header permata pengalamanku

Begini Cara Anak-Anakku Memilih Jajan yang Sehat

4 komentar

Jajan, siapa pula yang tidak suka, ya? Mulai dari anak-anak sampai yang tua juga kebanyakan suka sekali mengemil. Sebenarnya, tidak ada salahnya lho, dengan kebiasaan mengonsumsi makanan selingan di samping jadwal makan utama. Justru, kebiasaan ini bisa membantu kita tetap mendapatkan asupan yang memadai jika diterapkan dengan benar.
Camilan, sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak bagaimana pun kondisi fisiknya. Jika dia termasuk yang kurang pesat tumbuh-kembangnya, maka camilan yang padat gizi akan memberinya lebih banyak kesempatan untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Jika dia termasuk obesitas, camilan merupakan alat untuk mengontrol asupan kalori sambil tetap mempertahankan rasa kenyang. Sehingga anak tidak terlalu lapar di waktu makan utama dan mengambil porsi berlebihan.

Triknya, dengan memilihkan camilan sehat yang rendah kandungan kalori dan lemaknya. Misalnya dengan memberikan buah potong, bukannya jus buah. Dan memberikan susu rendah lemak/tanpa lemak, bukannya yang full cream.

Tim Bikin atau Tim Beli?

Nah, untuk acara mengemil ini, Ibu-Ibu lebih memilih menyajikannya dengan cara apa? Membuat sendiri atau beli? Kalau menurutku sih, keduanya bisa saja diambil sebagai pilihan ya, menyesuaikan kebutuhan dan kondisi masing-masing.

Jika memungkinkan, sebisanya kita menyediakan sendiri camilan untuk keluarga dari dapur kita. Alasannya:
  • Lebih personal. Karena sentuhan pribadi setiap ibu tentu memberikan efek berbeda untuk resep camilan yang sama. Bahasa cinta pun akan langsung mengalir memenuhi hati masing-masing anggota keluarga
  • Lebih mengetahui mutunya. Karena kita sendiri yang menyediakan bahan dan memrosesnya. Sehingga kita bisa memilih dan mengusahakan yang terbaik untuk dikonsumsi
  • Melatih kreativitas. Baik dari sisi Sang Ibu maupun anggota keluarga lain yang ikut membantu. Dengan begini, kita sekaligus menyediakan sarana belajar untuk anak-anak
  • Lebih hemat. Kadang memang membuat camilan sendiri tampak menghabiskan biaya lebih banyak dibandingkan dengan langsung membeli yang sudah beredar di pasaran. Hal ini bisa disebabkan karena kita membeli bahan dengan harga eceran dan berusaha melengkapi hasil olahan kita dengan bahan-bahan terbaik. Namun untuk kualitas camilan yang sama, membuat sendiri akan lebih murah karena kita tidak membayar biaya pembuatan dan kemasan.

Pondasi kebiasaan mengemil sehat tentu saja perlu ditanamkan dari rumah. Berikut ini cara yang aku usahakan agar anak-anak terbiasa dengan pola konsumsi yang sehat:

Menu Utama Bergizi Lengkap Seimbang

Dimulai dengan kebiasaan menyantap menu utama yang mengandung gizi lengkap dan seimbang. Jika anak bisa menghabiskan porsi menu sehatnya, maka anak akan kenyang dengan komposisi gizi yang sesuai untuk kebutuhan tubuhnya. Dan rasa kenyang ini akan meneka keinginan untuk mencari makanan lain secara sembarangan.

Jadwal Camilan 2x Sehari

Menetapkan jadwal mengemil secara teratur itu penting, lho. Selain membentuk disiplin diri, juga lebih ramah bagi asam lambung karena tubuh bisa menghafal jam biologisnya untuk bekerja dan beristirahat. Aku biasanya mengizinkan mengudap di pagi dan sore hari di antara jadwal makan utama.

Camilan Padat Gizi dalam Porsi Kecil

Jika anak-anak tidak tergolong obesitas, maka camilan bergizi tinggi adalah alternatif terbaik. Jadi camilan ini mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral secara lengkap namun dalam porsi kecil. Contohnya: pizza mini, bubur kacang hijau, roti isi, lemper, risoles, pastel dan skotel.

Camilan Manis Sebagai Variasi

Ya, sesekali aku juga menyediakan camilan manis untuk anak-anak. Dan tentu saja seperti kebanyakan anak pada umumnya, mereka suka sekali dengan yang manis-manis. Apa lagi kalau hasil kreasi sendiri. Camilan manis ini misalnya: puding, es loli, kue dan cake.
Tentu saja dalam jumlah terbatas, ya. WHO merekomendasikan bahwa asupan gula tambahan tidak boleh melebihi 10 persen dari total energi yang dikonsumsi anak. Itu artinya, untuk anak usia 1-3 tahun maksimal 4-5 sendok teh gula. Sedangkan untuk anak usia 4-6 tahun, maksimal 5-8 sendok teh gula per harinya.

Hanya Menyediakan Makanan yang Diperbolehkan

Daripada berbusa-busa melarang ini-itu, praktis saja tidak menyediakan makanan yang tidak boleh dikonsumsi anak. Sebagai konsekuensinya, orangtua juga harus memberikan teladan dengan tidak makan makanan yang dilarang dalam keluarga.

Perbanyak Minum Air Putih

Selalu jadikan air putih sebagai pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan cairan, dibandingkan aneka minuman manis lainnya. Karena selain tidak mengandung kalori, juga sangat bermanfaat untuk menetralkan berbagai zat berbahaya yang mungkin terlarut dalam makanan dan masuk ke tubuh.

Jelaskan pada Anak Alasan dan Cara Memilih Camilan

Menanamkan kebiasaan perlu diikat dengan pemahaman dan praktik secara terus-menerus. Jelaskan pada anak mengapa kita harus memilih makanan yang sehat dan mana saja makanan yang sehat itu.

Saat Memutuskan untuk Membeli Jajan

Kadang, karena keterbatasan kemampuan, waktu atau justru karena memang produk yang dihasilkan lebih baik, maka kita memilih untuk membeli jajan sebagai camilan anak. Sebenarnya hal itu tidak masalah, selama kita bisa memastikan keamanan dari jajan yang dibeli. Apa saja hal yang perlu diperhatikan saat membeli jajan? Ini dia!

Kemasan

Perhatikan kualitas bahan yang dipakai, apakah cukup tangguh untuk melindungi makanan di dalamnya? Pastikan juga bahwa tidak ada bagian yang sobek atau berlubang.

Komposisi

Wah, ini! Harus kita cermati betul ya, apa saja bahan yang dipakai dalam jajan yang akan kita pilih. Dia mutlak harus bebas dari bahan tambahan pangan (BTP) yang berbahaya untuk pengawet, pewarna dan perisanya.

Kandungan Gizi

Terutama, timbanglah kandungan gula dan garamnya. Akan lebih baik lagi jika jajan yang kita beli juga memberikan asupan tambahan dari sisi protein, vitamin dan mineral.

Tanggal Kadaluarsa

Jangan memilih jajan yang sudah melewati masa kadaluarsa, ya. Selain itu, perhatikan juga kondisi fisik yang bisa diindera dari luar. Misalkan warnanya apakah masih utuh, teksturnya apakah masih ideal dan tidak ada bau asing darinya.

Nomor BPPOM dan SH MUI

Adanya nomor BPPOM menunjukkan bahwa jajan tersebut aman dikonsumsi. Hal ini tentu sangat membantu jika kita kurang paham dengan beberapa nama yang tercantum dalam komposisi. Apa lagi jika dilengkapi dengan Sertifikat Halal MUI. Pelanggan muslim seperti kami ini akan merasa tenang saat mengonsumsinya.

Reputasi Produsen

Sebaiknya, hindari jajan yang tidak jelas asal-usulnya. Apa lagi yang sudah dinyatakan berbahaya oleh BPPOM.

Tempat Penyimpanan

Kadang, ada produk jajan yang aman dikonsumsi dan dikemas dengan baik, namun dijajakan dengan cara yang tidak tepat. Misalnya, disimpan dalam gudang yang lembab atau dipajang di tempat yang terkena sinar matahari secara langsung. Hal ini bisa merusak jajan sebelum masa kadaluarsanya.

Kalau Permen, Seperti Apa yang Sehat?

Walaupun kita sering mendengar ibu-ibu melarang anaknya makan permen, namun memang jajan satu ini sangat menggoda bagi anak. Selain karena rasanya yang manis, bentuknya pun biasanya lucu-lucu. Apa lagi kebanyakan kita tidak bisa membuat sendiri permen di rumah. Lengkap sudah rasa penasaran anak ingin mencoba mencicipi permen yang ditemuinya. Buktinya, walau tanpa pengarahan apa pun, ternyata anak-anakku ini kompak menjadikan permen sebagai salah satu jajan favorit mereka:

Sebenarnya, permen tidak akan berakibat buruk kok, jika kita memilih permen yang bermutu baik dan mengonsumsinya dengan cara yang tepat. Seperti apa sih, permen bermutu baik itu? Berikut ini kriterianya:
  • Mengandung gula murni
  • Tidak mengandung pengawet, pewarna dan perisa yang berbahaya
  • Bentuk dan ukurannya aman di dalam mulut anak
  • Tekstur yang lunak lebih aman daripada yang keras, asalkan bukan permen karet

Nah, salah satu permen yang bermutu baik adalah Permen Pindy Susu. Sebuah label permen yang sudah sangat akrab di telingaku sejak aku masih kecil. Bayangkan! Sudah puluhan tahun, lho. Jadi kalau dari sisi reputasi produsennya, sudah tidak diragukan lagi.

Permen ini berbahan dasar susu dan memiliki 3 varian rasa yaitu: susu, susu stroberi dan susu cokelat. Dengan menilik komposisi bahan dan kandungan gizinya, kita bisa menyusun daftar alasan mengapa Permen Pindy Susu layak dijadikan pilihan:


Permen ini menggunakan gula asli dan sirup glukosa sebagai bahan pemanisnya. Tidak seperti beberapa jajan kemasan yang menggunakan pemanis buatan, yang walaupun mencantumkan peringatan akan bahayanya bagi ibu hamil, menyusui dan anak-anak, namun tulisannya keciil...

Permen ini juga menggunakan bahan dasar susu, tidak semata mengandalkan perisa makanan. Perisanya, pengentalnya, pewarnanya dan pengawetnya semua dari bahan alami. Tidak percaya? Kan sudah ada nomor BPPOM dan Sertifikat Halal MUI juga yang dicantumkan dalam kemasannya. Jadi, aman dong!

Teksturnya juga empuk, yang relatif lebih aman daripada permen keras. Karena permen empuk merangsang seluruh otot-otot mulut dan rahang aktif bergerak serta merangsang produksi air liur lebih banyak di dalam mulut. Di mana hal tersebut sangat berguna untuk menjaga suasana mulut tetap bersih dan tidak banyak kontak dalam waktu lama dengan permen.

Walaupun empuk, namun permen ini bukan permen karet yang berbahaya jika tertelan, ya. Juga tidak mengandung cola dan bukan permen yang sangat pedas. Permen ini pun tidak memberi efek pop, yaitu pecah menyebar di dalam mulut yang dapat membuat tersedak. Selain itu, dia juga bukan permen yang berkonotasi negatif seperti permen rokok, misalnya.

Permen ini memang berbahan dasar susu, namun ternyata permen ini tidak mengandung lemak sama sekali. Kabar baik lainnya adalah tidak mengandung garam! Jadi, kita tinggal memperhitungkan jumlah kadar gula yang dikandungnya agar tetap dikonsumsi dalam jumlah yang aman.

Nah, kalau sudah menemukan permen yang bermutu baik, maka tugas kita selanjutnya adalah melatih anak-anak untuk dapat mengonsumsi permen secara tepat. Bagaimana, tuh? Ini rambu-rambunya:


Dari sisi waktu, permen sebagaimana camilan lain hanya dikonsumsi di saat jadwal mengemil. Dan waktunya jangan berdekatan menjelang makan utama. Karena permen yang super manis akan menurunkan selera makan anak terhadap menu lengkap yang disajikan.

Selain itu, jangan mengonsumsinya saat anak sedang tidak fit. Karena tubuhnya memerlukan sumber gizi yang lebih baik dibandingkan permen. Khususnya jika anak mengalami gejala batuk, memakan permen dikawatirkan akan makin memperparah kondisi tenggorokan anak yang sedang sensitif.

Manfaatkan tekstur empuk permen untuk mengunyahnya dengan cukup masif sehingga permen benar-benar hancur saat memasuki kerongkongan. Batasi waktu mengunyah hanya hingga 30 menit. Karena kontak yang terlalu lama dengan gula akan merusak gigi.

Batasi juga jumlahnya. Porsi gula tambahan bagi anak usia 1-3 tahun adalah 4-5 sendok teh. Artinya sama dengan 20-25 gram. Jika porsi ini dibagi untuk 2 waktu mengudap, maka setiap kali mengemil mereka hanya boleh menghabiskan hingga 5-6 bungkus permen.

Tentu saja, sebaiknya waktu mengudap tidak melulu diisi dengan permen. Jadi, di samping itu sediakan juga camilan lain setelahnya. Selain sebagai tambahan gizi, juga membantu membersihkan gigi dari sisa gula yang mungkin masih menempel. Sstt... Konon kabarnya apel dan keju merupakan sebagian bahan makanan yang efektif untuk membersihkan gigi.

Ajak anak untuk berkumur atau sekaligus menyikat gigi setelahnya. Dan jangan lupa untuk mengonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup sebagai penetral. Maka, anak pun dapat menikmati jajan favoritnya tanpa perlu kawatir mengganggu tumbuh kembangnya.

Bagaimana? Ibu-Ibu sudah pernah mencoba Pindy Susu? Atau mengenalkannya pada anak? Supaya semakin mantap hati, silakan kunjungi sosmed resmi Permen Pindy berikut ini:
  • FB: Permen Pindy
  • IG: permenpindy_id
Jadi, apa camilan yang sudah Ibu siapkan hari ini?

Related Posts

4 komentar

  1. Saya suka dengan permen ink. Rasanya mantap.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aih, ternyata seleranya mas djangkaru imut juga :)

      Hapus
  2. Aku juga dulu suka permen susu, klo sekarang mah permen yang bikin wangi saja nafasnya

    BalasHapus

Posting Komentar