
Selamat merayakan Idul Fitri 1438
Hijriyah, ya! Taqabbalallahu minna wa minkum. Semoga Allah menerima amal kami
dan amal kalian di Bulan Ramadan tahun ini yang baru saja berlalu. Bagaimana
suasana hari raya di sana? Kemungkinan, tidak jauh-jauh dari ketupat, opor dan rendang,
kan? Eh, itu sih, kebiasaan di daerah sini ya? Di sekitar wilayah Jabodetabek
tempat aku sekarang tinggal, biasanya ketiga menu itulah yang menghias meja
makan di saat hari raya Idul Fitri telah tiba.
Hal ini terbukti dengan
pengalamanku sendiri di Bulan Ramadan tahun ini. Pada hari ke-28 Ramadan
kemarin, aku menerima hantaran dari tetangga depan rumah. Isinya berupa
ketupat, sayur lodeh dan rendang. Wow! Sudah terasa nih, semerbak nuansa hari
raya di rumah ini. Esoknya, lagi-lagi kami mendapatkan bingkisan berupa sekotak
rendang dan seplastik besar sayur lodeh labu siam dari salah satu teman Suami.
Sayangnya, aku tidak sempat mengabadikannya dalam sebuah potret karena baru
saja makanan tersebut tandas di hari kedua Bulan Syawal ini. Hehehe…
Nah, bagaimana dengan peringatan
hari raya Idul Fitri di sana? Apakah menu khas Lebaran di daerahmu? Pasti seru
sekali ya melihat aneka hidangan lezat tersaji di hadapan dalam suasana gembira
berkumpul bersama keluarga, teman, kerabat dan orang-orang kesayangan kita.
Kenangan Ketupat dan Rendang di Masa Kecilku
Melihat hantaran ini, aku sendiri
jadi teringat tradisi hari raya di masa kecilku dulu. Menu hidangan khas Lebaran
yang tersedia di meja makan jika kami menghadiri undangan para kolega ayahku
adalah ketupat lengkap dengan rendangnya. Ya, ayahku berasal dari Suku batak
Mandailing. Rupanya, inilah salah satu hidangan wajib di hari raya. Selain
gulai kambing, sayur daun singkong dan macam-macam masakan lagi yang aku tidak
terlalu hafal namanya karena aku tidak tertarik untuk mencobanya. Yang menjadi
incaranku setiap Lebaran, ya ketupat dan rendang ini.
Ketupat yang disajikan agak berbeda
dari ketupat kebanyakan. Jika biasanya ketupat Lebaran diisi dengan beras, maka
ketupat tradisi di keluarga kami berbahan beras ketan putih dan dimasak di
dalam santan. Kadang kala, di dalamnya juga dilengkapi dengan kacang merah. Jadi,
rasanya jauh lebih gurih dan tentu saja lebih mudah kenyang. Separuh ketupat
pun biasanya sudah terlalu penuh untuk mengisi perut mungilku.
Walaupun sejak kecil aku tidak
suka pedas, namun aku tetap selalu ingin mencicipi rendang setiap perayaan hari
raya bersama teman-teman ayahku ini. Memang rendang adalah masakan tradisional
khas Sumatra Barat. Namun, makanan ini pun populer di daerah asal ayahku. Ya,
siapa sih yang tidak suka rendang? Makanan yang pernah dinobatkan sebagai makanan
terlezat di dunia oleh hasil survei CNN yang melibatkan 35.000 orang ini memang
telah berhasil merayu banyak lidah untuk mengakui kenikmatannya.
Cara makan ketupat dan rendang di
daerah ayahku pun cukup unik. Biasanya, ketupat akan disajikan di atas piring
kecil dalam keadaan sudah terbelah dua tepat di tengahnya secara diagonal.
Kemudian, di antara belahan itu akan disisipkan sepotong daging rendang dan
dinikmati begitu saja dengan tangan maupun sendok. Cara makannya seolah
menikmati hidangan pencuci mulut atau camilan saja, ya. Tak heran jika para
undangan akan terdorong untuk menambah lagi dan lagi. Hehehe…
Rendang Minang vs Rendang Jawa
Bicara tentang resep bumbu
rendang, tentu saja ada banyak versi. Bahkan, telah banyak beredar di sepanjang
Pulau Jawa ini sebuah varian menu masakan yang disebut dengan Rendang Jawa.
Rendang Jawa ini memang berbeda citarasanya dengan versi asli khas Sumatra
Barat yang terasa lebih tebal aromanya karena lebih lengkap bumbunya. Memang
bumbu-bumbu yang digunakan di dalam Rendang Jawa menyesuaikan dengan selera lidah
orang Jawa. Selain itu, juga beradaptasi dengan ketersediaan jenis bumbu yang lebih
mudah diperoleh di Tanah Jawa.
Apa sih, bedanya bumbu Rendang Minang dengan Rendang Jawa. Ada beberapa jenis bumbu yang diganti di dalam Rendang Jawa. Misalnya, asam kandis diganti dengan asam Jawa. Cabai keriting biasanya diganti dengan cabai merah atau cabai rawit. Kayu manisnya pun berbeda. Kebanyakan yang beredar di Indonesia adalah kayu manis jenis cassia. Ciri-cirinya adalah hanya terdiri dari satu gulungan dengan tekstur yang tebal dan agak sulit dipatahkan. Sedangkan kayu manis yang lebih bercitarasa sebenarnya adalah kayu manis jenis cinnamon. Gulungannya terdiri dari beberapa gulungan tipis sehingga lebih rapuh. Aromanya lebih harum dan rasanya pun sesuai dengan namanya. Manis!
Aku lebih suka yang mana? Rendang
yang aku kenal lebih dulu tentu saja rendang versi asli Pulau Sumatra. Memang
rasanya kadang terlalu asin dan pedas bagi lidah manisku ini. Jadi, kalau harus
memilih, Rendang Jawa lebih sesuai dengan seleraku. Walaupun, tentu saja, aku
tidak akan menolak jika diberi Rendang khas Minang.
Resep Bumbu Rendang Versi Tetanggaku
Nah, sepertinya, rendang yang diberikan
baik oleh tetanggaku maupun teman suamiku ini adalah Rendang Jawa. Bukan hal
yang mengherankan, ya. Karena memang rupanya rendang versi inilah yang lebih
mudah dijumpai dan lebih murah di sini. Karena seumur-umur belum pernah memasak
rendang, maka aku pun meminta resepnya kepada tetangga yang tinggal di depan
rumahku itu. Toh, dulu Beliau pun pernah meminta resep brownies yang aku
hantarkan ke rumahnya. Bolehlah sekarang bergantian aku yang meminta resep
kepadanya. Namanya tetangga memang harus saling menolong, dong?
Memangnya mau memasak rendang
juga? Kapan? Hihihi… Entahlah. Yang penting mengumpulkan resepnya dulu, deh. Semoga
saja suatu saat ada kemudahan dan kekuatan untuk memasaknya sendiri. Sebenarnya,
membayangkan mengaduk-aduknya secara berulang saat memasaknya hingga empuk dan
semua bumbu meresap ke dalam daging itu cukup mengerikan juga ya, lelahnya. Hihihi…
Seperti yang sudah kuduga, dengan
hati riang Beliau menuliskan resep rendang buatannya di atas buku yang sudah
aku sediakan. Ya, meminta resep itu adalah sebuah pengakuan bahwa masakan kita
ini dianggap enak. Ya, memang rendang buatan tetanggaku ini enak kok rasanya.
Ternyata, resepnya cukup praktis
dan sederhana, lho. Tidak seribet bayanganku sebelumnya. Ya, karena yang
tercetak dalam ingatanku sih, bagaimana ketika Ayah dan Bunda menyiapkan masakan
rendang menjelang hari raya. Berbelanja bumbunya saja sudah sangat melelahkan.
Selain karena bahan-bahan yang dibeli dalam jumlah banyak berhubung akan
memasak untuk banyak orang, beberapa jenis bumbu juga hanya bisa dibeli di toko
khusus karena tidak tersedia secara umum beredar di pasaran. Kalau orangtuaku
biasa mendapatkannya di toko bumbu untuk masakan Timur Tengah.

Bahan-Bahan:
·
Santan kelapa dari 1 butir
kelapa
·
Cabai merah 100 gram
·
Bawang putih 5 siung
·
Bawang merah 3 siung
·
Kemiri 2 butir
·
Jahe, lengkuas dan kunyit
masing-masing 1 ruas jari
·
Ketumbar 1 sendok teh
·
Garam dan merica secukupnya
·
Daun jeruk, daun salam dan
daun kunyit secukupnya
Cara Membuat:
·
Haluskan semua bumbu
kecuali daun jeruk, daun salam dan daun kunyit
·
Masak santan hingga
mendidih
·
Tumis bumbu halus hingga
harum
·
Masukkan tumisan bumbu
halus ke dalam santan bersama daging sapi dan semua bahan yang tersisa
·
Masak hingga daging empuk
Selamat mencoba!
Waah papamu dr batak mandailing ya mba... Model ketupatnya sama kyk yg srg mama bikin.. Keluargaku batak toba soalnya.. Ketupat dr ketan putih itu memang enaaaaakkk.. Rasanya sendiri udh gurih.. Karena dimasak dengan santan yaa.. Kdg aku dan adek suka ngegadoin lumuran bumbunya itu mbaaa.. Kalo di sibolga ketupat ini kita makan ama rendang ato durian :D. Aisshhh aku jd pgn pulang
BalasHapuswah, toss! emang ngangenin ya :)
HapusWah baru tahu resep rendang jawa, kami orang jawa tapi penggemar rendang minang, hihihi ntar aku praktekin ya mbak resepnya
BalasHapushihihi... yuk mari :)
HapusWah resepnya kayaknya pernah saya coba tuh, mbak. berarti saya nyobanya rendang jawa ya. tapi kalau rendang padang yang asli masaknya katanya lama banget yak
BalasHapusiya benar. memang lama banget sampai kering tanpa kuah dan semua bumbu meresap gitu :)
Hapusoh kalau rendang ala sumatera pakai asam kandis dan kayumanis ya? ada rempah lain kah mak?
BalasHapusmakasih ya resepnya :)
yang khas itu sih. trus cabenya pake cabe keriting :)
Hapus