header permata pengalamanku

Positivitas dalam "Petualangan Sherina 2"

20 komentar

petualangan sherina 2

Kayanya, aku agak beda dengan kebanyakan penonton "Petualangan Sherina 2". Rata-rata, mereka menonton sekuel pertama film ini ketika masih kanak-kanak. Sedangkan aku, menonton saat kuliah di tingkat 2. Jadi, posisinya sudah dianggap dewasa dan bisa jadi kakak padahal masih degem alias dedek gemes. 

"Petualangan Sherina" yang Menginspirasi

Saat "Petualangan Sherina" muncul, aku menyaksikan bagaimana film anak-anak berpengaruh pada orang dewasa. Lagunya disenandungkan di mana-mana oleh golongan tua-muda serta liriknya sering menjadi kutipan inspirasi dan motivasi. Memang, bisa dibilang lirik-lirik dalam lagunya itu banyak mengandung kata bijak, ya. Dinyanyikan bocah menggemaskan nan cerdas, klop deh menarik perhatian.

Keberadaan sosok Sherina ini juga sempat menjadi bahan khayalan. Kalau anak-anak di masa itu jadi pengin punya ranselnya Sherina dan merasa mendapat justifikasi untuk membawa bekal permen, maka kami para mahasiswi ini malah membayangkan apa jadinya kalau punya anak seperti Sherina. 

Agak beda ya, sama cewek zaman sekarang yang suka menyimak blog drama Korea terbaru untuk mengetahui film atau serial yang dibintangi anggota KPop idola dan sering diakui sebagai suaminya. He he he ....

Sherina memang idola semua lapisan umur. Para cewek pun mendambakan punya anak seperti dia. Cantik, pintar, lincah, dan multitalenta. Cuma, kebayang juga kalau membentuk anak seperti itu enggak mudah. Jadi, rasanya ngeri-ngeri sedap, begitu.

Komponen "Petualangan Sherina" yang Berharga

Yang sangat aku syukuri adalah setiap komponen ideal dalam "Petualangan Sherina" ternyata masih bertahan hingga 23 tahun kemudian. Mira Lesmana dan Riri Riza tetap kompak menghasilkan karya-karya terbaiknya, serta Jujur Prananto masih aktif menulis skenario yang sederhana tetapi mengena. Sherina, tokoh utamanya, tumbuh menjadi sosok yang tetap layak diidolakan. Masih cantik, cerdas, aktif, dan menebarkan aura positif. Persahabatannya dengan Derby Romero pun terpelihara hingga kini. 

Sebuah keberuntungan bagi negeri ini memiliki insan perfilman penuh positivitas seperti mereka dan mampu berkolaborasi lagi menyusun karya bersama. Sebuah pesan sosial yang disampaikan orang-orang berdedikasi dengan cara yang indah dalam kualitas terbaiknya, apa lagi hasil yang bisa terjadi selain penerimaan yang begitu luas? Angka dua juta penonton pun sudah ditembusnya. 

Yang Keren dari "Petualangan Sherina 2"

Nostalgia

Banyak hal-hal nostalgik terhadap sekuel pertama yang kembali diangkat di sini. Sosok Sherina yang tetap pemberani dan keras kepala, keakrabannya dengan Sadam, kedua orang tua Sherina yang masih diperankan Mathias Muchus dan Uci Nurul, karakter antagonis pasangan Syailendra-Ratih, serta gerombolan penjahat. 

Pernak-pernik bertabur memanggil kenangan melalui ransel, donat berlapis gula halus, surabi, panggilan "Neng" dan "Yayang", serta gaya saling memunggungi sambil bersedekap. Lagu-lagunya pun memodifikasi lagu yang ada di sekuel awal dan menjadi debut Sherina sebagai penata musik. Malah, musik skoring mendadak sayu saat kamera menunjukkan foto Didi Petet sebagai ayah Sadam.

Aktor

Selain Sherina dan Derby Romero yang sudah jelas terjaga chemistry-nya, penampilan Isyana Sarasvati merupakan salah satu yang sangat aku tunggu. Pertama lihat aktingnya di serial web Oppo yang berjudul "Call Me Ai: A Story of the Expert" (2018). 

Aku takjub banget sih, melihat betapa multitalentanya dia. Bukan cuma di dunia musik yang biasanya tampil serius dan eksklusif, ternyata Isyana juga bisa mengocol di depan kamera dengan akting yang enggak tanggung. Sebagai Ratih Syailendra di "Petualangan Sherina 2", dia memerankan dengan begitu utuh karakter sosialita nan manja, egois, dan juga bengis. Bahkan, lagu-lagunya pun dibawakan secara begitu menyatu dengan karakter tersebut, jauh dari kesan sekadar sebagai tempelan atau hiburan pengisi film semata.

Kredit berikutnya aku berikan untuk Ardit Erwandha. Dia memainkan peran sebagai Aryo, petugas kamera tim kerjanya Sherina dengan porsi yang pas. Enggak berusaha merebut perhatian, tetapi juga enggak tenggelam di antara kharisma dua tokoh utama. Bahkan, celetukan-celetukannya sering ditunggu untuk mewakili isi hati para penonton yang bikin ketawa sendiri.

Quinn Salman juga berakting di sini sebagai debutnya dengan sangat meyakinkan memerankan Sindai, anak lokal yang misterius, tangkas, dan sangat peduli pada hutan serta para penghuninya. Aku sampai sempat mengira dia memang benar-benar asli dari hutan Kalimantan. 

Asyiknya lagi, di sini Derby Romero dapat porsi bernyanyi juga. Sebab, di sekuel pertama, lagu bagian Sadam dinyanyikan oleh Rado Purba. Jadi semakin terasa keterikatan di antara kedua tokoh utama saat timpal-timpalan berceloteh melalui lagu.

Alur Cerita

Sadar, enggak? Sebagai penulis skenario, biasanya poin ini aku taruh di bagian awal saat mengulas film. Namun, khusus untuk "Petualangan Sherina 2", sepertinya para penonton pun enggak terlalu ambil pusing akan seperti apa alur ceritanya.

Memang, formulanya sebagian besar masih mengikuti sekuel sebelumnya. Sherina yang harus keluar dari zona nyaman dan terpaksa kehilangan kesempatan meliput ke Swiss, lalu berganti dengan ditugaskan ke hutan Kalimantan. Di sana, dia bertemu Sadam. Mereka bergulat di antara nostalgia yang menyenangkan maupun meresahkan, sambil berusaha menyelamatkan Sayu dari arus perdagangan hewan langka.

Pilihan yang tepat untuk main aman aja, sebab memang para penonton lebih berfokus ke nostalgianya, kok. Namun, yang aku suka adalah karena hal tersebut enggak serta-merta membuat sang pembuat film ini menata alur cerita seadanya.

Ketegangan yang dibangun dari menit ke menit, meskipun halus agar tetap aman dikonsumsi anak-anak, tetap terasa meningkat, logis, dan menarik. Drama di dalamnya pun enggak bisa dibilang seperti kisah CLBK kebanyakan, sebab karakter dan kenangan tentang Sherina dan Sadam sangat mewarnai di dalamnya.

Akhirnya, aku sangat setuju dengan obrolan keduanya tentang melihat bintang yang sesungguhnya sama dengan melihat kenangan. Saat kita menonton "Petualangan Sherina 2" yang begitu bersinar, sesungguhnya kita sedang menyaksikan pesona "Petualangan Sherina" 20 tahunan lalu.

Harus banget sih, bikin sekuel ketiganya. Agar tongkat estafet positivitas terus berjalan, usulku, ceritanya Sherina dan Sadam sudah menikah dan mereka membantu misi sosial yang digerakkan Sindai sebagai tokoh utamanya. Setuju?

Related Posts

20 komentar

  1. Lama banget baru muncul lagi Sherina ini. Suka banget sama lagu-lagunya yang di film ini. Kalo nggak salah aku masih smp waktu itu. Dah lamaa banget

    BalasHapus
  2. Mantap banget yaa, ka Farida.
    Ga semudah itu menghidupkan film lawas dan dibuat sekuelnya dengan bintang yang sama dan jalan cerita yang tetap konsisten, tanpa bumbu cinta yang berlebihan.

    Salut banget sama PD-nim dan jagga-nim Petualangan Sherina 2.

    BalasHapus
  3. Benar sekali, Mbak. Petualangan Sherina 2 ini meledak, karena penontonnya ingin kembali bernostalgia. Kebanyak seumuran Sherina. Jadi mereka tumbuh bersama Sherina dan Derby hehehe. Kalau saya, saya justru nonton saat sudah kerja dan merantau ke Jakarta.
    Dan Film Petualangan Sherina 1 itu memang pendobrak film anak-anak yang telah mati suri. sama kalau film remajanya itu Ada Apa dengan Cinta.

    BalasHapus
  4. jadi pengen segera nonnto ni setelah membaca artikel kakak film yang bagus dan sayang banget kalo sampai gak nonton

    BalasHapus
  5. Saya rasa terlalu lama ya jarak dari sekuel pertama ke sekuel kedua. Masa sampai 20 tahunan. Padahal fansnya ini cukup banyak. Malahan sudah pada punya anak semua, wkwkwkwk..

    Seru banget pastinya kalo ada yang sekuel ketiga. Tapi jangan kelamaan juga, kasian penggemar nunggunya terlalu lama

    BalasHapus
  6. mbak aku pas petsher 1 tayang juga sudah sma dan waktu itu malah belum ada bioskop di kotaku jadi ya aku juga nonton film petsher 1 itu kayaknya dari cd atau tv gitu. hehe. aku juga sudah nonton petsher 2 dan suka sama filmnya. memang formulanya sama dengan petsher 1 tapi tetap bagus penggarapannya

    BalasHapus
  7. Ada momen Sherina pas di kantor yg mirip dengan daku alami, haha, memang sesuatu dah PetSer 2 ini

    BalasHapus
  8. Waktu PetSher 1 tayang, aku sudah kanak-kanak entah kelas 5 atau 6. Karena memoriku juga tak ingat betul kapan tayang film itu. Yang jelas saya nonton setelah tayang di TV.

    Untuk PetSher 2 ini nampaknya lebih seru sih karena berpetuangan di hutan Kalimantan. Menyelamatkan hewan yang akan dijual, dan lain sebagainya.

    BalasHapus
  9. Hem... Belum bisa mengatakan setuju sih secara petualangan Sherina bagian dua ini saja saya belum nonton. Hehe... Jadi belum tahu tuh keseluruhan jalan cerita seperti apa. Semoga segera bisa nonton supaya bisa ikut menentukan lanjut sekuelnya gak...

    BalasHapus
  10. Petualangan Sherina setelah 23 tahun tetep asik buat ditonton ya kak, apalagi banyak hal baru yang bisa diambil selain membayar kangen kita yang sempat dibesarkan dengan lagu lagu sherina

    BalasHapus
  11. Jujur, selain Sherina dan Sadam, aku justru sangat penasaran dengan karakter pemain lainnya. Karena pasti sebagai penikmat Sherina 1, nanti akan membandingkan dengan yang pertama

    BalasHapus
  12. Emang seru bgt sih Petualangan Sherina 2 ini. Nostalgianya dpt bgt. Kendati demikian, bagi yg blm nonton cerita awalnya ttp dpt enjoy kok.

    Yg pntg filmnya aman buat ditonton bersama si kecil. Kita bs bljr bgt ttg ilmu pengetahuan di sana. Plus kita jg bs nostagia saat nonton 20 tahunan lalu.

    BalasHapus
  13. Aku salah satu penonton petualngan sherina 1.. dan memang dulu excited banget sama filmya.. jadi pgn ntn yang lanjutannya ini hehehe

    BalasHapus
  14. udah jarang banget loh film musikal gini, sekaligus nostalgia film yg menemani masa kecil saya tuh, aku blm nonton ih, tar ah mo ajak bestie

    BalasHapus
  15. Nonton Petualangan Sherina 2-nya malem juga, kak Farida.
    Seru banget, pulangnya bisa kuliner malam ama suami dan anak-anak.

    BalasHapus
  16. mengenang cerita lama xD dulu nonton film pertamanya aku masih di kota kelahiran bersama teman2 kecil, sekarang udah pada mamak2 semua :)) seru sih :D

    BalasHapus
  17. Semoga Indonesia banyak menghasilkan film yg mendidik dan berkualitas spt petualangan sherina ini. Jadi teringat masa abg nonton film ini...
    Yang seri kedua ini belum sempet nonton padahal pengen ba get

    BalasHapus
  18. Memang lebih bagus settingnya berubah ke hutan Kalimantan supaya kita jadi kenal dengan kekayaan alam Indonesia sendiri. Bisa jadi bagian dari promosi pariwisata juga ya.

    BalasHapus
  19. Wah idenya cakep nih. Jadi Sindai mau dijadikan tokoh utama juga. Boleh tuh. Langsung antri tiket buat nonton sekualnya yang ketiga. Aduuh, jadi pengen nonton lagi deh. Petsher memang bikin ketagihan. Lagu lagunya nostalgia banget

    BalasHapus
  20. Aku salut sama semua pemain di Petualangan Sherina 2 ini. Dari tokoh utama si Sherina dan Sadam maupun tokoh lainnya, macem Aryo, Sindai. Bahkan tokoh antagonisnya, si Ratih Icih icih ini gumuuss bangeet. Pinkan juga keren battle-nya :3

    BalasHapus

Posting Komentar