header permata pengalamanku

Because I Am A Girl

53 komentar

Teman-Teman, tahu tidak kalau sejak tahun 2012 lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan setiap tanggal 11 Oktober sebagai Hari Anak Perempuan Internasional (International Day of Girl Child)? Mengapa ya, harus ada hari khusus ini?

Mengutip laman UN Women, Rabu (11/10/2017), ternyata jumlah anak perempuan di dunia ini ada 1,1 miliar, lho. Sangat banyak, ya. Dan tentunya layak untuk mendapat perhatian. Mengingat urgensitas peran mereka yang akan jadi cikal bakal generasi selanjutnya.


Sayangnya, justru kebanyakan anak perempuan malah kerap menghadapi diskriminasi setiap harinya. Setiap 10 menit, seorang anak perempuan mati karena kekerasan. Apa lagi di daerah konflik. Anak perempuan rentan mengalami kekerasan fisik dan seksual.

Anak-anak perempuan di daerah konflik juga menjadi orang pertama yang akan berhenti sekolah. Sembilan puluh persen dari mereka berkemungkinan besar putus sekolah, dibandingkan anak-anak perempuan di daerah bebas konflik.

Sudah saatnya kita menunjukkan rasa peduli pada anak perempuan agar dapat tumbuh dan berkembang semestinya. Mari membentuknya menjadi pribadi yang unggul untuk terlibat dalam perubahan. Sambil menciptakan lingkungan yang nyaman, aman dan kondusif baginya.

Semua Berawal dari Rumah



Dari mana kita memulainya? Tentu saja dari lingkaran terdekat kita. Dengan memperhatikan anak-anak perempuan di sekitar kita. Terutama jika kitalah orangtua yang mendapat tanggung jawab untuk merawat dan mendidiknya.

Mengasuh anak perempuan tentu memiliki poin–poin yang istimewa dibandingkan anak lelaki. Hal ini karena perempuan diciptakan lebih kompleks dan sensitif. Apa saja hal-hal yang perlu kita perhatikan dalam mendidik anak perempuan? Berikut ini di antaranya:

Menanamkan Pendidikan Agama


Tentu saja, ini adalah perkara mutlak yang harus kita tanamkan kepada anak-anak sejak dini, termasuk anak perempuan. Karena anak perempuan cenderung lebih perasa. Hal ini bisa menjadi potensi baik maupun buruk.

Perasaan yang dominan membuat perempuan lebih menyadari ketergantungannya kepada Zat Yang Serba Maha. Hal ini akan mendorongnya untuk tetap berinteraksi dengan Tuhannya dan memperhatikan berbagai rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh-Nya.

Namun sebaliknya, perasaan juga dapat membuat perempuan menjadi kurang kokoh pemahamannya dalam agama. Karena tidak disertai dengan pemikiran dan pemahaman yang mendalam atas setiap keputusan yang diambilnya.

Tugas kitalah mengisi masa kecilnya dengan pembiasaan-pembiasaan yang baik, dilengkapi dengan penjelasan yang cukup untuk menguatkannya dalam beragama. Sehingga ia lebih terarah dan tegar menjalani berbagai problematika dalam hidupnya.

Menghargai dan Mencintainya


Ini adalah kebutuhan dasar bagi psikis anak, terlebih anak perempuan. Terimalah segala kelebihan dan kekurangannya serta tetap mencintainya dengan tulus. Yakinkan padanya bahwa ia sangat istimewa. Beri ia pujian, ucapan terimakasih, permintaan maaf, belaian dan pelukan setiap saat.

Mengenalkan Persamaan dan Perbedaan Antara Lelaki dan Perempuan


Hal ini penting untuk memelihara fitrah seksualitasnya. Sehingga ia dapat berperan sesuai desain ia diciptakan. Sebagai manusia, ia adalah makhluk yang setara dengan lelaki. Sebagai perempuan, ia memiliki peran berbeda untuk bekerjasama dengan lelaki menciptakan kehidupan yang lebih baik.

Inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa pakaiannya berbeda dengan anak lelaki. Mengapa mainan dan aktivitas kesukaannya juga jadi berbeda dengan mereka. Dan apa yang boleh serta tidak boleh ia lakukan saat bersama lelaki atau perempuan lain.

Memahamkan Arti Kecantikan


Menjadi cantik adalah idaman bagi setiap perempuan. Pastikan bahwa kita telah mengajarkan padanya sebuah nilai berharga tentang kecantikan. Karena cantik itu relatif. Maka kitalah yang memberitahunya seperti apakah makna cantik yang sesungguhnya.

Bahwa kecantikan tidak terpaku pada warna kulit atau bentuk fisik. Kebersihan dan kesehatan adalah modal utama merawat diri. Selanjutnya, kecantikan akan lebih terpancar dari dalam pribadi yang bahagia, ramah, percaya diri dan cerdas.


Mengembangkan Potensinya


Fasilitasi anak untuk merasakan berbagai pengalaman tentang banyak hal seluas-luasnya. Biarkan ia menemukan passion-nya. Arahkan anak dengan benar dan dukung selalu dalam mengembangkan dirinya. 

Mendengarkannya


Ya, ini adalah kemampuan vital bagi orangtua yang memiliki anak perempuan. Mereka sudah terlahir untuk menghabiskan jatah berbicara 20.000 kata sehari. Maka, luangkanlah selalu waktu untuk mendengar dan menjawab pertanyaannya, mengikuti ceritanya dan memperhatikan curahan hatinya. 

Jika selama ini kita waswas atas keamanan lingkungan bagi anak perempuan kita, maka percayalah bahwa sesungguhnya anak yang terbuka kepada orangtuanya cenderung lebih bisa menjaga dirinya.

Mengajarinya Beladiri


Membela diri yang paling sederhana adalah mengajarinya keberanian untuk membentengi dirinya dengan berkata ”tidak!” terhadap hal-hal yang buruk. Melatih kewaspadaannya dan cara menghadapi beberapa kejadian yang umum mengincar anak perempuan sebagai korban. 

Belajar ilmu beladiri pun pasti sangat berguna agar anak bisa menjaga dan mempertahankan dirinya dari gangguan. Setidaknya ia tahu jika ia harus lari, berteriak atau bersembunyi dari orang-orang yang bertindak mencurigakan.

Juga, Lingkungan Masyarakat yang Kondusif



Ya, sekokoh-kokohnya benteng yang kita bangun untuk memperkuat dan melindungi anak perempuan kita, tentu tak akan mampu menghalau maraknya berbagai kejahatan di luar sana. Dibutuhkan kerjasama dengan seluruh lini masyarakat.

Kita tak bisa mengawasi anak terus-menerus selama 24 jam. Maka, alangkah terbantunya jika kita memiliki tetangga yang peduli dan ikut mengawasi saat anak-anak di luar rumah. Alangkah leganya jika masyarakat umum pun siap membantu menyediakan rasa aman bagi anak-anak.

Hal salah yang masih beredar, misalnya: masyarakat masih berpikir tidak apa-apa anak perempuan dipanggil-panggil atau digoda di pinggir jalan, kurangnya respon dari penonton tindakan kekerasan yang tidak berusaha mencegah atau banyaknya korban kekerasan yang justru disalahkan.

Sudah selayaknya kita menciptakan masyarakat yang lebih simpatik dan berempati. Anak, perempuan dan laki-laki terlibat sebagai agen perubahan yang mempromosikan untuk saling menghormati antargender. 

Pemerintah adalah Payungnya



Setiap tahun, International Day of Girl Child memiliki tema yang berbeda untuk diusung. Tahun ini, tema IDG 2018 adalah kota aman untuk anak perempuan. Kota yang aman bagi anak perempuan pasti aman buat semua. 

Seperti apa sih, kriteria kota yang ramah anak perempuan itu? Kota tersebut haruslah memungkinkan para anak perempuan untuk:
  • menerima pelayanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan;
  • mendapatkan air minum segar dan mempunyai akses terhadap sanitasi yang baik;
  • terlindungi dari eksploitasi, kekejaman, dan perlakuan yang salah;
  • aman berjalan di jalan;
  • bertemu dan bermain dengan temannya;
  • mempunyai ruang hijau untuk tanaman dan hewan;
  • hidup di lingkungan yang bebas polusi, dll

Dalam perencanaan kota, salah satu metoda yang digunakan untuk mewujudkan kota yang aman adalah metoda safety walk. Metoda ini melihat 9 parameter kota yang harus dievaluasi, yaitu:
  • penerangan
  • terbuka atau tidaknya suatu tempat
  • jarak pandang
  • keramaian
  • keamanan
  • jalan setapak
  • ketersediaan transportasi publik
  • perasaan
  • keragaman gender.


Yuk, bagi jajaran pemerintah, tingkatkan keamanan pada sarana transportasi dan fasilitas publik. Juga respon penyedia layanan dan penegak hukum dalam menangani kekerasan terhadap perempuan. Sehingga kota yang aman bagi semua dapat terwujud nyata.

Related Posts

53 komentar

  1. wah malah baru tahu ada hari anak perempuan, betul mulai dr rumah terlebih dulu ya

    BalasHapus
  2. Waktu itu aku pernah ikutan kelas inspirasi dimana salah satu teman pengajar baru balik dari daerah Halmahera, dia menangis saat menceritakan bagaimana disana anak-anak dibawah umur dipekerjakan. Sedih pokoknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hiks. sedih deh kalo tau cerita2 begini ya...

      Hapus
  3. Baca bagian yang ada daerah konfliknya jadi berkaca-kaca mata.

    BalasHapus
  4. So baru tahu ada hari anak perempuan. Thanks infonya mba

    BalasHapus
  5. Baru tau saya kalo ada Hari Anak Perempuan Sedunia.
    Menjaga anak perempuan memang harus ekstra perhatian. Setuju banget kalo mngajarkan tekhnik beladiri itu penting juga.

    BalasHapus
  6. Wah artikelnya bergizi banget, akan diterapkan pada Nailah mba, makasih banyak ya..

    BalasHapus
  7. Bilqis yang ditanya, adeknya yang jawab terus, nggak mau kalah. Bilqis pinter ya mba, berani ngomong saat divideokan. Btw, anak-anak memang perlu dilatih beladiri. Aku sejak SD udh ikut beladiri, jadi wakti SMA ada godain, tangan sama kaki refleks beraksi, hahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi iya adiknya jg pingin diwawancara.
      mantap deh ilmu beladirinya berguna sekali.

      Hapus
  8. Sedih kalau melihat berita tentang kekerasan pada anak perempuan.

    BalasHapus
  9. Aku punya 3 anak perempuan. PR nya banyak ...

    BalasHapus
  10. Artikel yang sangat berguna dan menambah wawasan mbak. Dari artikel ini aku baru tau kalau ada hari anak perempuan internasional. Banyak ilmu yang bisa dipraktekkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas apresiasinya. semoga bermanfaat ya :)

      Hapus
  11. Artikelnya keren mbk, komplit. Saya sangat setuju pendidikan agama itu nmor satu dalam keluarga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah. iya, tanpa pendidikan agama, anak2 bisa berantakan

      Hapus
  12. Sebagai orang yang pernah mengalami jadi anak perempuan kecil, saya ingat betul waktu dulu ibu saya tak lelah menasehati ini itu. Perempuan harus begini, harus begitu. Kenapa harus pintar menjaga diri, kenapa tak boleh bergaul dengan sembarang lelaki? Duh macem-macem.

    Meski dulu saya menganggap bahwa ibu saya amat cerewet, tapi jauh di dasar hati, saya bahagia, karena itu berarti ibu sayang dan peduli pada saya. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul sekali. kebayang aja kalau dulu pas kecil malah kita dicuekin. kan sedih dong ya..

      Hapus
  13. Aku abrut au ternyata sebanyak itu jumlah anak prempuan yang meninggal karena kekerasan. Dan ternyata banyak hal yang harus dipersiapkan buat melindungi mereka, ya *peluk anak-anak perempuan*

    BalasHapus
  14. Aku ikut manggut2 bacanya bun. Aplg anak keduaq barusan usg jg bakal perempuan. Ikut was2 soal kekerasan zaman now. Berani berkata Tidak itu bener banget. Byk bngt lh PR buat ak sbg ortu. TFS y bun..

    BalasHapus
    Balasan
    1. insyaallah kita adalah ortu yg mampu mendidik dan menjaga anak perempuan ya :)

      Hapus
  15. Wah iya, aku pun baru tahu ada Hari Anak Perempuan. Anak perempuanku cuma 1. Dan udah ABG. Jadinya lupa gimana gedein anak perempuan. Alhamdulillah sih dia sudah mandiri, dan Insya Allah soleha :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah. semoga menjadi pahala yang mengalir :)

      Hapus
  16. Tiga anakku perempuan semuanya, apa yang ditulis di atas, penting banget memang buat yang punya anak perempuan. Terutama untuk anaknya agar bisa melindungi diri sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yup betul sekali. melindungi diri adalah keterampilan dasar yang harus dipelajari anak

      Hapus
  17. Bagus Mbak tulisannya. Dalam Islam sendiri, istimewa ya anak perempuan. Ada beberapa hadits yg saya ingat.

    Saya sampai mencari lagi,ketemu:
    “Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan, kemudia dia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka”

    Semoga kita menjadi orang² yang mendapat berkah.

    BalasHapus
  18. Anakku enam dan perempuannya satu. Selama ini berusaha banget menjaganya sebaik mungkin. Apalagi ayahnya protektif banget.

    BalasHapus
  19. Anakku ikut taekwondo biar dia bisa menjaga dirimya sendiri

    BalasHapus
  20. Saya sepaham banget ini, anak perempuan harus bisa menjaga dirinya sendiri, marwah juga beberapa waktu lalu minta ikutan les taekwondo.

    BalasHapus
  21. I have two pre teen girls at home, it is quite demanding to accompanie them whoever I keep learning for being their friend as well as their mom

    BalasHapus
  22. Org bilang mendidik anak perempuan lebih berat. Tapi kalau tau caranya itu akan jd ladang pahala buat ortunya ya mbak...

    BalasHapus
  23. Baru tahu aku Mbak ada hari anak perempuan...


    Bicara soal anak perempuan, punya anak perempuan itu tanggung jawabnya lbh berat kata orang2 mah

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul sekali. setidaknya sampai dia menikah ya

      Hapus
  24. Aku baru tahu dong 11 Oktober hari anak perempuan. Punya anak perempuan memang sebuah tantangan, harus bisa jadi teman mereka juga biar nanti gak cari kenyamanan dengan yang lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul bgt. kalau ortu kurang perhatian, anak perempuan gampang bgt lari :(

      Hapus
  25. Wah beneran deh mbak aku baru tau kalau ada hari anak perempuan, terima kasih udah sharing ya mbak aku jadi tau nih:)

    BalasHapus
  26. Aku tuh suka kesel kalau ada laki-laki dewasa, colek-colek anakku yang perempuan, walaupun masih balita, saya suka pelototi, kalau ngamuk di jalan belum berani, tapi kayanya mesti lebih galak lagi nih saya, saya selalu bilang ke anak saya yang perempuan walaupun masih balita, tidak boleh siapa pun menyentuhnya kecuali saya, ayahnya, nenek, dan kakeknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga anak2nya jadi pandai menjaga diri ya :)

      Hapus

Posting Komentar