header permata pengalamanku

Ulasan Serial "Sabtu Bersama Bapak"

20 komentar

serial "Sabtu Bersama Bapak"

Serial "Sabtu Bersama Bapak" merupakan sebuah adaptasi yang menggugah dari film drama keluarga berjudul serupa yang dirilis pada tahun 2016. Serial ini tayang perdana pada Kamis, 29 Juni 2023, di platform Prime Video. Di bawah arahan sutradara Rako Prijanto, serial ini mampu menyuguhkan cerita yang penuh makna dan emosi.

Penulis skenarionya merupakan penulis novel sekaligus penulis skenario filmnya, yaitu Adhitya Mulya. Enggak heran jika ada napas yang sama di antara novel, film, dan serialnya. Seperti sumber materi asli dari novel dan versi filmnya, serial ini berfokus pada peran Bapak dan perjalanan hidupnya yang penuh dengan naik-turunnya emosi. 

Sinopsis Serial "Sabtu Bersama Bapak"

Melalui cerita tentang Bapak, istri, dan anak-anaknya, kita diajak mengenal lebih dekat tentang Gunawan (diperankan oleh Vino G. Bastian), seorang suami dari Itje (Marsha Timothy) dan ayah dari dua anak laki-laki, Satya (Adipati Dolken) dan Cakra (Rey Mbayang). 

Hidup mereka tiba-tiba berubah drastis ketika Gunawan didiagnosis menderita kanker paru-paru yang tak bisa disembuhkan. Sebelum meninggal, Gunawan membuat banyak rekaman video yang berisi pesan-pesan agar kedua anaknya tetap dekat dengannya.

Setelah kepergian Gunawan, Itje memutuskan untuk menjaga kenangan dan hubungan anak-anaknya dengan sang ayah. Mereka berkomunikasi dengan melihat video-video yang telah ditinggalkan oleh Gunawan setiap hari Sabtu. Sementara itu, kehidupan mereka terus berlanjut. 

Satya memiliki keluarga kecil dengan istri Rissa (Enzy Storia) dan dua anak laki-lakinya. Dia bekerja lapangan lepas pantai di sebuah perusahaan minyak di Balikpapan, sementara Rissa bekerja secara daring sambil mengurus anak-anak. Cakra, adalah seorang peneliti di Jakarta yang masih mencari pasangan hidup dan sedang jatuh hati dengan Ayu (Dinda Hauw). Itje, sang ibu, tetap menjalankan bisnis warung makan di Bandung.

Namun, ada sebuah rahasia yang tersembunyi dalam keluarga ini, yang Itje tidak pernah berani ungkapkan kepada kedua anaknya. Bersamaan dengan menunjukkan video terakhir sang suami, Itje akhirnya dia memutuskan untuk berbicara.

Apa Bedanya dengan Versi Film?

Dari sisi kru produksi, sudah jelas semuanya berbeda. Versi film disutradarai oleh Monty Tiwa dan dibintangi Abimana Aryasatya, Ira Wibowo, Deva Mahenra, Arifin Putra, Acha Septriasa, dan Sheila Dara Aisha sebagai tokoh-tokoh intinya. 

Dibandingkan dengan filmnya, serial yang disutradarai Rako Prijanto ini memberikan lebih banyak ruang untuk mengembangkan karakter dan alur cerita yang lebih detail, meskipun tidak mencakup semua yang ada di dalam novel. Dengan adanya adegan kilas balik ke era 80-an, penonton dapat mengenal lebih dalam tentang Gunawan dan Itje serta bagaimana mereka berinteraksi dengan anak-anaknya

Hal ini tentu berhubungan dengan durasi yang lebih panjang. Serial ini terdiri dari 6 episode yang masing-masingnya sepanjang satu jam. Jadi, ada banyak kesempatan untuk mengeksplorasi hal-hal yang disukai dari versi filmnya. 

Serial "Sabtu Bersama Bapak" memberikan pengalaman yang lebih kaya daripada versi filmnya. Kisah-kisah masa lalu Gunawan dan interaksi yang lebih banyak antara Satya, anak-anaknya, dan istrinya membuat narasi menjadi lebih padat dan menghidupkan kisah keluarga Garnida dengan sangat menyentuh.

Kita mengenal versi filmnya yang lebih berfokus pada karakter-karakter anak-anak Gunawan, yaitu Satya dan Cakra. Sedangkan serialnya, justru memberikan lebih banyak ruang untuk pengembangan karakter Gunawan dan Itje.

Jika versi filmnya disajikan dalam alur cerita yang linear, maka untuk serialnya menggunakan alur maju-mundur sejak tahun 1986 hingga 2022 berlokasi di Bandung, Jakarta, dan Balikpapan. Filmnya langsung menunjukkan konflik besar di awal dengan kematian Gunawan. Sedangkan dalam serial, konflik besar baru muncul di episode terakhir. Kelebihan Serial "Sabtu Bersama Bapak"

Keunggulan

Akting yang Memukau

Jajaran nama para pemainnya sudah cukup menjanjikan, ya. Terutama Vino G. Bastian dalam peran Gunawan. Penonton dapat merasakan emosi dan perasaan karakter-karakter ini dengan sangat mendalam, yang membuat pengalaman menonton menjadi lebih intens. Sebagaimana kecemerlangan aktingnya dalam film "Buya Hamka", Vino mampu membawakan dengan apik perannya saat masih remaja, dewasa, dan tua. 

Chemistry yang Kuat

Ikatan emosional antara Vino G. Bastian dengan para pemain lainnya juga terlihat sangat kuat. Hubungan di antara karakter-karakter dalam keluarga Garnida terasa alami, yang membuat cerita menjadi lebih meyakinkan dan emosional. Pun, interaksi Gunawan dengan kedua sahabatnya sejak muda terasa sangat natural dan menghangatkan hati. 

Alur yang Rapi

Alur maju-mundur yang dipilih serial ini ditata dengan cukup rapi untuk menceritakan masing-masing potongan kisah dalam suatu kurun waktu dan tempat secara bergantian. Kelebihan alur ini juga memberikan lebih banyak ruang untuk mengembangkan karakter dan cerita. Alur ini disajikan dengan santai tanpa terburu-buru. 

Pesan Moral yang Kuat

Banyak pesan moral yang kuat disajikan di sini. Ada tentang usaha keras, pengorbanan untuk kebaikan, perbedaan dalam peran orang tua antar generasi, dan pentingnya menjalin hubungan yang harmonis dengan pasangan hidup. 

Sinematografi yang Indah

Perubahan warna yang membedakan masa lalu dan masa kini membuat alur maju-mundur dalam serial ini mudah dimengerti. Masa lalu dengan nuansa warna hangat, sedangkan masa kini dengan nuansa warna dingin yang segar. 

Set desain yang berkisar pada dua periode waktu itu juga membantu menciptakan nuansa yang lebih otentik. Mulai dari dandanan, benda-benda yang dipakai, juga bangunan yang ditempati. Masa lalu berlokasi di Bandung dengan rumah model kuno. 

Sedangkan masa kini, baik rumah di Balikpapan milik Satya maupun kantor skincare tempat Cakra bekerja, merupakan bangunan rumah kaca berdesain minimalis. Asli, itu kantornya Cakra bikin aku mupeng pengin kerja di situ. 

Kekurangan

Tak ada gading yang tak retak. Yang namanya karya manusia, pasti ada kurangnya. Apa lagi jika dikerjakan tim, kompromi atas isi kepala banyak manusia terkadang justru membuat setiap ide tidak bisa mencuat sempurna. 

Berikut ini merupakan beberapa koreksi pribadiku, ya. Soalnya, banyak juga yang menganggapnya masih aman, kok. Apa sajakah itu? 

Alur Lambat

Serial ini genrenya lebih mirip slice of life, sih. Sebab, enggak ada konflik berarti yang terus berlanjut dari episode pertama hingga terakhir. Cuma ada konflik-konflik kecil yang terkadang selesai di episode yang sama. Bagi aku yang mengharapkan drama yang lebih intens daripada filmnya, berhubung durasi lebih panjang, jadi agak lelah menunggu. 

Konflik Besar Terlambat

Konflik besar dalam cerita baru muncul di dua episode terakhir. Itu pun bagiku ya enggak gede-gede amat. He he he. Aku malah lebih tertarik dengan subplot tentang perbedaan gaya pengasuhan Satya dan istrinya. Andai itu yang dipertajam dan perdalam sambil mengaitkan didikan sang bapak dulu, rasanya lebih seru buatku. 

Pesan Moral yang Berjejalan

Terkadang, ada pesan-pesan yang disampaikan secara begitu saja tanpa ada konteks yang dibangun terlebih dulu. Bahkan, ada satu pesan yang diulang-ulang dengan cara yang sama, yaitu:

Belajar itu bukan sampai kita bisa, tetapi sampai kita tidak bisa lagi melakukan salah.

Sayang, nasihat di atas terus diulang-ulang untuk satu konteks yang sama, yaitu menguasai materi pelajaran sekolah. Padahal, nasihat sedalam ini mestinya bisa diterapkan dalam banyak konteks bahkan oleh orang dewasa sekalipun, kan? 

Logat Gunawan

Sesekali, Vino G. Bastian masih terbawa logat Minang saat berbicara, mirip dengan gaya bicaranya di "Buya Hamka". Padahal, seharusnya dia membawakan dialog dalam logat Sunda. Meskipun enggak harus kental, tetapi telinga kita pasti bisa membedakan dong ya, antara logat Sunda dengan Minang. 

Penutup

Serial "Sabtu Bersama Bapak" merupakan contoh yang sempurna bagaimana sebuah karya dapat menginspirasi dan menggerakkan hati penonton dengan cerita yang sederhana tetapi sangat berbeda dalam pengemasan. Dengan latar waktu yang luas dan karakter-karakter yang kuat, serial ini berhasil menyuguhkan pesan moral yang mendalam tentang kehidupan dan perjuangan keluarga yang tak terlupakan.

Apakah kamu sudah menonton? Bagaimana pendapatmu? 

Related Posts

20 komentar

  1. Dari dulu wishlistku pengen nonton film ini dari yang pertama dulu, tapi belum kesampaian.
    Sekilas membaca novelnya soalnya bagus ya menurutku, jadi pengen liat versi visualnya

    BalasHapus
  2. apa ya yg dirahasiain itje? hm, penasaran xD tapi denger2 film ini recommended.. coba ah nanti aku jadiin wishlist, pernah liat kya nya di netflix

    BalasHapus
  3. aku banyak dengar kalau film Sabtu bersama bapak ini bagus, makin penasaran pengen nonton jadinya

    BalasHapus
  4. Kalau serialnya daku belum nonton, baru yang filmnya yang meranin si Deva Mahendra. Ide ceritanya memang bagus sih kisah ini

    BalasHapus
  5. Saya udah menonton versi film dan seriesnya. Lebih suka versi filmnya kalau untuk jalan cerita. Salah satu alasannya karena alur ceritanya yang lambat. Menurut saya ada beberapa bagian yang sebetulnya gak perlu.

    Kalau untuk akting memang bagus, terutama untuk Vino dan istrinya. Tapi, untuk pemeran Cakra dan istrinya masih kurang greget. Masih suka yang versi film.

    BalasHapus
  6. Filmnya aku belum nonton, sekarang serialnya udah rilis pula. Makin penasaran dengan Sabtu Bersama Bapak ini.
    Jadi apa rahasia keluarga yang masih disembunyikan bu Itje? Mari menonton untuk menemukan jawabannya.

    BalasHapus
  7. Aku belum nonton, Mbak. Mantap nih pemerannya artis2 keren. Kok ya pas banget ya, ada suami istri Vino-Marsha dan Rey-Dinda. Jadi lebih alami dong getar2 sayangnya hehehee...

    BalasHapus
  8. Saya nonton yang filmnya sih, bagus meski sedikit bikin ngantuk karena alurnya terkesan lambat.
    Tapi over all, bagus sih pesan kesannya.
    Jadi penasaran serialnya :)

    BalasHapus
  9. udah lama pengen nonton ini, sejak tayang perdananya dulu belum kesampaian, pas banget nih kemarin berlangganan Prime Video.
    selalu suka dengan penampilan Vino G Sebastian.

    BalasHapus
  10. Wuih, mulai dari novel dan film Sabtu Bersama Bapak, aku udah ngikutin. Sekarang wajib nonton nih serialnya juga. Semoga sama cakep dengan filmnya

    BalasHapus
  11. Jadi Si Vino aslinya org mana? Hehe
    Owalah aku belum baca novel maupun nonton filmnya, tapi kalau yang ini alurnya lambat krn mau menceritakan detail karakter masing2 tokohnya ya. Pemeran ya bisa couple an gtu di dunia maya. Penasaran jadinya TFS

    BalasHapus
  12. Belum pernah nonton film maupun serialnya eh novelnya juga belum tuntas saya baca. Baca ulasan di atas jadi dapat gambaran terkait perbedaan antara film dan serialnya. Namun yang jelas keduanya menarik untuk ditonton ya.

    BalasHapus
  13. Belum menonton baik film maupun serialnya, tapi habis baca rivew ini langsung penasaran mau nonton.

    BalasHapus
  14. Adaptasi film lama ini ya, Mba kalau gak salah ada novelnya ya. Dan, sekarang Series Sabtu Bersama Bapak tayang melalui layanan streaming Prime Video ya, jadi pengen nonton lagi deh

    BalasHapus
  15. Salahsatu wishlist buku saat dulu mbak masih awal2 buku sabtu bersama bapak hadir
    Baru punya bukunya di tahun2 kemaren, dan alhamdulillah juga udah nonton versi film nya
    Beberapa poin aku juga setuju ttg versi film SBB mbak, karena durasi lebih pendek jadi bagian peran bapak tidak begitu dijabarkan fokus nya ke anak2nya, satya, cakap, ibu

    Kalau di serial ini belum nonton euy
    Tapi tetap penasaran karena sebagus itu sih di bukunya, banyak makna tersemat tentang parenting ala Pak Gunawan

    Next mau nonton versi serial nya deh mbak.apalagi durasinya yang panjang kan

    BalasHapus
  16. Versi serial ini bisa jadi pilihan buat yang belum pernah nonton versi filmnya, ya. Jadi lebih fresh aja gitu. Aku kayanya pernah nonton sekilas film ini di TV. Kalau novelnya malah belum baca.

    BalasHapus
  17. Aku suka banget sama drama yang bawa kesan yang mendalam termasuk ada pesan yang bisa diambil. Tapi ya, kalau berulang, supaya penonton nangkep gitu apa yaa..
    Alhamdulillahnya ga ada endorsement sih yang ganggu. Ini uda prestasi yang luar biasa.

    BalasHapus
  18. Original book dari serial ini sungguh menanamkan banyak value dalam diriku. Sudah pernah nonton filmnya dan nyesek juga huhu... Belum nonton serial ini dan jadi ingin nonton setelah baca review ini. Insyaallah segera :)

    BalasHapus
  19. Sabtu Bersama Bapak ini salah satu novel Indonesia favorit saya, waktu filmnya tayang pun gak sabar buat nonton. Tapi karena sekarang sudah jarang sekali nonton TV, serial ini terlewat. Harus nonton sih. Terima kasih ulasannya :)

    BalasHapus
  20. wah ada serinya ya, aku cuma baru nonton filmnya. fix masuk watch list :D

    BalasHapus

Posting Komentar