header permata pengalamanku

Bisakah Berpisah dengan Disleksia?

8 komentar

disleksia adalah

Foto di atas merupakan tulisan Bilqis saat berusia hampir 9 tahun. Waktu itu, kata "kuda" ditulisnya dengan "kadu". Lalu, aku kasih tahu dia kalau itu seharusnya "ku ... da". Dengan ekspresi merasa tercerahkan, dia bersemangat menghapus tulisannya dan mengganti dengan tulisan di atas.

Ya, itulah disleksia. Disleksia adalah gangguan proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Penderita disleksia biasanya kesulitan untuk mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan dan mengubahnya menjadi huruf/kalimat.

Hingga saat ini, penyebab disleksia belum diketahui dengan jelas. Namun, para ahli memperkirakan penyebab disleksia adalah adanya kelainan genetik yang memengaruhi bagaimana otak bekerja untuk membaca dan menulis.

Apakah Disleksia Bisa Sembuh? 

Disleksia bukan penyakit. Karenanya, disleksia enggak bisa disembuhkan. Toh, memang sebenarnya enggak salah menjadi disleksia, kok. Disleksia itu enggak buruk, cuma berbeda.

Para penyandang disleksia berpikir dan belajar dengan cara berlainan dengan orang kebanyakan. Sebenarnya, cara berpikir disleksia akan membantunya melihat sesuatu dengan lebih global dan terkait satu sama lain. Hal ini juga membuat mereka mampu menghasilkan kreasi yang berbeda dari orang-orang pada umumnya. Namun, kondisi ini membuat mereka kesulitan di awal masa sekolah karena harus berhadapan dengan kegiatan membaca dan menulis yang berat bagi mereka memahaminya.  

Jadi, enggak perlu berusaha agar anak disleksia bisa sembuh. Langkah yang lebih tepat adalah memberikan terapi edukasi untuk mengatasi gejala-gejalanya agar anak dapat beradaptasi dengan cara berpikir orang-orang pada umumnya.

Terapi yang dijalani ini bisa berbeda satu sama lain. Sebab, kondisi setiap penyandang disleksia bisa sangat bermacam-macam. Kegigihan dan ketelatenan mencoba merupakan tugas besar anak disleksia dan orang tuanya hingga menemukan cara efektif bagi anak untuk belajar dan memahami pelajaran di sekolah.

Blog Disleksia Terbaik 2023

Ke mana mencari informasi tentang disleksia? Ada baiknya, melalui sumber-sumber terpercaya seperti dokter anak, psikolog, dan terapis. Sebagai pelengkap, bisa juga dengan membaca blog disleksia terutama yang ditulis oleh orang tua atau anak penyandang disleksia. Dengan begitu, bisa bertukar pikiran dan berdiskusi terkait pengalaman seputar disleksia ini.

Hal ini juga yang kulakukan begitu mengetahui salah satu anakku menyandang disleksia. Dengan berbagi pengalaman seputar pengasuhan anak disleksia melalui blog, aku berharap bisa meringankan beban para orang tua lain di luar sana dan bisa saling bertukar ide pembelajaran.

Tanpa disangka, barusan blog ini dinobatkan Twinkl sebagai salah satu Blog Disleksia Terbaik 2023. Masyaallah! Sebagai mom blogger yang tadinya hanya terpikir ingin berbagi home education dan keseharian bersama anak disleksia, tentu enggak menyangka akan mendapatkan apresiasi sejauh ini.

Mencari Tahu tentang Twinkl

Pasalnya, setelah aku mencari tahu via internet, ternyata Twinkl ini merupakan penerbit pendidikan daring internasional. Didirikan oleh Jonathan Seaton dan Susie Seaton. Kantor pusatnya berada di Sheffield, Inggris, sejak 2014. Pada tahun 2017, dibuka kantor kedua di Wollongong, Australia. Di tahun 2020, perusahaan ini memiliki lebih dari 710 staf di 15 lokasi di seluruh dunia.

Twinkl menciptakan materi pengajaran digital untuk pendidik di seluruh dunia. Ini termasuk materi untuk sekolah dasar, sekolah menengah, orang tua, pendidik rumah, dan pengasuh anak. Materinya juga mengakomodasi kondisi pembaca yang menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, memiliki kebutuhan dan disabilitas pendidikan khusus.

Soal prestasi juga enggak abal-abal, lo! Pada April 2018, Twinkl menerima The Queen's Award for Enterprise atas kinerja perusahaan dalam perdagangan internasional. Twinkl dianugerahi Penghargaan Queen untuk Perusahaan kedua pada tahun 2020, untuk inovasi. Pada tahun 2020, ia menerima The Queen’s Award for Enterprise for Innovation. Jonathan Seaton sendiri dianugerahi Member of the Order of the British Empire (MBE) untuk layanan Twinkl pada Teknologi dan Pendidikan selama pandemi virus Corona pada tahun 2020.

Syukurlah, aku mendapatkan hak akses gratis untuk menikmati materi-materi pembelajaran di sini. Kalau mau mencari setumpuk ide pembelajaran, silakan ketik aja kata kunci "Twinkl" di mesin pencari untuk menemukan situs ini, ya!

Related Posts

8 komentar

  1. Selamat mbak untuk dedikasinya terhadap tulisan dan blog, semoga bisa menambah semangat berbagi info. Semoga selalu sehat.

    BalasHapus
  2. Wawaaan baru untuk saya. Cus segera cari tahu tentang twinkl. Thanks sharingnya.

    BalasHapus
  3. wah bagus banget ya program Twinkl
    Anak saya pernah sekelas dengan anak yang bisa nulis lalalallalala
    sementara anak lain udah bisa bikin kalimat
    karena mungkin dia mengalami disklesia juga

    BalasHapus
  4. Lagian ya. Kan nggak masalah juga kalau misalkan belajar dengan cara yang berbeda.

    Aku punya teman yang keponakannya disleksia. Temenku ini lebih telaten mengajari ponakannya ketimbang emaknya sendiri.

    BalasHapus
  5. Terima kasih, kak Farida.. jadi tercerahkan mengenai tema disleksia ini. Rasanya beberapa orangtua memang menganggap disleksia harus disembuhkan.

    Semoga dengan langkah terbaik dari orangtua, anak-anak disleksia bisa tetap percaya diri dan penuh semangat.

    BalasHapus
  6. Bagus ini kehadiran Twinkl sehingga bisa cari tahu lebih lanjut untuk yang membutuhkan

    BalasHapus
  7. Masya Allah , selamat atas diraihnya prestasi sebagai blog disleksia terbaik ya, Mbak. Trus semangat berbagi informasi,pengalaman dan semangat pada orang tua di luar sana dan semua tentang disleksia. Sehat dan sukses untuk putrinya...

    BalasHapus
  8. Baca artikel ini jadi ingat salah satu film India yang diperankan Aamir Khan, yang bercerita tentang disleksia. Filmnya sangat menyentuh. Dan anak-anak disleksia ini tetap bisa berprestasi kok, bahkan banyak aktor-aktor ternama yang disleksia tapi mereka tetap keren

    BalasHapus

Posting Komentar