header permata pengalamanku

Menyalurkan Hobi Menulis

28 komentar

 

hobi menulis
Membaca salah satu artikel di blog penulis Balikpapan, Aisyah Dian, aku jadi teringat dengan perjalanan hobiku yang sama dengan Beliau. Apa lagi kalau bukan hobi menulis. Ternyata, kami berdua memiliki mimpi yang sama. Mungkin memang idaman dari setiap orang yang hobi menulis, yaitu bisa menulis buku solo dan menerbitkannya.

Awal Menjalani Hobi Menulis

Bedanya, tentu aja dalam perjalanannya. Kak Aisyah Dian segera berusaha memenuhi hobinya ini dengan berfokus mengasah keterampilan pribadi dalam menulis buku, terutama cerita fiksi. Sedangkan aku, yang namanya menghasilkan buku itu masih aja di awang-awang selama puluhan tahun tanpa aksi yang berarti.
Setelah mengikuti berbagai pelatihan, Kak Aisyah Dian berkali-kali menemukan jalan buntu dalam menulis fiksi. Hingga sampailah pada suatu titik di mana Beliau merasa enggak berbakat menulis buku. Apakah kemudian Beliau enggak lagi menulis?
Oh, jelas enggak, dong! Yang namanya hobi, mau ditahan bagaimanapun, bakal tetap menemukan jalan keluarnya untuk kembali eksis. Kak Aisyah Dian lalu menyalurkan hobi menulis Beliau melalui hal-hal sederhana seperti menulis di status Facebook, dan sebagainya.

Blog untuk Menyalurkan Hobi Menulis

Dari Facebooklah, akhirnya Beliau mendapatkan informasi tentang sebuah wadah menulis yang baru baginya, yaitu blog. Beliau mulai mengenal dan menekuni blog hingga lama-kelamaan merasa bahwa blog merupakan ajang paling pas untuk menyalurkan hobi menulis yang selama ini mengendap.
Hal ini berbeda denganku yang justru menjadikan blog sebagai batu loncatan untuk mewujudkan impian menelurkan buku-buku best seller suatu saat. Amin. Cukup lama aku berkecimpung di dunia blog ini. Lebih dari lima tahun, deh.
Bagaimana enggak? Seperti yang diungkap Kak Aisyah Dian, asyiknya blog itu yang pertama adalah suka-suka. Kita bisa menulis apa aja di sana dan langsung tayang. Enggak perlu persetujuan dulu dari pihak mana pun.
Hobi menulis pun bisa dijalani secara gratis. Cuma bermodal kuota internet dan waktu, meski ada juga opsi untuk membeli domain dan hosting berbayar bagi yang ingin menekuninya dengan lebih profesional. Apakah bloger bisa menjadi sebuah  profesi? Bisa banget!
Ada banyak cara untuk mendapatkan penghasilan melalui blog. Kalau aku dulu, di awal-awal, dengan blog gratisan pun bisa mendulang uang belasan juta hasil menang lomba yang hingga kini masih merupakan hadiah terbesar di sepanjang karierku sebagai bloger.
Hadiah tersebut berupa perjalanan selama 4 hari 3 malam ke Kepulauan Derawan untuk 2 orang. Berhubung saat itu aku enggak bisa berangkat, maka yang menikmatinya adalah suami bersama putra tertuaku. 
Banyak informasi yang kukumpulkan menjelang keberangkatan mereka. Di antaranya, tentu aja berasal dari para travel blogger Balikpapan karena itulah kota besar di Kalimantan yang letaknya palinng dekat dengan Kepulauan Derawan.

Kapan Benar-benar Menulis Buku?

menulis buku
Barulah di usia 38 tahun, aku mencanangkan dalam hati untuk mulai serius menempuh jalan agar bisa meluncurkan buku karyaku pribadi. Aku menargetkan hal itu terwujud di usia 40 tahun. Selama dua tahun menuju ke sana, aku mencari caranya dari titik nol alias buta sama sekali.
Aku memulainya dari memperhatikan dan lebih intens berinteraksi dengan para bloger yang telah menulis buku. Dari sana, aku mengetahui nama-nama, kisah perjalanan hingga menjadi sebuah buku, dan komunitas mereka. Bergabunglah aku dengan grup mereka di WhatsApp atau yang lainnya.
Dengan begitu, aku lebih mudah mendapatkan informasi tentang pelatihan, lomba, dan kesempatan menulis buku. Awalnya, aku ingin menulis buku nonfiksi. Sebab, itu lebih dekat dengan blog yang biasanya bercerita tentang keseharian kita. Aku bermaksud merangkum beberapa artikel yang setema dalam blogku untuk menjadi sebuah buku.
Tawaran itu datang. Salah satu agen penulis dari sebuah penerbit paling mayor di Indonesia mencari orang yang bersedia menulis dengan tema yang kebetulan sangat bersesuaian denganku. Aku pun berusaha menyusun dan menyetornya. Setelah melalui sekali revisi, akhirnya naskah buku tersebut ... dikembalikan! Hiks. Pandemi membuat penerbitan membekukan diri sementara.
Enggak menyerah, aku pun terus mencari eksempatan menulis buku berikutnya dengan mengikuti lomba novel. Asli nekat sih ya, bagi aku yang belum berpengalaman sama sekali. Targetku saat itu hanya bisa menghasilkan buku. Targetku terwujud tepat waktu dan hasilnya di lomba itu ... aku kalah! Ya, iya lah. Hi hi hi ...
Akan tetapi, itu enggak masalah. Toh, aku benar-benar menulis buku di usia 40 tahun dan terus menulis hingga sekarang. Bagaimana denganmu? Apakah kau juga punya hobi menulis? Bagaimana menyalurkannya? 

Related Posts

28 komentar

  1. Wah mba Farida inspiratif sekali ya perjalanannya untuk jadi penulis. Dari hobi jadi menghasilkan buku-buku sendiri. Keren

    BalasHapus
  2. samaa... aku dulu juga kenal blog dari facebook. Awalnya berteman di facebook dengan beberapa teman kompasianer lalu bertambah teman-teman blogger, akhirnya nulis di blog sampai sekarang.

    BalasHapus
  3. menulis membuat kita menuliskan semua cerita yang ada dikepala termasuk pengalaman dan ide. Akhirnya menjadi sebuah narasi dan cerita yang asik untuk dibaca semua orang ya kak. menyenangkan sekali

    BalasHapus
  4. gara-gara hobi menulis, aku bisa menjadi blogger. Selain menulis menyalurkan hobi, syukurknya bisa menghasilkan cuan dari menulis.

    BalasHapus
  5. Setiap penulis, pasti berbeda-beda proses atau jalan menulisnya ya, Mbak. Tapi intinya, siapa yang terus semangat dan konsisten, maka dialah yang akan terus bertahan. Saya pun begitu. Saya awalnya penulis cerita anak. Lalu mulai ngeblog. Tau blog juga dari media sosial hehehe.

    BalasHapus
  6. Saya suka menulis dan membaca, tp tiap kali menulis sering buntu dtengah jalan.. Dengan bertekad yg kuat dan terus berlatih akhirnya saya bisa lebih santai menulis diblog... Alhamdulillah ya mba, smoga kita bsa trus smangat untuk mnulis..

    BalasHapus
  7. Sama mba saya pun hobi menulis tapi bukan menulis novel, suka menulis blog udah kayak candu nulis diblog

    BalasHapus
  8. Menulis kalau ditekuni bisa menjadi hobi yang menyenangkan ya mbak. Salut dengan usaha dan perjuangan mbak Farida. Saya hanya bermimpi saja tapi belum bisa mewujudkannya. Cuma sebatar menerbitkan buku antologi. Namun begitu lewat blog saya bisa menuangkan apa yang saya rasakan dan alami...blog lah yang menjadi media curhat saya.

    BalasHapus
  9. Hobi saya juga nih menulis... Fiksi dan non fiksi... Tapi sedih banget udah beberapa tahun libur, enggak ada ide buat cerita fiksi...

    BalasHapus
  10. hobi menulis itu memang menyenangkan ya Mbak, selain bisa menyalurkan apa yang ada di otak kita, kita juga bisa jadi merasa plong, bonusnya bisa jadi penulis terkenal dan juga tentunya menghasilkan cuan dooong jika benar-benar diseriusi bahkan bisa menghasilkan karya yang menjual :)

    BalasHapus
  11. Hobi menulis untuk menguraikan apa yang ada di kepala sangat membantu banget kalau buat saya mba.
    Salut untuk kak Farida dan mba Aisyah Dian yang hobi menulisnya sudah sampai tahap menerbitkan buku. Keren.

    BalasHapus
  12. Sama juga. Pengen punya karya solo berupa novel atau kumpulan cerpen. Samoai sekarang belum terlaksana..hiks..

    BalasHapus
  13. Saya lebih dulu menulis novel, Mbak. Debut novel di tahun 2011. Dulu bikin blog karena editor bilang penulis sebaiknya punya blog. Tapi sekarang malah lebih nyaman ngeblog.

    BalasHapus
  14. Daku pernah pas ada penerbit mayor buka lowongan menerima outline naskah novel. Kalau outlinenya oke baru deh lanjut ke novelnya. Alhamdulillah, terbit

    BalasHapus
  15. buat yang hobi menulis, sepertinya perlu dipertimbangkan nih untuk mencoba menulis novel yaa, jadi paling gak tulisan kita bisa dinikmati banyak orang dan jadi salah satu kebanggan tersendiri

    BalasHapus
  16. Aku juga suka sekali menulis, sama seperti saat merajut. Keduanya memberi efek menenangkan pikiran. Alhamdulillah, sejak 2014 sampai sekarang menulis udah menjadi jalan rezeki.

    BalasHapus
  17. MasyaAllah, menurutku ngga ada batasan usia untuk berkarya kak, tetep kerenn loh dirimu hehe.. semoga istikamah dan karyanya makin banyak yaah, aamiin <3

    BalasHapus
  18. Aku juga sama kak, dapat banyak banget keuntungan dari menulis. Menyenangkan sekali saat melakukan hobi dan dibayar pula ya kak

    BalasHapus
  19. Kereen masya Allah dan kita seangkatan diatas 40 th. Saya baruu menulis sekitar setahun lalu semoga nular menghasilkan karya indah.

    BalasHapus
  20. Hebat sekali bisa menyalurkan hobi menulis. Semoga dg menulis.kita bisa menebar manfaat untuk orang banyak ya

    BalasHapus
  21. duu jadi ingat dulu mulai ngeblog karena diajakin teh dedew penulis buku, semoga cita cita kita terwujud ya mba, bisa nulis buku, semangat :)

    BalasHapus
  22. Sukses selalu kak Farida.
    Suka banget kalau dapat spoiler tulisan kak Farida. Karena selalu mengambil tema-tema unik dan dalam pembahasannya.
    Semoga semakin banyak karya yang publish menjadi buku dan film.
    Yeaay~

    BalasHapus
  23. mbak Farida masya Allah, semoga tetap produktif di tengah amanah dunia nyata ya mbak. salah satu hal yang patut disyukuri itu bisa menyalurkan hobi dengan baik dan bijak

    BalasHapus
  24. Keren banget mbaaak. Aku sekarang masih ngeblog aja sih hehe. Belum sampe nulis buku. Tapi ini aja ngeblog kalau sempet huhu, sibuk dengan realita :")

    BalasHapus
  25. aku juga punya cita-cita memiliki buku novel sendiri, mbak tapi sampai sekarang belum terwujudkan juga karena nulisnya mandek sampai sekarang. akhirnya sekarang aku lebh fokus nulis di blog aja karena lebih menghasilkan

    BalasHapus
  26. Aku masih punya cita2 menerbitkan buku solo sih mbak. Tapi masih kurang sepertinya motivasinya. Masih mandheg di tengah jalan. Pengen banget produktif kaya mbak Farida, ya ngeblog ya nulis buku.

    BalasHapus
  27. Buatku menulis itu adalah saat me time paling menyenangkan
    Belum sampai bikin buku solo sih, beberapa buku yang pernah ada namaku masih sebatas antologi, tapi sejauh ini aku menikmati banget saat-saat menuangkan isi pikiran ke blog
    Pengen bisa produktif kayak mbak Farida deh

    BalasHapus
  28. Keren bangettt mbak udah nerbitin buku sendiri. Aku baru buku antologi aja. Bismillah semoga bisa mengikuti jejak mbak Farida.

    BalasHapus

Posting Komentar