header permata pengalamanku

Pengalamanku Melahirkan Normal 6 Anak

8 komentar

Ingin tahu kisahku saat melahirkan? Serius? Anakku 6 anak, lho. Bisa panjang lebar kali tinggi sama dengan volume ini kalau diceritakan semua. Hehehe ... Tapi aku coba menceritakannya secara singkat saja, ya. Berhubung rata-rata setiap momen melahirkan anakku ada beberapa kesamaannya.


Kalau mau membaca kesamaan dalam setiap masa kehamilanku, bisa dibaca dalam artikel Yang Selalu Sama di Setiap Masa Kehamilanku. Beberapa kesamaan yang kualami saat melahirkan keenam anakku, antara lain:


1. Melahirkan Normal


Syukurlah, proses melahirkan keenam anakku semuanya melalui kelahiran spontan. Selain hemat biaya juga proses pemulihannya jadi lebih cepat, ya. Tentu saja kesempatan untuk dapat selalu melahirkan normal ini didukung dengan banyak hal yang kadang tak terduga.

Saat aku mengandung anak pertama yang sudah lebih bulan, alhamdulillah ditangani oleh dokter yang memilih untuk menunggu hingga janin sendiri yang ingin keluar. Senyampang tanda-tanda vital seperti rekam jantung, jumlah air ketuban dll normal dan tidak ada penyakit turunan yang berisiko.

Atau ketika anak ketiga yang tampak lebih besar ukuran janinnya dibanding rata-rata untuk usianya, ternyata ia malah memilih lahir spontan sebelum cukup bulan. Sehingga aku bisa melahirkan normal bayi dengan berat dan tinggi badan yang normal pula.

Begitu juga saat anak terakhir lahir. Kami sudah bersiap untuk menjalani kemungkinan operasi. Mengingat kondisiku yang sudah memiliki 3 faktor risiko tinggi melahirkan. Ternyata, jalan ceritanya tetap saja bayiku lahir spontan. Kisahnya bisa dibaca di [Cerpen] Rezeki Sang Bloger.


2. Melahirkan Cepat


melahirkan normal

Hal lain yang sangat patut disyukuri dalam proses melahirkan yang aku jalani adalah semuanya berjalan cepat dan lancar. Saat aku mulai berbaring di faskes, biasanya aku sudah bukaan 3. Setelah itu, proses penambahan ke bukaan-bukaan berikutnya hingga jahitan berlangsung kurang dari 2 jam!

Aku sampai dijuluki oleh saudara kalau melahirkan seperti kucing, karena tampak begitu cepat dan lancar. Banyak yang bertanya bagaimana caranya agar bisa seperti itu. Terus terang, aku sendiri tidak punya rumus pastinya.

Banyak yang bilang, itu karena aku orang yang tahan sakit. Jadinya, bisa melewati setiap rasa sakit yang terus memuncak tanpa ditambahi dengan rasa stres. ya, mungkin saja.

Apa iya, tidak stres? Atau justru tidak merasa sakit? Ya, tidak juga. Namanya melahirkan, ya tetap sakit. Cuma, aku memang terus memberi sugesti dalam hati, untuk diri sendiri dan janinku untuk terus berjuang tanpa putus. Agar rasa sakit ini segera hilang. Agar kami berdua segera bertemu.

Ada kejadian yang cukup menggemaskan, saat melahirkan anakku yang keempat. Begitu naik ranjang, bukaan diperiksa sudah 3. Tenaga medis pun dengan santainya menunggu di luar ruangan.

Belasan menit kemudian, aku ingin diperiksa lagi bukaannya. Tapi saat itu aku sendirian di ranjang tanpa pendamping. Suami sedang menemani anak-anak di luar. Tidak ada bel untuk memanggil. Aku hanya bisa berdoa agar segera ada yang masuk ruangan untuk menyampaikan maksudku.

Berteriak memanggil? Maaf, itu bukan opsiku. Aku harus hemat energi untuk saat yang benar-benar diperlukan. Syukurlah, belasan menit kemudian tenaga medis masuk dan aku segera meminta untuk pemeriksaan dalam lagi. Dengan ogah-ogahan memeriksa, ternyata aku sudah bukaan 6.

Aku minta agar tenaga medis tetap menunggu di dalam ruangan, dan dituruti. Belasan menit berikutnya, aku kembali meminta untuk diperiksa bukaannya. Mungkin dengan agak sedikit kesal, tenaga medis tersebut memintaku bersabar menunggu saja.

Baru saja Beliau membalikkan badan meninggalkan ranjang, ketuban pun pecah membasahi lantai, dan warnanya keruh! Baru deh, mereka sigap menolongku. Hehehe ... Maaf ya, Bu, kalau rewel. Memang secepat itu. Kalau ditawar, janinnya jadi stres nih, sampai air ketubannya keruh. Hiks.


3. Bersih Hingga Bukaan Sempurna

Maksudnya bersih di sini adalah tidak pernah didahului dengan pendarahan atau pecahnya kantung ketuban. Hingga pembukaan 10, kondisi kantung ketuban selalu utuh. Sehingga tenaga medis dapat menyiapkan diri dulu baru kemudian menyayat kantung ketuban. Air mengalir, darah pun merembes.

Ya, tentu saja, kecuali kelahiran anak keempatku di atas, ya. Kondisi yang tampak bersih dari luar inilah salah satunya yang menjadi alasan yakin bahwa aku belum waktunya melahirkan. Sehingga janin perlu protes dengan menjebol sendiri kantung ketubannya. Hehehe ...


4. Ditangani Bidan


melahirkan normal

Walaupun saat anak pertama, aku sempat kontrol dengan dokter di akhir masa kehamilan, namun tetap saja proses melahirkan normal yang kujalani dibantu oleh bidan pemilik klinik bersalin di sana. Berhubung melahirkannya dini hari, lebih mudah menghubungi bidan yang juga tinggal di klinik itu.

Begitu juga untuk anak terakhir. Meski kami sudah bersiap untuk melahirkan di bawah penanganan dokter, bahkan jika melahirkan normal sekali pun. Namun, seperti dalam cerpen yang tautannya sudah kucantumkan di atas, akhirnya bayi keluar sendiri dan ditolong bidan yang bertugas saat itu.

Itulah 4 persamaan dari pengalamanku melahirkan anak-anak. Tentu saja, setiap kelahiran anak sebenarnya memiliki detil unik masing-masing. Mungkin di waktu lain, aku akan menceritakannya. Bagaimana dengan pengalamanmu?

Related Posts

8 komentar

  1. Wah Alhamdulillah lancar jaya ya mbak ida, MasyaAllah sudah melahirkan 6 anak. Semoga aku juga ditakdirkan Alloh untuk lahiran normal anak pertamaku ini yang sudah dinanti 10 tahun lamanya :)

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah ya mbak, diberikan kemudahan dan kelancaran pada semua kelahiran. Barakallah. .

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah..semua persalinan normal berjalan lancar ya mba..sungguh suatu hal yang patut disyukuri ya mba..

    BalasHapus
  4. Alhamdhulilah ya mbak rejeki bangrt anak 6 semuanya dikasih gampang lahirannya

    BalasHapus
  5. Alhamdulilah ya mba, dimudahkan Allah proses melahirkannya, nggak kebayang enam kali lahiran gituu...semoga sehat selalu ya sekeluarga aamiin

    BalasHapus
  6. Luar biasa Bu. Kami anak ke-empat aja udah was2 karna usia istri udah 39. Alhamdulillah sih lancar waktu itu

    BalasHapus
  7. Alhamdulillah aku juga normal, Mbak, pas melahirkan Kak Ghifa. Tapi, ada kejadian yang cukup bikin jantungan sehari sebelum melahirkan, yaitu air ketubanku merembes. Alhamdulillah, setelah berbaring miring kiri, ya, atau kanan? Duh, aku kok malah lupa, hihi, selama sehari semalam, sudah tidak merembes dan mengalami proses pembukaan yang penuh semangat. Mungkin, aku termasuk yang tahan rasa sakit juga, Mbak. Karena sampai bukaan 8, aku masih jalan2 di ruangan dengan penuh semangat .

    BalasHapus
  8. Mb Farida hebat banget.6 anak lahir normal semua. Aku yg 3 aja ,hadeuh masih kebayang sakitnya

    BalasHapus

Posting Komentar