Namaku Indi, siswi kelas 7. Hobiku menulis. Sebagai latihan, aku mulai belajar rutin menghasilkan cerpen. Setiap minggu, aku berusaha membuat setidaknya satu. Semua cerpen itu terkumpul dalam satu folder bernama Cerpen IndiHome.
Diberi nama begitu, karena aku seolah berada di rumah saat menulis. Seperti lagunya Elvis Presley, “rumah adalah tempat di mana hati berada”. Aku bisa menumpahkan segala rasa, pikiran, dan pengalaman melalui cerita tanpa batas yang kutulis.
Kau mungkin bertanya, memangnya aku tak bisa melakukannya dalam bangunan fisik yang biasa disebut rumah itu? Uh! Sayangnya, tidak. Ayah sangat sibuk dengan pekerjaannya, Ibu repot mengurus rumah dan anak-anak, sedangkan adik-adik giat membuat kerusuhan dengan tingkah dan suaranya.
“Dik, kok dipakai sih, ponselnya?” protes adik perempuanku, Inda.
“Kan, aku mau lanjutin main gim, Kak,” timpal Andi.
“Aku juga harus kerjakan tugas sekolah, Dik,” geram Inda.
Tiba-tiba, terdengar langkah tergopoh-gopoh dari dapur. “Ya, ampun! Kenapa ponsel Ibu dibawa? Ibu masih belum selesai nonton tutorial membuat ayam goreng. Itu ayamnya sudah lama menunggu, enggak tahu mau diapain,” gerutu Ibu yang langsung jadi pemenang gawai elektronik itu.
“Ya … Andi main pakai apa, dong? Ayah, pinjam ponselnya, ya?” pinta Andi. Ayah menyodorkan ponsel dengan tatapan tetap lekat ke layar komputer.
“Nah, kalau aku pinjam komputernya sebentar ya, Yah,” cetus Inda.
“Sembarangan aja kamu! Ayah kan masih banyak kerjaan,” sahut Ayah tanpa menoleh.
“Terus, gimana caraku ngerjain tugasnya, nih?” rajuk Inda.
“Pinjam laptopnya Indi sana! Dia kan, nganggur. Paling cuma ketik-ketik enggak jelas,” gerutu Ayah.
Ah, padahal kami punya jaringan internet keluarga dari Telkom Group yang sudah jadi internetnya Indonesia. Namun, masih saja kericuhan terjadi di rumah ini karena berebut gawai. Segera kusimpan pembaruan terakhir dalam folder cerpen IndiHome. Biar berlanjut nanti malam saja. Aku harus mengalah karena sepertinya memang menulis merupakan aktivitas yang paling enggak berguna di rumah ini.
Usai membantu Inda mengerjakan tugas, laptop kembali sendiri. Gadis kecil itu sekarang asyik menonton film kartun di TV langganan yang sudah satu paket dengan internet keluarga. Rampung juga akhirnya cerpen yang tadi tertunda. Dengan berdebar-debar, kukirimkan hasilnya ke sebuah media nasional.
***
Bahagia sekali rasanya membaca salah satu surat elektronik yang masuk hari ini. Bergegas aku mendatangi Ayah. “Yah, boleh minta nomor rekeningnya?” tanyaku.
Ayah mengalihkan pandangan dari layar ponsel yang sedang terhubung dengan internetnya Indonesia dari Telkom Group itu ke arahku. “Untuk apa?” selidiknya.
“Untuk menerima honor cerpen, Yah,” jawabku tak mampu menutupi kegembiraan.
“Honor? Kamu bekerja di mana?” tanya Ayah kebingungan.
“Enggak, Yah. Aku cuma mengirimkan salah satu cerpen dan dimuat di media …,” tiba-tiba aku memotong sendiri kalimat ini, “Sini, deh! Pinjam dulu ponselnya biar bisa kutunjukkan.”
Ayah menyerahkan ponsel sambil menoleh heran ke Ibu yang sama tercengangnya. Aku membuka laman yang memuat cerpen itu dan memperlihatkannya ke Ayah. Beliau begitu takjub melihat nama yang terpampang di sana.
“Bu, Bu … Ini karya Indi, lo!” seru Ayah.
Ibu ikut membaca dan beberapa kali memandang bangga padaku. “Wah! Enggak menyangka, ya. Ternyata, Indi berbakat jadi penulis!” komentar Beliau.
Ibu terus saja membaca cerpen itu sampai habis dengan serius. Lama-kelamaan, senyum Ibu memudar. Dahinya berkerut, tampak berpikir keras. “Indi, kamu dapat ide cerita ini dari mana?” tanya Ibu lirih.
“Itu pengalamanku sendiri saat berumur tujuh tahun, Bu,” jawabku dengan suara tercekat.
Mata Ibu berkejap-kejap lurus ke arahku. Beliau mengembalikan ponsel itu ke Ayah dan mengajakku duduk bersama di sofa. “Ibu enggak tahu kamu merasa seperti itu. Maafkan Ibu ya, Ndi,” ucap Ibu mulai terisak-isak.
Ayah yang tampak baru tuntas membaca karya itu ikut menghampiri dan memelukku. “Indi Manis, dari dulu hingga sekarang, kami tetap menyayangimu,” tutur Beliau dengan air mata berlinang.
Aku jadi tidak kuasa menahan seluruh sesak di dada yang tersimpan bertahun-tahun itu. Butir-butir cairan bening pun ikut menetes di pipi. “Iya, Yah, Bu. Indi tahu. Maaf, ya. Indi masih cengeng. Masih suka merasa Ayah dan Ibu kurang perhatian ke Indi,” seduku.
“Enggak, Nak, enggak. Memang kami yang sering lalai mempertimbangkan perasaanmu. Kami selalu mengira kamu anak sulung yang kuat. Kami lupa kalau kamu juga masih butuh banyak pendampingan,” cetus Ibu dengan suara parau.
Inda dan Andi yang sedari tadi hanya menonton pun menoleh satu sama lain. Ayah melambaikan tangan sebagai isyarat bagi keduanya untuk mendekat. Kami berlima berpelukan tanpa sanggup mengeluarkan banyak kata lagi.
***
Hari ini, aku masih seperti minggu-minggu kemarin. Menghadap layar laptop dan asyik mengetik cerpen. Sesekali, perhatianku teralihkan oleh serunya celetukan Ayah dan Andi yang sedang bermain gim bareng. Ayah menggunakan komputer, sedangkan Andi meminjam ponsel Beliau. Inda sibuk mencari sudut yang pas untuk merekam hebohnya aksi kedua jagoan di rumah itu. Sejurus kemudian, Ibu membuyarkan semuanya dengan aroma kue nan wangi yang dibagikan kepada kami.
“Terima kasih, Bu,” ucapku tulus menerima sebentuk kue empuk nan hangat dari dapur.
Ah, aku ingin mengungkapkan kalimat yang lebih panjang dan banyak lagi pada Beliau. Namun, sepertinya kebahagiaan ini terlalu berarti untuk dilewati. Biarlah, dinikmati saja dulu suasana indah yang semakin akrab denganku ini dari hari ke hari.
Oh, aku jadi tertarik untuk menuliskan semuanya menjadi sebuah cerita tanpa batas waktu dan kesempatan. Cerita yang mampu menuturkan seluruh pemandangan asri yang kusaksikan di rumah ini. Cerita yang mewakili segala rasa syukur yang mengalir deras ke setiap atom dalam tubuh.
Uh, rasanya tidak cukup jika hanya dilampiaskan dalam sebuah cerpen. Aku ingin menumpahkannya dalam sebuah tulisan yang lebih panjang. Ya, menulis masih menjadi rumah, rumah keduaku. Senang sekali berlama-lama di sini, di antara waktu yang kuhabiskan di tengah keluarga sebagai rumah utama.
Hai! Masih ingat aku, kan? Namaku Indi, seorang calon novelis.
TAMAT
Oh ini Indi sang cerpwnis yang mendunia itu ya.. mau donk diajarin nulis cerpen sama Indi biar banyak tembus ke media..
BalasHapusIndi ternyata paka IndiHome juga ya di rumah, sama dong, aq juga paka IndiHome karena jaringannya luas tanpa batas
BalasHapusSemangat selalu kak menulis.panutanku banget kaka. Alhamdulilahnya sudah menemukan inte yg pas ya untuk medukung kinerja/hobi kita
BalasHapusKeren nih calon novelis cilik. Dulu aku juga bermimpi ingin menjadi novelis. Namun aku hanya menulis via diary. Karena sering baca koran, aku malah kehilangan semangat untuk nulis feature. Malah kebanyakan nulis straight news.
BalasHapusNgga masalah, yang penting impian kita tercapai meski harus berjuang lebih banyak. Semangat kak.
Hai Indi. Semoga bisa menjadi novelist beneran ya. Aaamiin. Qabul
BalasHapusUgh, aku jadi membayangkan seorang Indi yang produktif kirim tulisan lalu suatu ketika dia mendapatkan hadiah berupa gawai atau laptop. Whuaaa, pasti mereka sekeluarga hepi banget karena bisa lebih leluasa pakai internetnya, huehehehe ...
BalasHapusMoga jadi novelis terkenal ya Indi. Gapai cita-citamu dengan bantuan internet lancar dari IndiHome
BalasHapusDari pilihan internetnya sosok Indi memang cerdas karena memilih produk Internet aja udah paling tepat. Nulis novel ga ada kendala
BalasHapusCerita tentang seorang anak bernama indi sangat menarik ya sosok yang cerdas bisa menulis cerita dengan bagus semoga bisa terus menjadi novelis ya indi
BalasHapusMasya Allah jadi lebih bermakna ya adanya internet ini, makin produktif dan bermanfaat ya
BalasHapushai Indi salam kenal, aku turut senang atas kemenangan pertamamu, semangat terus ya :)
BalasHapusSemoga Indi segera jadi novelis dan melesat menyusul mereka yang sudah ada di jajaran atas. Internet bisa sangat membantu prosesnya
BalasHapusSemangat selalu Indi, terus hasilkan karya tulis yang bermanfaat
BalasHapusIndi terus menulis yaaa.. jangan patah semangat.. menulis memang perlu sering latihan biar jadi mahir katanya
BalasHapusTerus kejar cita-citamu Ndi...jaman sekarang tidak ada yg tidak mungkin. Kita bisa belajar secara online maupun offline. Yang penting ada jaringan internet ya ...
BalasHapusKetemu nanti setelah kamu jadi penulis yang tulisannya selalu best seller, jangan lupakan Teh Okti ya....
Sebagai sesama anak IndiHome, jadi terpacu nih sama semangatnya Indi menulis. Huwaaa aku akhir2 ini kurang produktif abis
BalasHapusIndiii masyaAllah keren bangett <3 jadi ngaca deh aku, hahaha. beberapa hari lagi lemes dan malesss. Semangat teruss Indiiii
BalasHapusWah keren ceritanya
BalasHapusSemoga impian Indi untuk jadi novelis bisa segera terwujud ya mbak
namanya matching banget sama provider wifi yang dipakai untuk meningkatkan kreativitasnya dalam berkarya, Indi dan IndiHome Sahabat Sejati
BalasHapusBenar bnget mbak.. matching.. jadi inget nama artis kalo saya hehe
HapusUmur 7 tahun udah rajin menulis. Pasti nanti bisa jadi novelis terkenal deh dan bisa menghasilkan karya2 terbaik
BalasHapuslancar ya mba pakai Indohome, bisa menunjang hobi/kerjaan jadi lancar juga ya plus hiburan kelarga :)
BalasHapusIndiHome selalu ada di rumah kami sejak dulu
BalasHapusNamanya dulu bukan IndiHome
Hanya saja kami setia dan pakai terus sampai sekarang
Kereeennn, produktif dan inspiratif banget. Wah IndiHome memang bisa diandalkan yaa, di rumahku juga pakai IndiHome ❤️
BalasHapusHebaat dan kerennya Indi.
BalasHapusmeskipun dari segi usia masih terbilang muda, tapi semangatnya yang pantang menyerah untuk menjalani hobinya melampaui segala keterbatasan yang dimiliki.
Kereen~
Hai Indi, bagus sekali ceritanya..Semoga impiannya terkabul ya. Semangat terus belajar menulis dan melakukan banyak hobi
BalasHapusKereen nih, kecil-kecil sudah produktif dan pinter menulis. Semoga tercapai cita-citanya menjadi novelis terkenal.
BalasHapusIndi luar biasa deh, bisa menunjukkan karyanya tanpa banyak bicara. Peluk erat untuk Indi, sang calon novelis.
BalasHapusWahh aku baperrrr. Jadi ikutan nangis pas bagian Indi ceritanya berhasil lolos.
BalasHapusAnak sulung yang luar biasaaa...
Tapi memang cita-cita kaya gini tu harus di dukung banget deh. Selain keluarga, juga butuh dukungan eksternal kaya perangkat online dari indihome.
Biar makin maksimal buat cari bahan tulisan dan kirim-kirim ke redaksi.
Indi keren banget sih baru 7 tahun udah bisa nulis cerpen yang menurutku bagus banget. Menulis itu memang menyenangkan ya. Jadi pengen nulis cerpen juga nih terinspirasi dari Indi yang suka dan jago nulis cerpen.
BalasHapuskecanggihan teknologi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menghasilkan hal yang terbaik juga ya
BalasHapusaah..sukaa deh dg cerpen ini.. jd nostalgia pengalaman masa sekolah, sembunyi2 menulis puisi dan saat berhasil masuk majalah sekolah eh dapat honornya malah dari ayah, krn aku menuliskannya pakai mama samaran..wkwk.. srmoga bnyk Indi2 lain yg terfasilitasi dg indihome yg lancar jaya..
BalasHapusWah, Indi sang novelis cilik. Semoga sukses di masa depan ya. Hebat nih Indi kecil-kecil udah pinter berkarya. Jaringan internet berperan banget ya buat proses belajar tentunya.
BalasHapusAamiin, doa yang sama buat Indi, agar Semangat view selalu
HapusIh bagusss aku suka bagian "rumah" itu deh. Indi udah menemukan rumahnya belum sekarang? :")
BalasHapusSemangat, ya. Jadi ingat dulu waktu kecil saya juga pengin jadi novelis. Beruntung ada jaringan internet. Semua jadi mudah.
BalasHapusAhhh, Inda yang sibuk mencari angle untuk mengabadikan dua jagoannya yang lagi main game, seru banget. Apalagi Indi dengan yang bercita cita menjadi penulis, ternyata tetep ya dukungan internet jaman now sangat dibutuhkan banget.
BalasHapusIndi semangat ya, wah keren banget semoga semakin banyak melahirkan karya ya dek, apalagi didukung jaringan internet yang mumpuni dari Indihome
BalasHapusKeren banget sosok indi ini dari kecil udah tau keinginan dan minatnya apa, ayo semangat gapai mimpi apalagi didukung jaringan Indihome mantap lah
BalasHapusSemoga Indi selalu semangat untuk terus berkarya, mumpung ada fasilitas internet cepat dari Indihome. Jangan sampai tekor, gaskeuun bestie!
BalasHapusHai Indi. kamu heba. Masih muda tapi semangatnya empat lima. Bisa jadi contoh generasi muda nih. Semoga jad novelis yang hebat ya
BalasHapusBagus banget ceritanya. Indi yang manis, yang cerita, yang dikeliling ayah dan ibu tercinta. Pengalaman masa kecil yang bisa direkam jadi sebuah cerita bagus. Saya pun jadi ikutan terlena membacanya. Benaran Indi calon novelis berbakat :)
BalasHapusJadi ingin kenalan sama Indi, salam kenal ya. Walau saya tidak tahu berapa usiamu saat ini, dan baru tahu namamu juga lewat tulisan ini. Ada orang tua yang mendukung, dan ada fasilitas internet yang cepat, semoga memudahkanmu sukses sebagai cerpenis dan novelis.
BalasHapusIndi hebaatttt
BalasHapusPastinya ortu manapun bakal bangga bgt punya anak penyejuk mata seperti Indiiii
Keren khanmainn
Indi si sulung yang pendiam tapi kreatif menyalurkan isi hatinya. Sedikit mirip dengan aku, sama-sama suka nulis sejak kecil. Bedanya, Indi udah dapat duit dari media pada usia 7 tahun. Tapi aku baru usia 16 tahun dapat honor nulis dari media. Semangat selalu Indi
BalasHapusIndi dapat honornya saat kelas 7, mbak 😅
HapusIndi kerenn banget. Masih kecil udah bisa dapet honor. Ortunya hebat pasti nih.
BalasHapusKisah indi inspiratif banget. Moga di luar sana banyak orang tua yang selalu perhatian ke anaknya ya. Mau anak sulung atau anak bungsu, mereka tetaplah anak-anak yang butuh perhatian, belaian, dan kasih sayang orang tua. Semangat indi.. Moga jadi penulis hebat nantinya. Aaamiinn
BalasHapusSemoga nanti gak hanya jadi cerpenis, tapi penulis yang bisa menginspirasi semua orang. Semangat Indi
BalasHapusIndiii keren, di tengah keterbatasan masih bisa menghasilkan karya. berkat IndiHome dan internet tanpa batas bisa menggapai mimpi.
BalasHapusAku ikut terhanyut dengan alur ceritanya. Sebagai sesama anak perempuan pertama seperti Indi. Semoga impianmu segera terwujud untuk jadi penulis hebat ya apalagi sekarang teknologi seperti internet makin canggih & koneksinya cepat
BalasHapusSejak menjadi seorang pekerja digital, di rumah aku pasang Indihome
BalasHapusBantu aku untuk tetap kreatif dan produktif dari rumah
Ikutt terharu dengan cerita Indi ternyata anak2 bisa memendam rasa yang kurang pas di hati mereka ya.
BalasHapusDengan indi bercerita membuat plong juga jadi cleae krn orang tuanya jadi tau apa yg dia rasa.
Indihome semoga makin bagus kualitasnya
Selamat Indi semoga jadi calon novelis kawakan yang menuliskan semua hal menjadi sebuah cerita tanpa batas waktu dan kesempatan.
BalasHapusSuka baca cerpen ini..pesannya sampai)
Keren banget bercita2 jadi penulis. Memang yang namanya internet tuh kyk memberi banyak inspirasi buat menulis ya mbak?
BalasHapuskeren banget si Indi, keluarganya sangat support dia menulis yaa
Menjadi penulis memang harus banyak riset karakter, setting dan alur.
BalasHapusSemoga dengan internet cepat dan gadget yang mumpuni, karya Indi bisa lebih berkilau dan menjadi buku novel yang bisa dinikmati banyak orang.
keren indi, sudha bisa menghasilkan uang sendiri dari nulis cerpen. Untung saat ini sudah ada Indihome, yang bisa bantu kirim cerpen secara daring ya
BalasHapusAjarin nulis juga dong Indi.. Ini dari dulu pengen banget bisa nulis, eh coba coba nulis cerpen kok bingung nutupnya. Bukannya cerita pendek, malah jadi panjang tuh tiap bikin cerita.
BalasHapusIya banget, Indihome ini membuat semua orang melakukan hal yang tanpa batas ya. Ya untuk keperluan hiburan, ya untuk keperluan pekerjaan, dan keperluan yang lainnya. Aku pun gak kebayang rasanya kalo gak pake Indihome. Jadi emak cupu dan kudet terus kayaknya. :D
BalasHapusSemangat Indi. Semoga langkah menjadi novelis semakin diperlancar.
BalasHapusDengan interet yang lancar semua dapat dilakukan tanpa ada kendala, ide-ide kreatif bisa langsung dituangkan dan dikabarkan.
sama kak saya juga di rumah pakai IndiHome sangat membantu menjaga komunikasi dengan keluarga dan juga sahabat, pastinya internetnya Indonesia banget ini mah
BalasHapusJaringan internet yang lancar di zaman sekarang memang sangat dibutuhkan dalam keluarga. Apalagi bisa dimanfaatkan bagi anak yg berbakat menulis seperti Indi ya
BalasHapusIndi keren banget deh. Semoga tercapai ya cita-citanya menjadi novelis. Apalagi terbantu sama IndiHome, pasti makin cepat cita-citanya teraih.
BalasHapusIndi keren banget. Terus berkarya dengan kisah-kisah yang indah ya. Khan udah ada indihome yang memudahkan mencari referensi untuk cerita
BalasHapusIndi Hebat, sudah bisa menghasilkan karya dan juga penghasilan dari hobinya.
BalasHapussemangat terus ya Indi dalam menulis, sang Novelis masa depan :)
Jadi senang karena bisa menggunakan si Indi sudah beberapa tahun
BalasHapusBahkan meski ada kendala terkadang tapi semua teratasi dengan cepat
Makanya tetap selalu menggunakannya sampai kapan pun
Seru baca cerita Indi dan Andi. Semoga Indi bisa jadi penulis di masa depan ya. Semangaat dan jangan lupa mesti banyak baca.
BalasHapusSeru nih ceritanya si Indi. Dan keren nih si Indi pake Indihome juga. Kalau jaringan internet lancar ide juga mengalir
BalasHapusSemoga cita-cita jadi novelis nya tercapai ya kak
BalasHapusHai Indi, salam kenal ya. Semoga semua tulisanmu menjadi energi bagi pembacanya, sehingga ketika selesai membaca ada sesuatu yang baru dirasakannya
BalasHapusHai Indi keren deh kamu selalu semangat menulis ya dan aku pernah mengalami seperti Indi, happy banget deh menjemput impian menulisku
BalasHapusJadi novelis harus disuport dari kecil, salah satunya melalui kecepatan internet. Untung internet pilihannya tepat
BalasHapusSelalu semangat ya Indi menulisnya, makin semangat kalau didukung sama kecepatan internet yang mumpuni yah.
BalasHapus