header permata pengalamanku

Media Sosial di Masa Pandemi Punya Dampak Positif bagi Remaja, Lo!

23 komentar
Media Sosial di Masa Pandemi
Tanpa sengaja, aku baru usai membaca sebuah artikel di Indozone, nih. Judulnya "Studi Soroti Peran Sosial Media pada COVID-19" yang tayang Kamis, 10 Juni 2021 lalu. Di sana disebutkan bahwa peneliti dari York University dan University of British Columbia melakukan riset terkait penggunaan media sosial di masa pandemi.
Aku jadi teringat dengan banyaknya pendapat tentang peran media sosial selama ini di tengah masyarakat. Ada yang positif maupun negatif. Pun, ketika pandemi hadir. Tatanan dunia yang terjungkir balik ikut memengaruhi dan dipengaruhi oleh keberadaan media sosial. 
Ada yang menganggap media sosial di masa pandemi memperburuk keadaan, demikian juga sebaliknya. Masing-masing tentu punya alasan tersendiri. Para pakar pun memiliki dasar dan data tertentu dalam berpendapat. 
Maka, izinkanlah aku berbagi terkait media sosial di masa pandemi ini berdasarkan pengalamanku pribadi. Tentu kita tidak bisa menggeneralisasi hanya karena apa yang kualami, ya. Namun, setidaknya, mungkin bisa menambah wawasan bahwa ternyata ada banyak lo, dampak positif media sosial di masa pandemi ini, khususnya yang didapat oleh putriku yang sudah menginjak usia remaja.

Apa Itu Media Sosial?

Media sosial adalah sebuah media daring yang digunakan satu sama lain oleh para penggunanya sehingga mereka bisa dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, dan menciptakan konten, jejaring sosial, forum dan dunia virtual tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Ada banyak media sosial yang populer saat ini dengan fitur keunggulannya masing-masing. Sebut aja Facebook, Instagram, Whatsapp, Twitter, Tiktok, Youtube, Blogger, Line, Pinterest, Tumblr, Telegram, dan masih banyak lagi. Pasti kita juga cukup akrab dengan karakteristik sebagian besar media sosial tersebut.

Menurutku, keberadaan media sosial ini demikian memasyarakat di tengah warganet. Hal ini kusadari sejak mengetahui artikel dalam blogku yang berjudul Arti 6 Emoji Responku bagi Status Facebook menduduki peringkat kedua trafiknya hingga saat ini. Ya, semakin banyak orang peduli dan mengedukasi diri terkait penggunaan media sosial ini.


Kondisi Putriku Sebelum Pandemi

Memang, situasinya tidak sama dengan anak kebanyakan, ya. Putriku adalah korban perundungan yang berefek cukup dalam pada kondisi psikisnya hingga mengalami PTSD dan ansietas. Konseling dengan psikolog dan terapi obat dengan psikiater pun dijalaninya selama setahun, hingga datanglah pandemi.
Banyak studi yang menyebutkan meningkatnya angka gangguan kesehatan mental selama pandemi. Jauh sebelumnya, kita juga sudah sering mendengar betapa media sosial bisa memicu isu-isu psikologis seperti: narsisme, depresi, nomofobia, dan sebagainya.
Lalu, apa jadinya jika remaja yang notabene masih labil pribadinya, sedang PTSD dan ansietas pula, diterjang badai pandemi dan tetap menggunakan media sosial? Apa enggak makin parah itu nanti hasilnya dibandingkan fakta kebanyakan yang sudah terjadi?
Syukurlah, ternyata bukan itu yang terjadi pada putriku. Dalam artikel yang pernah kutulis tentang penjagaan jarak bagi korban perundungan, pandemi justru memberi ruang lebih lega baginya untuk memulihkan diri karena berkurangnya pemicu dari luar.
Soal penggunaan media sosial, kini aku menuai hasil didikanku selama ini tentang 6 caraku menjunjung etika di dunia maya. Sehingga, putriku cukup terbiasa untuk terus belajar memanfaatkan media sosial ini dengan bijak dan memetik banyak manfaat darinya. Apa sajakah itu?

Dampak Positif Media Sosial di Masa Pandemi bagi Remaja adalah ...

Media Sosial

Komunikasi Cepat

Sebagai insan yang tadinya banyak menahan diri untuk berkomunikasi dengan orang lain karena takut, bingung, malu, atau khawatir merepotkan, alat komunikasi yang bisa menyampaikan segala gerak hati cukup membantu putriku untuk kembali belajar berinteraksi.

Dalam hal berita mendesak, pesan bisa mencapai penerima yang dituju dengan satu klik aja. Terkadang, itu bisa berupa pertanyaan yang muncul kepada psikiater, curahan hati pada teman, atau sekadar sapaan ramah yang begitu saja mengusir sepi saat depresi melanda.

Memperkuat Relasi

Bagi sebagian orang, berkomunikasi daring lebih sederhana. Obrolan bisa tetap berjalan dan rasa canggung berkurang dibandingkan jika bertatap muka langsung. Kualitas relasi jadi semakin kuat karena interaksi bisa lebih intens dan terbangun kepercayaan antara kedua belah pihak.
Putriku memulai belajar berinteraksi dengan lingkaran keluarga dulu. Kami memberinya nomor WA sepupu, paman, dan tante untuk bercakap-cakap. Setelah merasa nyaman, dia memberanikan diri menyapa teman-teman lama dan berlanjut dengan bersedia berbicara dengan kenalan baru.

Meningkatkan Partisipasi

Melalui forum, remaja dapat menyumbangkan pendapat dan pemikirannya tentang topik dan tema tertentu yang menarik bagi mereka. Dengan berpartisipasi dalam diskusi, mereka terlibat dalam ekspresi diri yang positif.

Menjembatani Perbedaan

Melalui media sosial, remaja dapat bertemu dengan teman-teman baru dari luar negeri dan penjuru negeri ini yang jauh lokasinya. Berkomunikasi dengan individu dari budaya yang berbeda dapat membantu remaja menjadi lebih memahami perbedaan budaya.
Teman-teman daringnya di luar lingkup tempat tinggal memberi alternatif putriku bahwa sebenarnya ada banyak tipe manusia di luar sana. Tidak semua orang itu seperti para perundung yang selama ini ditemuinya. Mengenal berbagai karakter manusia membantunya lebih menerima kekurangan dan kelebihan setiap orang.

Menemukan Identitas

Saat remaja mempersonalisasi profilnya, mereka mengalami rasa kemandirian. Selain dapat berbagi ide dan minat dengan orang lain, mereka juga dapat bergabung dengan kelompok yang membantu mereka menyesuaikan diri dan mengembangkan identitas mereka. Orang lain yang baru kenal bisa jadi menilai kita lebih jernih dan positif. 

Menambah Percaya Diri

Saat putriku berani menampilkan karyanya di media sosial, apresiasi berupa tombol suka dan komentar bagus tentu berpengaruh positif baginya. Secara otomatis, dia mendapatkan penegasan, validasi, kepercayaan diri, dan harga diri. Dia semakin yakin bahwa pujian yang didapatnya dari keluarga adalah benar.

Edukasi

Karena opsi "berbagi", jejaring sosial memberi remaja kesempatan untuk berbagi video dan artikel informatif satu sama lain. Ini juga membantu mereka menjangkau pakar akademis mereka. Pengetahuan pun berkembang pesat jika dibandingkan dengan hanya mengandalkan pengajaran di sekolah.

Mengatasi Depresi

Orang bilang, menulis adalah salah satu bentuk terapi. Memang ada media sosial yang sangat mendukung hal ini, yaitu blog. Namun, putriku masih terlalu malu untuk menceritakan pengalaman dan menumpahkan segala perasaannya ke media ini.
Maka, dia memilih menuturkannya dalam bentuk lain, yaitu novel. Jadilah dia mencurahkan segala yang menyumbat di otak dan hatinya pada beberapa platform novel digital. Kelegaan pun sedikit demi sedikit dia raih sehingga bisa melakukan aktivitas lain untuk melangkah lebih maju.

Menunjukkan Potensi

Banyak penari, penyanyi, dan artis muda dan baru muncul mendapatkan popularitas melalui internet. Berkat situs jejaring sosial, remaja berbakat dapat menunjukkan kepada dunia apa yang mereka kuasai. Hal ini juga dialami putriku melalui karya videonya.

Tak dapat dimungkiri, media sosial memang kekuatannya sedemikian dahsyat dibandingkan jika dilakukan oleh seorang pribadi. Apapun itu, setiap hal selalu memiliki dua sisi, positif dan negatif. Tinggal pandai-pandainya kita mengarahkan kekuatan media sosial ini agar dapat dimanfaatkan untuk kebaikan.
Itulah beberapa dampak positif dari media sosial di masa pandemi yang didapatkan putriku, dan sangat mungkin dialami juga oleh banyak orang. Apakah kamu juga merasakan hal yang sama? Mungkin kamu mau menambahkannya?

Related Posts

23 komentar

  1. dulu, awal berkenalan dengan media sosial, saya "kecanduan" facebook, twitter dll

    tapi tetap berhati-hati, gak pernah curhat pribadi

    sekarang lebih berhati-hati lagi sesudah ngerasain betapa tipisnya perkawanan di medsos.
    Hanya gara-gara gak setuju, mereka langsung unfriend/block dll

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju dengan Ambu nih, harus bijak bermedsos. Separah apapun kondisi saya, engga pernah curhat pribadi ke medsos.
      Btw...prihatin dengan putrinya mb Farida kena perundungan. Semoga semakin pulih dan kuat yah...

      Hapus
  2. Kalau sekarang, untuk penggunaan sosial media, aku lebih ke memilah lagi sebelum benar2 post kak. Asalkan kita bijak, sosmed itu bermanfaat juga.

    BalasHapus
  3. Betul tuh, tombol like dan love di medsos bisa menumbuhkan rasa bahagia dan percaya diri. Mungkin itu sebabnya ya sampai sekarang FB Corp belum bikin tombol dislike di FB dan IG.

    BalasHapus
  4. Full online ya remaja usia sekolah dua tahun terakhir. Medsos pun tak terkecuali jadi media yang paling banyak diakses pengguna. Gimana pun selalu ada 2 sisi, positif dan negatif. Harus balance.

    BalasHapus
  5. Media sosial jika digunakan dengan bijak inshaAllah bisa berdampak positif banget ya kak. Apalagi postingan-postingan kita yang baik mendapat respon yang bagus. Duh, senengnya.

    BalasHapus
  6. Hidup di dunia digital seperti ini memang nggak bisa lepas dari sosial media
    selama bisa dimanfaatkan dengan baik, pasti mendatangkan manfaat

    BalasHapus
  7. MashaAllah. Semoga dengan menulis novel di aplikasi, berbagai dampak positif semakin bisa dirasakan oleh putrinya ya Mbak. Apapun itu, jika kita memandangnya dari segi positif dan berbagai nilai kebaikan, inshaAllah bisa jadi sesuatu yang bermanfaat buat kita.

    BalasHapus
  8. Bener kak untuk anakku yang usia remaja sejak pandemi ini lebih banyak berkomunikasi lewat medsos dengan teman2nya, mereka mengerjakan beberapa proyek video yang positif menurut saya

    BalasHapus
  9. Lewat media sosial, kita bisa salurkan bakat terpendam, plus jadi langkah juga bisa menghasilkan cuan melalui bakat tersebut ya.

    BalasHapus
  10. Semakin berkembang media sosial bisa untuk kreatifitas remaja mengembangkan passion

    BalasHapus
  11. Bener bangett, alhamdulillahnya sekarang ini ngga kayak zaman dulu. Sekarang banyak konten edukatif juga di media sosial yaa kak. Bikin lebih produktif juga

    BalasHapus
  12. media sosial itu seperti pisau bermata dua, jika digunakan dengan tepat maka bisa bermanfaat bagi si pengguna, begitu juga sebaliknya

    BalasHapus
  13. Perlindungan di sosial media itu juga jahat kak, saat ini tinggal pinter-pinter nya kita untuk mencari hal-hal positif dari sosial media

    BalasHapus
  14. selama digunakan dengan baik, pastinya apapun termasuk sosial media memang akan bermanfaat ya kak, apalagi saat pandemi seperti ini yang semuanya harus dilakukan jadi online. termasuk untuk kaum remaja juga, mereka bisa bersosialisasi dan belajar dengan temannya melalui sosial media ya kak

    BalasHapus
  15. Media sosial memberikan tempat seluas-luasnya untul setiap pengguna Internet. Dan, aku orang yang percaya selama yang kita cari dan sebarkan adalah hal baik maka yang kita terima kebaikan juga. Seperti saat menerima like dari hasil karya yang kita share ke media sosial pasti memberikan dampak yang besar untuk terus semangat berkarya.

    BalasHapus
  16. Sekarang aja tugas belajar anak bujangku disuruh sama gurunya untuk upload di media sosial. Dana Alhamdulillah sih media sosial memberikan dampak yang positif buat anakku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pastikan banyak juga dampak baiknya dan positif dari media sosial tersebut.

      Hapus
  17. Setuju sih mba, remaja sekarang untuk mengungkapkan perasaan lebih gampang ketimbang dulu. Jadi sekarang wawasan lebih terbuka dan nggak minderan. Apalagi medsos bisa ngasilin cuma juga

    BalasHapus
  18. Yap, saya sangat setuju. Media sosial asal digunakan dengan cara yang tepat sebenarnya memberikan banyak manfaat dan peluang baru untuk siapa saja, khususnya remaja. Rasa-rasanya hal-hal yang selama ini tidak mungkin digapai menjadi sangat mungkin karena jarak yang terasa lebih dekat. Partisipasi pun meningkat karena tak ada batasan karena rasa canggung.

    BalasHapus
  19. Selagi penggunaannya tepat, media sosial nyatanya kaya akan manfaat eaa~

    Cuman ya itu, kalo saya belum terlalu memaksimalkan media sosial untuk personal branding sih huehuee

    BalasHapus

  20. Asal bisa memanfaatkan dengan tepat, manfaat medsos banyak juga ya. Demikian pula dengan kondisi pandemi ini. Di satu sisi menimbulkan tekanan di sisi lain banyak yang tergali potensinya. Tergantung bagaimana kita memanfaatkan situasi dan kondisi ya...

    BalasHapus
  21. Mbak aku sepakat banget, orang2 atau anak2 yang dirundung di luar justru aman selama pandemi. Sebaliknya, anak-anak atau orang2 yang ga nyaman di keluarga nya justru malah depresi di masa pandemi. Medsos memang dua sisi, bisa jadi bagus bila digunakan dengan tepat

    BalasHapus

Posting Komentar