"Say, kita cari tempat sepi, yuk!" bisik laki-laki yang duduk di sampingku tiba-tiba.
"Aduh! Jangan, Mas. Kita di sini saja, ya. Nggak enak sama orang-orang. Kalau ketahuan, bagaimana?" aku jadi panik menjawab ajakannya.
"Ah! Orang-orang juga pasti bisa maklumlah, dengan apa yang kita rasakan berdua. Mereka juga mungkin sama saja dengan kita. Cuma, kitanya saja yang tidak tahu. Karena, mereka pandai melakukannya sambil sembunyi-sembunyi," sahut laki-laki itu sambil cekikikan.
Aku makin blingsatan. Sulit sekali menolak keinginan laki-laki yang kucintai ini. Sejujurnya, aku pun sudah mengidam-idamkannya sejak lama. Tapi, bagaimana lagi? Aku tidak berani melanggar aturan. Belum lagi kalau sampai ketahuan orang-orang sekitar. Bisa ditanya macam-macam nanti.
"Sudahlah, Mas. Tahan dulu, ya. Nanti, kalau sudah waktunya, pasti aku juga mau, kok," rayuku berusaha menenangkan gejolak hasratnya yang semakin menggebu-gebu saja dari hari ke hari. Walau selalu kewalahan, tapi aku tidak boleh sampai kalah ngotot dengannya.
"Sampai berapa lama lagi, Say? Aku sudah tidak tahan lagi! Ini sudah lebih dari dua minggu, lho, sejak terakhir kali kita melakukannya," jawab laki-laki kesayanganku itu sambil bersungut-sungut. Wajahnya benar-benar suntuk.
"Memangnya, kamu tidak ingin mengulanginya?" tanyanya tiba-tiba sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Matanya melebar. Alisnya bergerak-gerak naik-turun dengan cepat, tanda ia sedang menggodaku.
Gawat! Dia mengingatkanku pada kenangan indah itu lagi! Siapa yang tak ingin merasakannya lagi?
"Ya, tunggu sajalah, Mas. Kan, kita harus menghormati orang-orang yang kita tuakan. Mereka pasti lebih tahu yang terbaik buat kita. Nanti, begitu restu mereka sudah turun, kita bisa bebas melakukannya, Mas," hiburku.
"Aku tidak bisa bersabar lagi, Say. Aku ingin ... keluar," ucapnya tertahan.
"Sstt! Bahaya kalau nanti sampai terdengar yang lain. Mereka akan berpikir yang tidak-tidak," ucapku memperingatkan dengan panik.
Tiba-tiba saja, derap langkah kaki-kaki itu terdengar mendekat. Dengan penuh semangat, mereka menggedor pintu yang sudah kami kunci sedari tadi, "Buka! Ayo, buka!" Bisa dipastikan ada enam pasang tangan yang mengepal dan membentur-bentur daun pintu yang mulai berderak terguncang-guncang.
"Aku tidak bisa bersabar lagi, Say. Aku ingin ... keluar," ucapnya tertahan.
"Sstt! Bahaya kalau nanti sampai terdengar yang lain. Mereka akan berpikir yang tidak-tidak," ucapku memperingatkan dengan panik.
Tiba-tiba saja, derap langkah kaki-kaki itu terdengar mendekat. Dengan penuh semangat, mereka menggedor pintu yang sudah kami kunci sedari tadi, "Buka! Ayo, buka!" Bisa dipastikan ada enam pasang tangan yang mengepal dan membentur-bentur daun pintu yang mulai berderak terguncang-guncang.
Pria itu menghela napas panjang, kemudian berkata dengan mantap, "Sudahlah, Say. Kita hadapi saja mereka." Dibukanya perlahan kunci itu. Belum penuh gagangnya diputar, keenam pasang kaki itu berhamburan melangkah ke dalam kamar tempat kami bersembunyi.
"Hayo! Bilang apa tadi? Aku dengar mau keluar. Keluar apa?" tanya mereka bersahut-sahutan, Kalau ada yang keluar, kami ikut!" Aku dan pria tercintaku itu hanya bisa saling memandang kebingungan. Kami saling meminta petunjuk, apa jawaban terbaik yang patut kita berikan?
"Mm, begini. Kita semua paham kok, kalau kalian juga merasakan kebosanan yang sama dengan kami. Di rumah terus memang tidak enak. Tapi, bagaimana pun, kita harus bersabar untuk tidak bermain di luar dulu. Ya?" tuturku hati-hati. Keenam pasang mata nan polos itu meredup sinarnya.
Tips Betah di Rumah Selama Pandemi
Kata orang, salah satu peran penting perempuan adalah sebagai penyeimbang, penjaga harmoni. Apa lagi, di masa kritis begini. Jika ada yang panik, kita yang menenangkan. Jika ada yang asal-asalan, kita yang mengingatkan. Jika ada yang kebosanan, kita pula yang menghiburnya.
Tetap bertahan di rumah memang tidak mudah dijalani, terutama oleh yang biasa bekerja di luar rumah, begitu juga anak-anak. Dunia anak yang biasa penuh rasa ingin tahu dan eksplorasi, jadi harus terkungkung di antara tembok dan atap rumah.
Untuk mengatasi rasa bosan ini, ada banyak hal sebenarnya yang bisa kita lakukan. Misalnya:
Buat Jadwal Rutin
Terkadang, kita merasa bosan karena tidak ada gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan dalam kurun waktu yang tidak menentu begini. Jadi, biasakan menyusun jadwal harian, mingguan, dan bulanan untuk membantu kita agar tidak mati gaya.
Ubah Tata Letak Perabotan
Agar suasana terasa lebih dinamis, tak ada salahnya jika kita bergotong-royong mengganti posisi tiap furnitur di rumah. Terutama, untuk ruangan yang sering dipakai keluarga, misalnya: ruang tidur, ruang keluarga, atau ruang kerja.
Kenakan Pakaian yang Nyaman
Ini penting sekali buatku. Karena, kadang-kadang rasa tidak nyaman itu ditimbulkan oleh penyebab sepele seperti bosan memakai pakaian yang itu-itu lagi. Agar semangat lebih terbangun, bisa saja kita berdandan dengan gaya tersendiri untuk tiap kegiatan yang berbeda.
Misalnya, kita tetap mengenakan pakaian kantor saat sedang bekerja di rumah. Anak-anak diizinkan memakai pakaian terbaiknya saat sedang mempresentasikan hasil karyanya, dan lain-lain. Jika tubuh terasa nyaman, biasanya suasana hati kita pun akan bagus sepanjang hari.
Olahraga
Yang ini jangan ditawar, ya. Tubuh yang malas sangat mudah mengantarkan pada rasa bosan. Jadi, bergeraklah! Lakukan olahraga ringan setiap hari. Agar lebih variatif, kita bisa memilih jenis olahraga yang berbeda di waktu-waktu tertentu.
Pilihannya bisa cukup banyak. Antara berjalan kaki, berlari kecil, atau bersepeda keliling komplek. Selama memang komplek kita belum ditetapkan sebagai zona merah, ya. Kita juga bisa melakukan senam atau jenis olah tubuh lain di rumah. Gerakannya? Contek saja dari Youtube!
Melakukan Kegiatan Bersama
Masa ini adalah kesempatan kita untuk meraup sebanyak-banyaknya waktu berkualitas dengan keluarga. Jika sebelumnya kita bekerja sendiri-sendiri dan lebih sering berdiskusi masalah pekerjaan dengan rekan di kantor, mungkin kita bisa sedikit berbagi cerita pada pasangan tentang kesibukan kita.
Jika biasanya anak-anak bermain dengan teman sebaya, kini mereka bisa mendapatkan pengalaman lebih dengan bermain bersama saudara, bahkan kedua orang tuanya. Bersih-bersih, belajar, dan memasak adalah jenis kegiatan lain yang terasa makin asyik saat dilakukan bersama keluarga.
Baca juga: 3 Resep Dasar nan Praktis Cemilan Andalanku.
Memastikan Anak Mengerjakan Tugas Sekolah
Kalau orang tua, biasanya sudah terdorong untuk tetap bekerja karena tanggung jawab terhadap anak-anaknya. Sedangkan bagi anak, bisa jadi suasana rumah selalu terasa seperti hari libur. Jadi, selalu periksa tugas sekolah anak dan pastikan terselesaikan dengan baik, ya. Sedikit tantangan setiap hari akan mengusir rasa bosan pada diri anak.
Manfaatkan Aplikasi Belajar Gratis
Ada banyak sekali aplikasi belajar gratis yang bisa kita manfaatkan untuk menambah keterampilan dan pengetahuan. Ada yang berupa permainan, ada pula yang konsepnya lebih serius. Yang penting, kita tinggal menambahkan semangat untuk menguasainya.
Kembangkan Hobi
Berlama-lama di rumah adalah kesempatan kita untuk menekuni hobi yang mungkin sempat terbengkalai karena terjerat oleh berbagai rutinitas sehari-hari. Dengan mengembangkan hobi, kita bisa menghasilkan karya dan yang pasti mengusir rasa bosan.
Baca juga: Sudahkah Kamu Mengenal Manfaat Hobi?
Posting Komentar
Posting Komentar