header permata pengalamanku

Alternatif Pengganti Thrifting: Menjaga Gaya dengan Berkelanjutan

24 komentar

thrifting

Alasan thrifting dilarang adalah topik yang telah menjadi perdebatan hangat di kalangan penggemar mode dan pecinta belanja. Thrifting, atau membeli barang-barang bekas, telah menjadi tren yang populer dalam beberapa tahun terakhir. Namun, beberapa pemerintah daerah dan organisasi mulai melarang praktik ini dengan alasan tertentu.

Informasi terkait alasan thrifting dilarang dapat ditemukan di berbagai sumber berita seperti beranda.co.id. Beranda.co.id merupakan salah satu situs berita terkemuka di Indonesia yang menyediakan berita terkini dan beragam topik yang menarik. Sangat relevan bagi milenial dan generasi Z yang ingin terus mengembangkan diri, baik dalam karir maupun bisnis.

Jika Anda mencari alternatif yang lebih berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan mode Anda, ada beberapa pilihan yang dapat Anda pertimbangkan. Dalam artikel ini, kami akan mengeksplorasi beberapa alternatif pengganti thrifting yang dapat membantu Anda menjaga gaya dengan cara yang lebih berkelanjutan.


Swap dan Tukar Barang

Salah satu cara yang bagus untuk mendapatkan pakaian baru tanpa harus membeli adalah dengan mengadakan acara swap atau pertukaran barang. Anda dapat mengumpulkan teman-teman atau anggota komunitas yang memiliki minat yang sama, kemudian saling menukar pakaian atau aksesori yang sudah tidak digunakan lagi. Ini bukan hanya cara yang ramah lingkungan untuk mendapatkan barang baru, tetapi juga memungkinkan Anda untuk berinteraksi dengan orang-orang dalam komunitas Anda.


Belanja di Toko Barang Bekas Berkualitas

Jika Anda tetap ingin membeli barang bekas, tetapi ingin memastikan kualitasnya, Anda dapat mencari toko barang bekas yang menyediakan produk-produk berkualitas. Beberapa toko khusus menyortir dan memilih barang-barang yang masih dalam kondisi baik, sehingga Anda dapat menemukan pakaian atau aksesori yang layak dengan harga yang terjangkau. Pilihlah toko-toko yang memiliki standar kualitas tinggi untuk memastikan bahwa Anda mendapatkan barang yang memenuhi harapan Anda.


Mendaur Ulang Pakaian

Jika Anda memiliki pakaian lama yang sudah tidak Anda gunakan lagi, jangan langsung membuangnya. Sebaliknya, coba pikirkan cara untuk mendaur ulang atau membuat ulang pakaian tersebut. Anda dapat mengubah gaun menjadi rok, mengganti kancing atau aksesori, atau mengombinasikan beberapa potongan pakaian menjadi sesuatu yang baru dan unik. Selain itu, jika Anda memiliki keterampilan menjahit, Anda dapat memperbaiki pakaian yang rusak atau mengubahnya menjadi desain yang baru sesuai dengan gaya Anda.


Belanja dari Brand Berkelanjutan

Seiring dengan kesadaran akan keberlanjutan, banyak brand fashion yang mulai berfokus pada praktik yang ramah lingkungan. Cari tahu tentang brand-brand yang memproduksi pakaian dengan bahan yang berkelanjutan, menggunakan metode produksi yang lebih baik, dan memprioritaskan kesejahteraan pekerja. Dengan membeli dari brand-brand ini, Anda mendukung industri fashion yang lebih bertanggung jawab dan dapat tetap menjaga gaya Anda tanpa merusak lingkungan.


Menyewa Pakaian

Jika Anda hanya membutuhkan pakaian untuk acara atau kesempatan khusus, pertimbangkan untuk menyewa pakaian daripada membelinya. Banyak platform penyewaan pakaian yang menawarkan berbagai pilihan pakaian desainer dengan harga yang lebih terjangkau daripada membeli secara langsung. Dengan menyewa, Anda dapat mengenakan pakaian yang berbeda setiap kali tanpa harus memikirkan penyimpanan atau pemeliharaan jangka panjang.


Dalam era yang semakin sadar akan keberlanjutan, kita perlu mencari alternatif pengganti thrifting yang dapat membantu menjaga gaya kita tanpa harus mengorbankan nilai-nilai lingkungan dan sosial. Dengan mempertimbangkan opsi seperti swap barang, toko barang bekas berkualitas, mendaur ulang pakaian, belanja dari brand berkelanjutan, atau menyewa pakaian, kita dapat tetap tampil modis sambil berkontribusi pada keberlanjutan planet ini. Pilihan ada di tangan kita untuk membuat perubahan positif dalam cara kita berbelanja dan mengenakan pakaian.

Related Posts

24 komentar

  1. Aku kalau beli barang thrifting gak terpaku lihat brandnya, tapi lebih ke cocok nggaknya sih kalau dipakai

    BalasHapus
  2. Saya sampai sekarang masih belum beli pakaian baru kecuali diberi. Saya pakai baju sampai rusak, kemudian ganti baru dengan baju-baju yang ditimbun di gudang.

    BalasHapus
  3. Saya kenal thrifting saat dulu tinggal di Medan...Masa itu banyak banget barang dari negeri tetangga, aneka rupa pula, dari baju sampai gorden, sprei..apalah apalah. Jadi rutin beli, kalau ada yang masih bagus dan perlu, daripada beli baru.
    Lanjut pas tinggal di Amerika...toko thrifting ada, bgus-bagus barangnya , tokonya gede pula, kita saling kasih pun ada komunitasnya. Saya dapat baju Muslimah dari orang Palestina di sana (kenal lewat komunitas freecycle), dapat mainan, sepeda anak dll. Pas balik Jakarta saya juga jual ke grup barang rumah tangga dan kasih ke orang yang masih layak pakai.
    Selama di Indonesia ga sesering dulu beli barang thrifting. Lebih ke jika perlu beli baru, yang lama disortir dikasih orang biar ga terbuang

    BalasHapus
  4. Belum pernah beli baju bekas, padahal aku justru sering jual baju bekas pakai. Kalau kira2 masih layak namun gak yakin bakal bisa terjual, pasti aku lungsurin ke orang lain. Aku masih lebih senang beli baju baru gak harus bermerk. Untuk baju bekas, biasanya tukeran sama teman atau mereka yang ngasih. Jadi malah belum sempat merasakan serunya thrifting.

    BalasHapus
  5. Saya baru tahu istilah thrifting lho Mbak. Hahaha,, enggak gaul banget saya yak. Saya pikir ada baiknya juga ada larangan impor pakaian bekas. Walau layak dipakai, kayaknya di negara maju itu tak lebih dari buang limbah deh. Nah untuk pakaian kita sendiri, kalau saya, kalau masih layak pakai dan emang bagus, tak kasih ke saudara-saudara yang membutuhkan. Belum pernah juga sih tukaran pakai dengan teman-teman. Habis pakaian saya kebanyakan murce sih ya, kurang layak untuk dipertukar pakaikan :)

    BalasHapus
  6. karena aku udah menganut minimalism, udah jarang sih sebenernya beli barang2, paling kalau lagi perlu banget aja, beli barang second pun udah jarang, kecuali motor atau mobil. Memang kalau beli terus barang apalagi baru/second, bukan hanya boros, tapi ujung2nya limbahnya ngga terkendali juga. Lebih baik gaya hidup kita yang dikendalikan sih menurutku, supaya aman terkendali semuanya

    BalasHapus
  7. Orang yang memilih thrifting juga karena faktor harga juga, beli murah berkualitas dan lebih awet dibandingkan barang baru lokal jaman sekarang juga yang mahal dengan kualitas yang standar. Ya gitu ya mba, selalu ada pro kontra disetiap kebijakan. Kalau thrifting di jor ya produk lokal yang dikhawatirkan peluang pasarnya menurun.

    BalasHapus
  8. Dulu kenal thrifting pas di Ambon. Bajunya bagus-bagus kondisinya. Pernah sekali ama teman diajak ke Senen yang banyak juga juga thrifting ini

    BalasHapus
  9. Thrifting ini menarik banget, kebetulan salah satu temanku suka banget thrifting jadi suka lihat dari dia. Kemarin pas di Seoul juga lihat ada yang berjualan pakaian bekas layak pakai gitu, biasanya jadi incaran para orang-orang yang suka thrifting.

    BalasHapus
  10. Aku tuh sejak lama tertarik dengan daur ulang pakaian ini selain digunakan buat kain lap. Aku agak hemat soal baju sih, kalo beli baju anak juga beli yang agak bagus supaya nanti dilungsurin buat adik2nya apalagi anak aku semuacewek

    BalasHapus
  11. Saya termasuk perempuan yang nggak terlalu sering beli baju. Dan cukup hobi daur ulang pakaian dengan kemampuan jahit ala kadar hehehe. Terakhir saya bikin menspad dari tshirt bekas utk innernya. Menspad bukan pakaian sih yaa hehehe, tapi lumayan utk daur ulang dan mengurangi sampah.

    Btw, meski dilarang, kayaknya bisnis thrifting malah terlihat rame di tempat saya saat ini (Makassar). Barang2 thrifting ga cuma dijual di emperan atau kios2 kecil, tapi juga ada toko2 besar yg khusus jualan thrifting. Cara menata barang2nya pun layaknya toko modern/.

    BalasHapus
  12. aku lihat memang saat ini thrifting lagi rame banget ya. kalau di daerahku beli baju bekas gini sering disebut baju batam. dulu keluarga aku sering beli krn bisa dapat baju bagus harga murah. tapi sekarang aku udh hampir ga pernah beli baju bekas , beli baru juga pun secukupnya. lebih milih pake baju yang udah ada

    BalasHapus
  13. Iya suka heran sama yg hobi belanja pakaian, tapi dipakai jarang. Atau yg dipakai malah itu lagi itu lagi...
    Alhamdulillah saya masih bisa mengendalikan diri, hehehe... Karena banyak kebutuhan lain, jadi beli baju kalau perlu saja
    Saat yg lama rusak gak layak pakai lagi

    BalasHapus
  14. sewa pakaian adalah bisnis pakaian yang menjanjikan, tapi thrifting juga cukup banyak diminati oleh bangsa Indonesia ya, suamiku juga suka nih beli thrifting

    BalasHapus
  15. adanya larangan thrifting ini pastinya bikin para pedagang ketar ketir ya, mbak. saya sendiri belum pernah nih belanja pakaian thrifting tapi kalau beli barang bekas pernah beberapa kali kayak oven dan tas gitu

    BalasHapus
  16. Tentang thrifting, sepertinya untuk cara swap dan tukar barang(baju) ini sudah lumayan akrab. Maksudnya tuker baju sama anak-anak, kebetulan ukuran baju anak-anak fit di saya, tapi sebaliknya baju saya yg gak fit untuk anak-anak karena beda selera, hehehee...(ya iya ya, saya selera emak-emak, sedangkan anaknya selera anak muda...)

    BalasHapus
  17. Sampai sekarang aku OK dengan beli baju preloved selama kualitasnya terjaga. Kalau sewa malah belum pernah, kecuali baju nikah. Untuk model tertentu yang hanya sekali pakai mendingan sewa. Sayang aja daripada numpuk, kan malah mubadzir.

    BalasHapus
  18. Seingatku, aku belum pernah atau bahkan gak pernah belanja baju atau barang bekas. Biasanya pilih barang yang long lasting, bisa dipakai dalam waktu yang lama. Jadi ganti ya pas emang gak muat atau udah gak layak pakai

    BalasHapus
  19. Jd keinget dulu waktu nikah memutuskan sewa baju aja karena toh nanti gaunnya gak kepakai lagi.
    Aku tu termasuk jarang beli baju baru bahkan lebaran pun jarang.
    Biasnaya menyiasatinya dengan beli agak mahalan tapi awet bertahun2 kainnya :D

    BalasHapus
  20. Wah, di Bandung banyak banget praktek Thrifting ini.
    Karena menjadi salah satu usaha yang bisa mendulang cuan juga.. Selain memang Thrifting bisa menarik perhatian dengan embel-embel "Barang Import".

    Aku baru tau kalau Thrifting gak dibolehin.
    Pengendalian limbah pakaian bekas ini memang kudu kesadaran bersama ya..

    BalasHapus
  21. Ide baguss...kalau yang sudah aku lakukan membuat baju menjadi baru atau permax sedikit, pinjem2an baju sm anak🤭...

    Nah

    BalasHapus
  22. Aku sebenarnya lebih setuju dengan thrifting ini. Mengingat limbah industri fast fashion masyarakat bumi itu udah berlebihan banget.

    BalasHapus
  23. Waduh, aku sering beli baju thrifting, Mak. Tapi tetap beli yang sesuai kebutuhan, bukan karena ikutan trend semata. Kalau thrifting nanti sudah nggak ada lagi, beli baju di toko barang bekas berkualitas atau sewa pakaian akan menjadi pilihanku.

    BalasHapus
  24. Swap baju ini juga lagi banyak diadakan oleh komunitas ya. Aku sih setuju asal bajunya yang layak pakai dan benar-benar dicuci/disterilkan dengan bersih.

    BalasHapus

Posting Komentar