang isinya keren banget ya.. Aku penasaran donk ya sama isinya apalagi di dlmnya banyak makna gitu...

    BalasHapus
  75. wah, udah lama ga apdet buku2 tere liye. jadi penasaran ceritanya gimana

    BalasHapus
  76. Saya sudah lama tidak baca novel karya Tere Liye dan memang dari sekian banyak novelnya selalu mengandung hikmah atau pembelajaran untuk kehidupan nyata.

    BalasHapus
  77. Waaaah, novel terbaru ya dari Tere Liye. Saya suka gambar covernya, dan banyak pesan positif dari novel tersebut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yoi, novel terbaru.
      Memang covernya bagus dan banyak pesan positifnya

      Hapus
  78. belum googling, manowa tuh beneran ada gak sih? keren yaaa bisa setting tempat di kampung terapung. mana anak SD di sana cakap di lautan. waaah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah kusebutin sih, di resensi. Manowa tidak ada di peta. Tapi apakah manowa ini nama yang disamarkan, dunno

      Hapus
  79. Seru ya, jadi kangen membaca kisah petualangan anak semacam ini. Dulu pas ke kecil seringnya baca lima sekawan, ini pasti beda dan lebih mengangkat masalah sosial ya? Jujur, belum pernah baca karya tere liye sebelumnya. Jadi pengen baca bukunya ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku dulu juga suka sama lima sekawan.
      Tapi menurutku si anak badai ini lebih seru

      Hapus
  80. reviewnya luar biasa ciamik dan lengkap mba...
    aku kok berasa langsung kenal sm zainal yaa...
    terre liye emang paling bisa ya menyajikan kisah sederhana jadi dalam dan membekas di hati

    BalasHapus
  81. Seperti biasa, Tere Liye isi novelnya penuh hikmah ya mbak. kalau baca novel dan menemukan hal yang serupa dengan apa yang ada di novel itu, kayak dibawa ke dalamnya ya mbak. keren banget dah tere liye ini

    BalasHapus
  82. Si anak badai aku blom baca neh neh mbak, beberapa buku tere aku suka bacanya. Sarat makna isinya.

    BalasHapus
  83. Buku ini belum baca. Jadi tahu ringkasannya. Mantap Mba.

    BalasHapus
  84. Resensinya sangat detail. Seakan ikut merasakan apa yg dideskripsikan dalam cerita buku ini. Keren mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga bermanfaat..

      Hapus
  85. Amanat dalam cerita ini tentunya bisa menginspirasi para pembaca yah. Beberapa sikap yang kita harus teladani juga dari cerita ini. Karya Ter Liye memang sering mengena ke pembaca dari kata-kata dalam cerita.

    BalasHapus
  86. wah karya Tere Liye biasanya menarik, intinya buku ini menceritakan kehidupan anak nelayan ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kehidupan yang jarang diangkat sepertinya

      Hapus
  87. Alur maju, tapi tidak beraturan itu gimana maksudnya, Mbak? Mungkin alur maju, tapi sudut pandang beda-beda kali, ya?
    Hm... Baca resensi ini aku tetiba ingat sama Laskar Pelangi, agak mirip kayaknya di beberapa bagian. Mungkin nanti bisa kucoba baca juga hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku ga bilang tidak beraturan, tapi berpindah-pindah.
      Jadi abis menceritakan Zaenal, kemudian keluarga Zaenal, kemudian warga lain, kemudian kedatangan pejabat dst. Jadi ngga melulu menceritakan keseharian Zaenal, misalnya

      Hapus
  88. sepertinya aku ketinggalan banyak karya tere liye, wah aku kemana aja yaa hehe.
    menarik nih, mau baca ah

    BalasHapus
  89. Baru punya 2 buku TL. Dan ini sangat lengkap reviewnya. Mantap mb. Mba Farida ini yang di WAgrup Youtube Squade bukan ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah, terima kasih atas apresiasinya.
      iya, aku ikut grup itu.

      Hapus
  90. Belum baca buku ini, seru ya seperti bocah petualang ceritanya

    BalasHapus
  91. Tentu jadi kepo dong dakuw. Kisah anak2 memang gapernah habis dikupas. Jadi inget masa kanak2. Aku suka bahasa Tere Liye mbk. Sering keluar dari zona. Dan ini salah satu buku yg ingin kubaca

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, aku suka buku anak. Dan sepertinya aku suka buku tere liye. Ayo, dibaca.

      Hapus
  92. Aku suka dengan latar di cerita ini. Sudah punya lengkap koleksinya si tere liye ini, sih, aku
    Dan Alhamdulillah udah tamat bacanya. Suka dengan diksinya terutama. Untuk si Anak Badai ini, aku suka banget sama covernya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Unik ya, latarnya. Sisi yang belum banyak dikenal masyarakat Indonesia.
      Iyaaa.. Diksinya Melayu banget. Aku suka

      Hapus
  93. Syukurlah ada seri buku seperti koleksi Tere Liye.
    Para pembaca bukunya jadi punya kekayaan nilai budaya dari latar tempat di buku-buku tersebut.
    Alhamdulillah

    BalasHapus
  94. Wah lengkap sekali reviewnya Mbak, novel2 Bang Tere Liye memang keren2, selalu banyak nilai2 teladan & pesan2 kehidupan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, terima kasih atas apresiasinya.
      Iya, emang keren karyanya

      Hapus
  95. Eh jadi ingat ada novel tere liye yang aku pinjam dari sepupuku belum kukembalikan. Eaaa

    BalasHapus
  96. penasaran nasib pak kapten selanjutnya. apakah anak badai bisa membantu? mereka kan masih kecil. alurnya maju mundur malah sulit dibuat loh, kalau enjoy dibaca yaa emang penulisnya dah mahir

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau penasaran, dibaca aja.
      Alurnya cenderung maju. Penjelasan di depan itu cuma tambahan aja agar alur yang terlompat lebih tau runutannya

      Hapus
  97. Selalu suka baca review buku dr mba Farida. Seru dan runtut. Nah kali ini aku penasaran dg foto2nya. Apakah di lokasi cerita, atau tempat lain yg serupa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lokasi di bukunya kan fiktif. Jadi ini berfoto di tempat2 yang mirip dan mewakili aja

      Hapus
  98. Selalu tertarik dengan kisah anak di novel Tere Liye. Sampai sekarang belum bisa move on dari serial anak-anak Mamak Tere Liye; Pukat, dll. Sekarang ada si anak Badai. keren mba, ulasannya, jadi penasaran pengin beli.

    BalasHapus

Posting Komentar