Kali ini, aku mau berbagi seputar pengalamanku menulis skenario film Indonesia. Sebagian di antara kalian mungkin sudah tahu bahwa selain menulis blog, aku juga menyalurkan hobi menulisku dalam bentuk buku dan skenario film.
Mengapa Menulis Skenario?
Untuk skenario, bisa dibilang di luar rencana awal, sih. Sejak kecil, aku memang suka menonton, apakah itu film Indonesia maupun luar negeri. Pernah punya keinginan menjadi penulis skenario? Pernah juga. Akan tetapi, itu bukan cita-cita utama. Mimpi sejak dulu ya menjadi penulis buku, sebenarnya.
Namun, begitu sebuah platform novel digital tempatku biasa berkarya, yaitu Kwikku, mengadakan lomba menulis skenario film, aku jadi sangat tertarik mengikutinya. Bagaimana enggak? Bekerja sama dengan rumah produksi besar, lo! Yaitu, Falcon Pictures.
Siapa yang enggak ingin bisa berkarir di sana, coba? Membayangkan karya kita difilmkan oleh rumah produksi ini, tentu bukan sebuah impian yang mudah ditepis. Toh, aku suka menulis dan film. Jadi, apa salahnya dicoba?
Mulai dari Mana?
Sebenarnya, saat itu aku masih buta sama sekali soal cara menyusun skenario. Akan tetapi, aku merasa sebagai orang yang bisa cepat belajar dan memiliki sepupu seorang editor dari film-film terkenal. Jadi deh, aku minta contoh format skenario film itu seperti apa.
Saat itu, Beliau langsung memberiku dua skenario, yaitu film layar lebar dan mini series. Aku pun belajar otodidak dari sana sambil melengkapinya dengan berselancar di dunia maya ntuk menimba teori-teori kepenulisan skenario.
Skenario film pertama yang kutulis merupakan hasil alih media dari novel digitalku yang tayang di Kwikku berjudul "Para Joki". Aku memilihnya karena menurutku jalan ceritanya unik dan asyik sekali jika dinikmati dalam bentuk tontonan audio visual.
Menulis skenario ini termasuk cepat karena memang susunan plotnya bahkan telah aku persiapkan sejak masih menulis dalam format novel. Jadi, saat menyusun novel "Para Joki" itu, aku sudah memiliki perspektif ini akan dialihmediakan jadi skenario. Makanya, aku menulisnya seperti sedang menceritakan isi film yang sudah jadi di otakku.
Sekitar sebulan aku menulis "Para Joki" dalam format skenario sepanjang 200 halaman. Yang artinya, bakal jadi film berdurasi 200 menit. Ho ho ho ... Sudah kaya saingannya film India aja, ya? Terasa enggak realistis, memang.
Akan tetapi, aku tetap nekat menunjukkan skenario ini ke sepupuku yang editor film itu. Biar deh, sekalian dibantai habis-habisan sambil mendulang masukan, tentunya. Kalau sekarang membayangkannya, kasihan juga ya, Beliau ini. Sedang sibuk menggarap film, di akhir pekannya harus menyempatkan diri membaca naskah film pemula sepanjang itu. Untunglah, Beliau tabah. Ha ha ha.
Aku mendapat masukan terutama terkait dialog yang terlalu panjang. Setelah aku sunting lagi, ternyata durasinya tetap enggak tertolong, sih. Ya, sudahlah. Aku memilih move on aja. Siapa tahu ada produser yang tertarik memfilmkannya dalam bentuk mini series, kan? Amin paling kenceng!
Berikutnya, berhubung masih ada waktu sebelum lomba ditutup, aku langsung tancap menulis skenario "Suami Akhir Pekan". Masih kepanjangan, sih. Hasilnya jadi 120 halaman. Aku terus berkutat melatih diri membuat skenario yang efektif secara durasi. Akhirnya, jadilah naskah "Ambilkan Bulan, Bu" yang hanya 75 halaman. Hore!
Hasilnya?
Setelah melalui serangkaian mentoring selama lima minggu, naskah tersebut kusunting dan tata ulang hingga sepanjang 100 halaman. Masih terlalu panjang, sih. Sebab, kemungkinan naskah ini akan ditayangkan di aplikasi Klik Film yang rata-rata durasi film orisinalnya di bawah 90 menit. Syukurlah, dia termasuk salah satu dari 6 naskah yang lolos di antara 10 pemenang favorit yang ada.
Debutku
Disebut rumah kreatif karena memang dia enggak melulu mengurusi film, sih. Akan tetapi, segala hal yang berhubungan dengan kekayaan intelektual yang bisa menjadi ide cerita. Jadi, di sini ada menulis cerpen dan novel juga.
Aku terlibat beberapa proyek di sini. Ternyata, salah satu di antaranya menjadi debutku sebagai penulis skenario. Aku bersama empat kawan yang namanya tercantum dalam foto di atas, menjadi tim penulis mini seri "Pada Suatu Hari, Ada Ibu dan Elang". Nama pertama, yaitu Arai Amelya, juga seorang bloger, lo!
Mini seri ini merupakan hasil kerja sama dengan produk untuk ditayangkan di channel Youtube. Berkisah tentang perjuangan seorang ibu dari satu anak yang suaminya baru aja meninggal. Terdiri dari 15 episode berdurasi masing-masing 2 menit. Selain itu, ada juga 6 episode bonus tentang proses di balik layar pembuatannya.
Wah keren mbaaaa, semoga bisa banyak karyanya lagi ya. Suami akhir pekan penisirin sama ceritanya. Itu falcon aku ingatnya yg film Dilan yaaa. Sulit bayanginnya naskah dikompres lagi, ibarat foto dikompres ada alatnya, nah klau ini 😁 proses kreatifnya luar biasa ya mba. Amiin kenceng.. smoga teruwjud mba
BalasHapusAamiin.. Iya, Dilan punya Falcon. Emang gitu kalau jadi penulis skenario kudu bisa berdamai dengan durasi he he he
HapusSelamaaaat mbak Farida, wah akhrinya yaaa
BalasHapustak ada hasil yang menghianati usaha, itu beneran terbayar lunas bonus plus plus!
Alhamdulillah
HapusSelamat, Mbak Farida Pane. Sukses selalu, untuk Suami Akhir Pekannya, semoga dimudahkan prosesnya dan segera tayang. Aamiin.
BalasHapusSaya coba-coba mempelajari penulisan skenario, masih belum nemu contoh script utuhnya. Jadi belum tahu bentuk penulisan naskah film utuhnya itu seperti apa. Masih lanjut belajar.
Aamiin.. Semangat belajarnya!
HapusSelamat Maaak. Keren. Aku cuma penikmat film, kalau disuruh bikin skenario ntar dulu deh hahaha. Baru tau kalau ngitung durasi film per menit itu dari 1 halaman naskah.
BalasHapusAku tungguin Suami Akhir Pekannya. Judulnya udah menarik, nih
Moga suka, ya..
HapusWah hebat mba, bisa nulis di banyak platform. Bener2 kreatif. Oh...iya, tau arai amelya. Pernah mampir di tulisannya yang mbahas ttng kucing. Mau cuss ah ke Youtube nya telon lang
BalasHapusYuk, mari...
HapusHebat! Selamat ya Mbak..aku auto nonton nanti. Salut padamu..keren banget ini. Semoga makin sukses dan lahir skenario ketje lainnya! Inspiratif sekali dirimuuuu
BalasHapusAamiin.. Sukses juga untukmu
HapusSelamaaat mbaak Ida, keren deh. Semoga skenario Suami Akhir Pekan-nya lancar pengerjaannya, bakal nonton deh pastinya. Ini juga keren loh yang udah tayang, udah nonton di youtube Telon Lang
BalasHapusWah, terima kasih, Bu.
Hapusselamat ya mba semoga makin sukses kembali nih mengeluarkan skneario selanjutnya..mantap nih
BalasHapusaamiin..
HapusSuami Akhir Pekan memang sangat menarik perhatian dari judulnya aja mba, kebayang gimana jalan ceritanya pasti lebih menarik lagi
BalasHapusHehehe.. Gimana hayo jalan ceritanya?
HapusSelamat mbak farida, atas film terbarunya. kapan2 boleh nih ajakin molly ikut syuting film. portofolio kan udah ada nih bu penulis Naskah wkwk.. *ngarep*
BalasHapusHohoho mau ikut casting, ya?
HapusCongratulation mb Farida👍
BalasHapusKereeen iiih kepilih naskahnyaa, semoga lancar ya mbaa segera tayang di televisi. Kepoo dengan cerita Suami Akhir Pekan, kira kira bercerita tentang apa yaa???
Suami yang menduakah?
Berkabar yabaa
Kalau yang miniseri ini tayang di akun Youtube Telon Plus, Mbak.
HapusSuami Akhir Pekan tentang apa hayoooo...
oke banget nih mba bisa punya pengalaman first hand untuk menulis skenario film Indonesia yaa. Sukses teruuus
BalasHapusAamiin..
HapusWaaa, selamat dan tetap semangat menulis. Aku pernah belajar skenario FTV, tapi mandek. Kudu detail ya penjabarannya. Mungkin lain waktu bisa belajar lagi. Btw, aku penasaran bakal gimana nanti Suami Akhir Pekan itu. Apakah sedang LDR dan pulang di akhir pekan? Kayanya seru
BalasHapusYuk, belajar lagi.
HapusTonton aja Suami Akhir Pekan kalau sudah tayang, ya
Barakallah, Mbak Farida. Perjuangannya di bidang skenario film mulai membuahkan hasil, ya. Sepertinya mengasyikkan bekerja di rumah kreatif itu :)
BalasHapusBtw lihat foto pertama, langsung ngeh, lho ini kok penulis skenario para bloger juga? Hihi iya tau kalau mb Arai juga bloger :)
Hehehe iya ada 2 bloger di situ
HapusSaya tuh salut sama mbak Farida
BalasHapusEnggak pernah berhenti berkarya
Kadang saya mau tanya tapi terdistraksi dengan aktivitas mamak punya bayi lagi nih
Hiks...
Selamat ya Mbak... Sukses selalu
Aamiin.. Sukses juga untukmu
HapusWah, ini dari dulu pengen banget ku coba, nulis skenario film tapi kayaknya butuh banyak ide dan pengalaman ya terutama terkait dengan setting, latar dan karakter dari masing masing tokoh agar menarik bagi penonton
BalasHapusYa, semua butuh latihan ya
HapusWah keren banget mbak Farida
BalasHapusSemoga semakin banyak karya skenario yang ditulis
Butuh belajar dan latihan juga ya nulis skenario ini
Pastinya
Hapusselamaaaat makkk keren bangetttt jadi film pendek giniii. ikutan bangga makkk. turut bahagiaaa sukses yaa
BalasHapusAamiin..
HapusKak Faridaaaaa...
BalasHapusAku mau memuji, kak Farida KEREN SEKALI.
Suka banget baca kisah kak Farida. Aku serasa masuk menjadi sang tokoh, hehe..
Dulu pernah baca yang "Suami Akhir Pekan".
Rasanya unik-unik kisah karya kak Farida.
Oh iya, sama yang "Para Joki" . Ini kaya relate banget sama kehidupan mahasiswa yaa..
hehehe terima kasih atas apresiasinya
HapusMbak Farida produktif sekali di dunia penulisan, ya. Karyanya pun bagus. Semoga selalu sukses, Mbak. Aamiin Allahumma aamiin
BalasHapusAamiin..
HapusSuper duper keren sekaliii.. selamat kaka Farida. Jadi pengen nonton filmnya niiiihhhh.. Semoga lancar semua prosesnya ya Kak <3
BalasHapusAamiin.. Yuk, nonton!
HapusKeren banget mbak. Kyknya kalau terbiasa nulis novel, belajar nulis skenario jadi lbh mudah gak sih? Walaupun ada beberapa perbedaan cara penyampaian.
BalasHapusSemoga makin banyak ya karya2 skenarionya yang dibikin series atau film :D
Lebih mudah kalau terbiasa nulis novel yang visual
HapusKeren bangettt skenarionya bisa terpilih untuk difilmkan. Ayo mba tulis lebih banyak nih tentang cara menulis skenario. Siapa tahu aku juga bisa ikutin jejaknya jadi penulis skenario.
BalasHapusInsyaallah
HapusJudulnya mengguncang, Mba, bikin penasaran. Moga sukses terus ya, mba, aku belum bisa bikin skenario film, kemarin ada yang hubungin buat kontrak bikin skenario, aku tolak karena memang tidak menguasai
BalasHapusWah, boleh dong oper ke saya kontrak bikin skenarionya
HapusSelamat mb Farida. Semoga sukses ya
BalasHapusJadi pengen nonton nih. Seneng banget kalo ada yang bagi2 cerita tentang proses penulisan skenario