header permata pengalamanku

Belajar Menerima agar Tragedi Kanjuruhan Tak Terulang

16 komentar
belajar menerima
Kemampuan menerima kenyataan pahit memang masih merupakan keterampilan yang perlu kita asah sepanjang hayat. Akibat tidak bisa menerima hasil yang berbeda dari harapan, akan mengantarkan pada kehancuran diri bahkan masyarakat.

Bagaimana sih, cara belajar menerima agar kita siap menghadapi berbagai kenyataan yang sering kali tak sesuai dengan apa yang kita impikan? Berikut ini beberapa tipsnya!

Dekatkan Diri Kepada Tuhan

Selalu pahami bahwa semua yang terjadi tidak  lepas dari kehendak Yang Mahakuasa. Dekatkan diri kepada Tuhan dengan memperbanyak ibadah atau mengikuti kegiatan keagamaan. Perlahan tapi pasti, hati kita akan lebih mudah menerima kenyataan.

Bersyukur

Dengan rajin bersyukur terhadap apa pun yang dirasa, maka segala kenyataan yang kurang menyenangkan tidak akan membuat tertekan. Kita akan tetap bisa mengambil pelajaran berharga dari segala hal yang terjadi.

Berhenti Mengeluh

Seseorang yang suka mengeluh tentu akan sulit untuk menerima kenyataan. Mengeluh tidak akan membuat nasib jauh lebih mujur. Justru kita akan merasa nelangsa karena terus-menerus mengeluh. Kebahagiaan kita tidak tergantung pada orang lain maupun keadaan tertentu. Tak perlu menyalahkan sesuatu di luar kendali kita.

Hindari Membandingkan dengan Orang Lain

Berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Jalan hidup setiap orang berbeda-beda. Kita tidak bisa memaksakan diri untuk bisa seperti orang lain. Cintai diri sendiri dan apa yang sudah kita miliki.

Hargai Perbedaan

Mungkin yang membuat kita kecewa bukanlah masalah perasaan, melainkan logika. Secara logika pribadi, kita menganggap apa yang terjadi itu tidak adil. Namun, ingat saja bahwa Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda, baik fisik maupun pemikirannya. 

Jadi, hargailah perbedaan meskipun hal tersebut tidak berjalan sesuai dengan keinginan. Tidak semua orang harus setuju dengan kita. Cobalah mengamati permasalahan dari sudut pandang yang berbeda, mungkin kita jadi lebih mudah belajar menerima hasilnya.

Perbanyak Kebaikan

Jika masih ada kebencian, iri, dan dengki di dalam hati, kita akan sulit menerima kenyataan. Bersihkan hati dan perbanyak kebaikan terhadap orang lain akan membantu kita belajar menerima apa yang sudah terjadi.

Berpikir Positif 

Selalu ada kebaikan dalam setiap kejadian. Jika sekarang hasilnya belum sesuai harrapan, anggap saja itu karena belum saatnya terwujud. Sebaliknya, mungkin ada hal lain yang tak terpikirkan yang kita bisa dapatkan akibat dari kegagalan yang terjadi.

Memaafkan

Cobalah mulai memaafkan diri sendiri dan orang lain yang turut terbawa dalam kenyataan pahit itu. Jika memang kita melakukan kesalahan, akuilah. Begitu juga dengan orang lain yang terlibat, maafkanlah dia dan berdamailah dengan keadaan.

Sambut Masa Depan

Masa lalu adalah guru terbaik. Dari masa lalu, kita tentu bisa belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Namun, masa depan adalah rahasia Ilahi yang harus kita sambut dengan penuh suka cita. Siapkan diri untuk melangkah ke masa depan.

Dengan belajar menerima kenyataan, kita belajar hidup di saat ini, di masa sekarang. Tak sibuk meratapi masa lalu maupun mencemaskan masa depan yang belum datang. Ini akan membantu kita hidup bahagia dan menyadarinya sebagai pilihan diri.

Jadi, proses belajar menerima apa yang terbesar dalam hidupmu?

Related Posts

16 komentar

  1. Ketika rasa egoisme terlalu tinggi, sehingga kadang mengalahkan akal sehat untuk menerima kekalahan. Belajar dari KANJURUHAN aja deh. Semoga bisa diambil hikmahnya ya dan kejadian mengerikan ini nggak terulang lagi, aaamiiin 🤲🤲

    BalasHapus
  2. Nasihat yang sangat bermanfaat Mbak. Saya dan cyrcle terdekat merupakan orang2 yg selalu memaksakan hasil. Padahal, hanya Allah yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk hambanya. Sekalipun sudah berikhtiar.

    BalasHapus
  3. Belajar menerima itu perlu usaha banget.
    Baru mulai menerima kalau kepala sudah ingat bahwa selalu ada hikmah di setiap kejadian.
    Terima kasih sudah mengingatkan melalui tulisan mba.

    BalasHapus
  4. Sampai hari ini berita tentang Kanjuruhan masih berseliweran. Marah, sedih, sakit hati, malu, geram, campur aduk jadi satu. Semoga peristiwa tersebut merupakan yang terakhir kalinya.

    BalasHapus
  5. Betul banget, Mba. Kita itu harus bisa menerima dengan ikhlas dan lapang dada kalau ada hal yang tidaj sejalan sesuai keinginan. Walau sulit, harus belajar karena ada banyak makna dibaliknya. Belajar menerima perbedaan, tidak membanding-bandingkan dan jadikan masa lalu sebagai guru terbaik kita.

    BalasHapus
  6. Itulah kenapa bersyukur dan bersabar banyak dicantumkan dalam Alqur'an karena emang berat menerima sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan. Dan itulah salah satu yang coba aku ingatkan kepada anak-anakku

    BalasHapus
  7. Jadi reminder kak, karena memang tetap harus berpikiran positif ya atas keadaan, dan jangan lepas berdoa

    BalasHapus
  8. Mengerikan tragedi ini
    Ratusan orang jadi korban
    Berharap ini adalah tragedi terakhir dalam dunia sepakbola kita ya mbak

    BalasHapus
  9. Menerima jadi ibu rumah tangga dirumah. Sejak sekolah gak pernah nganggur, banyak aktifitas sepulang sekolah sama bisnis jualan. Kuliah jg sudah sambil kerja eeeh hamil anak 1 hrs rela dirumah.
    Apalagi hbs melahirkan rasanya down baby blues berasa ga py teman krn suami.lagi overload kerjaan.

    Alhamdulillah berkat dukungan suami mulai cari sisi positif dan selalu bersyukur maka bikin hati tenang.

    BalasHapus
  10. Bener banget nih Mbak, memang harus diterapkan semuanya itu biar hidup lebih ringan dan lapang. Berguna tuk anak zaman sekarang yang dikit-dikit kena mental health.

    BalasHapus
  11. Semoga anak2 kita dijauhkan dari tragedi yang memilukan seluruh rakyat Indonesia. Ngenes bgt

    BalasHapus
  12. Pertama kali lihat berita tentang tragedi kanjuruhan asli shock parah gapercaya sama sekali. Bisa-bisanya kejadian sepak bola merengut hingga ratusan nyawa. Belum lagi korban banyak yang masih remaja T-T semoga ke depannya kejadian seperti ini tidak terulang lagi.

    BalasHapus
  13. Mengikuti kasus Kanjuruhan bikin dada teriris. Apalagi buat aku yang baru setahun kehilangan belahan jiwa. Tahu banget rasanya kehilangan dan kata "menerima" ini berat sekali rasanya. Terima kasih untuk nasihatnya ya. Bagaimana pun yang hidup harus terus melakukan perjalanan dan perbaikan.

    BalasHapus
  14. Takdir kematian memang sudah ditetapkan sama Allah.. tinggal bagaimana kita menyikapinya.. apakah ditinggalkan dengan penuh penyesalan ataukah dengan penuh keikhlasan.. masalahnya, kita selalu merasa menyesal ketika kematian itu sudah datang.. hikss..

    BalasHapus
  15. ya allah belajar nrimo, ikhlas, lapang dada tuh emang pelajaran yang ga pernah usai ya, mesti terus dipupuk sampai akhir. sabar sama positive thinking emang jadi kunci keselamatan sama tentrem pikiran ya mba

    BalasHapus
  16. saya sampe sekarang masih ngga tega ngeshare apapun dan membaca terlalu dalam atas tragedi kanjuruhan. ada rasa kesal dan amarah sama aparat juga soalnya.

    BalasHapus

Posting Komentar