header permata pengalamanku

Cerita Tanpa Batas Si Indi

73 komentar


cerita tanpa batas

Namaku Indi, siswi kelas 7. Hobiku menulis. Sebagai latihan, aku mulai belajar rutin menghasilkan cerpen. Setiap minggu, aku berusaha membuat setidaknya satu. Semua cerpen itu terkumpul dalam satu folder bernama Cerpen IndiHome.

        Diberi nama begitu, karena aku seolah berada di rumah saat menulis. Seperti lagunya Elvis Presley, “rumah adalah tempat di mana hati berada”. Aku bisa menumpahkan segala rasa, pikiran, dan pengalaman melalui cerita tanpa batas yang kutulis.

          Kau mungkin bertanya, memangnya aku tak bisa melakukannya dalam bangunan fisik yang biasa disebut rumah itu? Uh! Sayangnya, tidak. Ayah sangat sibuk dengan pekerjaannya, Ibu repot mengurus rumah dan anak-anak, sedangkan adik-adik giat membuat kerusuhan dengan tingkah dan suaranya.

        “Dik, kok dipakai sih, ponselnya?” protes adik perempuanku, Inda.

        “Kan, aku mau lanjutin main gim, Kak,” timpal Andi.

        “Aku juga harus kerjakan tugas sekolah, Dik,” geram Inda.

        Tiba-tiba, terdengar langkah tergopoh-gopoh dari dapur. “Ya, ampun! Kenapa ponsel Ibu dibawa? Ibu masih belum selesai nonton tutorial membuat ayam goreng. Itu ayamnya sudah lama menunggu, enggak tahu mau diapain,” gerutu Ibu yang langsung jadi pemenang gawai elektronik itu.

          “Ya … Andi main pakai apa, dong? Ayah, pinjam ponselnya, ya?” pinta Andi. Ayah menyodorkan ponsel dengan tatapan tetap lekat ke layar komputer.

            “Nah, kalau aku pinjam komputernya sebentar ya, Yah,” cetus Inda.

            “Sembarangan aja kamu! Ayah kan masih banyak kerjaan,” sahut Ayah tanpa menoleh.

            “Terus, gimana caraku ngerjain tugasnya, nih?” rajuk Inda.

        “Pinjam laptopnya Indi sana! Dia kan, nganggur. Paling cuma ketik-ketik enggak jelas,” gerutu Ayah.

         Ah, padahal kami punya jaringan internet keluarga dari Telkom Group yang sudah jadi internetnya Indonesia. Namun, masih saja kericuhan terjadi di rumah ini karena berebut gawai. Segera kusimpan pembaruan terakhir dalam folder cerpen IndiHome. Biar berlanjut nanti malam saja. Aku harus mengalah karena sepertinya memang menulis merupakan aktivitas yang paling enggak berguna di rumah ini.  

       Usai membantu Inda mengerjakan tugas, laptop kembali sendiri. Gadis kecil itu sekarang asyik menonton film kartun di TV langganan yang sudah satu paket dengan internet keluarga. Rampung juga akhirnya cerpen yang tadi tertunda. Dengan berdebar-debar, kukirimkan hasilnya ke sebuah media nasional.

***

internetnya Indonesia

Bahagia sekali rasanya membaca salah satu surat elektronik yang masuk hari ini. Bergegas aku mendatangi Ayah. “Yah, boleh minta nomor rekeningnya?” tanyaku.

Ayah mengalihkan pandangan dari layar ponsel yang sedang terhubung dengan internetnya Indonesia dari Telkom Group itu ke arahku. “Untuk apa?” selidiknya.

           “Untuk menerima honor cerpen, Yah,” jawabku tak mampu menutupi kegembiraan.

           “Honor? Kamu bekerja di mana?” tanya Ayah kebingungan.

         “Enggak, Yah. Aku cuma mengirimkan salah satu cerpen dan dimuat di media …,” tiba-tiba aku memotong sendiri kalimat ini, “Sini, deh! Pinjam dulu ponselnya biar bisa kutunjukkan.” 

Ayah menyerahkan ponsel sambil menoleh heran ke Ibu yang sama tercengangnya. Aku membuka laman yang memuat cerpen itu dan memperlihatkannya ke Ayah. Beliau begitu takjub melihat nama yang terpampang di sana. 

“Bu, Bu … Ini karya Indi, lo!” seru Ayah.

Ibu ikut membaca dan beberapa kali memandang bangga padaku. “Wah! Enggak menyangka, ya. Ternyata, Indi berbakat jadi penulis!” komentar Beliau. 

Ibu terus saja membaca cerpen itu sampai habis dengan serius. Lama-kelamaan, senyum Ibu memudar. Dahinya berkerut, tampak berpikir keras. “Indi, kamu dapat ide cerita ini dari mana?” tanya Ibu lirih.

“Itu pengalamanku sendiri saat berumur tujuh tahun, Bu,” jawabku dengan suara tercekat.

Mata Ibu berkejap-kejap lurus ke arahku. Beliau mengembalikan ponsel itu ke Ayah dan mengajakku duduk bersama di sofa. “Ibu enggak tahu kamu merasa seperti itu. Maafkan Ibu ya, Ndi,” ucap Ibu mulai terisak-isak.

Ayah yang tampak baru tuntas membaca karya itu ikut menghampiri dan memelukku. “Indi Manis, dari dulu hingga sekarang, kami tetap menyayangimu,” tutur Beliau dengan air mata berlinang.

Aku jadi tidak kuasa menahan seluruh sesak di dada yang tersimpan bertahun-tahun itu. Butir-butir cairan bening pun ikut menetes di pipi. “Iya, Yah, Bu. Indi tahu. Maaf, ya. Indi masih cengeng. Masih suka merasa Ayah dan Ibu kurang perhatian ke Indi,” seduku.

“Enggak, Nak, enggak. Memang kami yang sering lalai mempertimbangkan perasaanmu. Kami selalu mengira kamu anak sulung yang kuat. Kami lupa kalau kamu juga masih butuh banyak pendampingan,” cetus Ibu dengan suara parau.

Inda dan Andi yang sedari tadi hanya menonton pun menoleh satu sama lain. Ayah melambaikan tangan sebagai isyarat bagi keduanya untuk mendekat. Kami berlima berpelukan tanpa sanggup mengeluarkan banyak kata lagi.

***

          Hari ini, aku masih seperti minggu-minggu kemarin. Menghadap layar laptop dan asyik mengetik cerpen. Sesekali, perhatianku teralihkan oleh serunya celetukan Ayah dan Andi yang sedang bermain gim bareng. Ayah menggunakan komputer, sedangkan Andi meminjam ponsel Beliau. Inda sibuk mencari sudut yang pas untuk merekam hebohnya aksi kedua jagoan di rumah itu. Sejurus kemudian, Ibu membuyarkan semuanya dengan aroma kue nan wangi yang dibagikan kepada kami. 

            “Terima kasih, Bu,” ucapku tulus menerima sebentuk kue empuk nan hangat dari dapur.

Ah, aku ingin mengungkapkan kalimat yang lebih panjang dan banyak lagi pada Beliau. Namun, sepertinya kebahagiaan ini terlalu berarti untuk dilewati. Biarlah, dinikmati saja dulu suasana indah yang semakin akrab denganku ini dari hari ke hari.

Oh, aku jadi tertarik untuk menuliskan semuanya menjadi sebuah cerita tanpa batas waktu dan kesempatan. Cerita yang mampu menuturkan seluruh pemandangan asri yang kusaksikan di rumah ini. Cerita yang mewakili segala rasa syukur yang mengalir deras ke setiap atom dalam tubuh. 

Uh, rasanya tidak cukup jika hanya dilampiaskan dalam sebuah cerpen. Aku ingin menumpahkannya dalam sebuah tulisan yang lebih panjang. Ya, menulis masih menjadi rumah, rumah keduaku. Senang sekali berlama-lama di sini, di antara waktu yang kuhabiskan di tengah keluarga sebagai rumah utama. 

Hai! Masih ingat aku, kan? Namaku Indi, seorang calon novelis.


TAMAT

Related Posts

73 komentar

  1. Oh ini Indi sang cerpwnis yang mendunia itu ya.. mau donk diajarin nulis cerpen sama Indi biar banyak tembus ke media..

    BalasHapus
  2. Indi ternyata paka IndiHome juga ya di rumah, sama dong, aq juga paka IndiHome karena jaringannya luas tanpa batas

    BalasHapus
  3. Semangat selalu kak menulis.panutanku banget kaka. Alhamdulilahnya sudah menemukan inte yg pas ya untuk medukung kinerja/hobi kita

    BalasHapus
  4. Keren nih calon novelis cilik. Dulu aku juga bermimpi ingin menjadi novelis. Namun aku hanya menulis via diary. Karena sering baca koran, aku malah kehilangan semangat untuk nulis feature. Malah kebanyakan nulis straight news.

    Ngga masalah, yang penting impian kita tercapai meski harus berjuang lebih banyak. Semangat kak.

    BalasHapus
  5. Hai Indi. Semoga bisa menjadi novelist beneran ya. Aaamiin. Qabul

    BalasHapus
  6. Ugh, aku jadi membayangkan seorang Indi yang produktif kirim tulisan lalu suatu ketika dia mendapatkan hadiah berupa gawai atau laptop. Whuaaa, pasti mereka sekeluarga hepi banget karena bisa lebih leluasa pakai internetnya, huehehehe ...

    BalasHapus
  7. Moga jadi novelis terkenal ya Indi. Gapai cita-citamu dengan bantuan internet lancar dari IndiHome

    BalasHapus
  8. Dari pilihan internetnya sosok Indi memang cerdas karena memilih produk Internet aja udah paling tepat. Nulis novel ga ada kendala

    BalasHapus
  9. Cerita tentang seorang anak bernama indi sangat menarik ya sosok yang cerdas bisa menulis cerita dengan bagus semoga bisa terus menjadi novelis ya indi

    BalasHapus
  10. Masya Allah jadi lebih bermakna ya adanya internet ini, makin produktif dan bermanfaat ya

    BalasHapus
  11. hai Indi salam kenal, aku turut senang atas kemenangan pertamamu, semangat terus ya :)

    BalasHapus
  12. Semoga Indi segera jadi novelis dan melesat menyusul mereka yang sudah ada di jajaran atas. Internet bisa sangat membantu prosesnya

    BalasHapus
  13. Semangat selalu Indi, terus hasilkan karya tulis yang bermanfaat

    BalasHapus
  14. Indi terus menulis yaaa.. jangan patah semangat.. menulis memang perlu sering latihan biar jadi mahir katanya

    BalasHapus
  15. Terus kejar cita-citamu Ndi...jaman sekarang tidak ada yg tidak mungkin. Kita bisa belajar secara online maupun offline. Yang penting ada jaringan internet ya ...
    Ketemu nanti setelah kamu jadi penulis yang tulisannya selalu best seller, jangan lupakan Teh Okti ya....

    BalasHapus
  16. Sebagai sesama anak IndiHome, jadi terpacu nih sama semangatnya Indi menulis. Huwaaa aku akhir2 ini kurang produktif abis

    BalasHapus
  17. Indiii masyaAllah keren bangett <3 jadi ngaca deh aku, hahaha. beberapa hari lagi lemes dan malesss. Semangat teruss Indiiii

    BalasHapus
  18. Wah keren ceritanya
    Semoga impian Indi untuk jadi novelis bisa segera terwujud ya mbak

    BalasHapus
  19. Ayu Natih Widhiarini23 Juni 2022 pukul 21.08

    namanya matching banget sama provider wifi yang dipakai untuk meningkatkan kreativitasnya dalam berkarya, Indi dan IndiHome Sahabat Sejati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar bnget mbak.. matching.. jadi inget nama artis kalo saya hehe

      Hapus
  20. Umur 7 tahun udah rajin menulis. Pasti nanti bisa jadi novelis terkenal deh dan bisa menghasilkan karya2 terbaik

    BalasHapus
  21. lancar ya mba pakai Indohome, bisa menunjang hobi/kerjaan jadi lancar juga ya plus hiburan kelarga :)

    BalasHapus
  22. IndiHome selalu ada di rumah kami sejak dulu
    Namanya dulu bukan IndiHome
    Hanya saja kami setia dan pakai terus sampai sekarang

    BalasHapus
  23. Kereeennn, produktif dan inspiratif banget. Wah IndiHome memang bisa diandalkan yaa, di rumahku juga pakai IndiHome ❤️

    BalasHapus
  24. Hebaat dan kerennya Indi.
    meskipun dari segi usia masih terbilang muda, tapi semangatnya yang pantang menyerah untuk menjalani hobinya melampaui segala keterbatasan yang dimiliki.
    Kereen~

    BalasHapus
  25. Hai Indi, bagus sekali ceritanya..Semoga impiannya terkabul ya. Semangat terus belajar menulis dan melakukan banyak hobi

    BalasHapus
  26. Kereen nih, kecil-kecil sudah produktif dan pinter menulis. Semoga tercapai cita-citanya menjadi novelis terkenal.

    BalasHapus
  27. Indi luar biasa deh, bisa menunjukkan karyanya tanpa banyak bicara. Peluk erat untuk Indi, sang calon novelis.

    BalasHapus
  28. Wahh aku baperrrr. Jadi ikutan nangis pas bagian Indi ceritanya berhasil lolos.
    Anak sulung yang luar biasaaa...
    Tapi memang cita-cita kaya gini tu harus di dukung banget deh. Selain keluarga, juga butuh dukungan eksternal kaya perangkat online dari indihome.
    Biar makin maksimal buat cari bahan tulisan dan kirim-kirim ke redaksi.

    BalasHapus
  29. Indi keren banget sih baru 7 tahun udah bisa nulis cerpen yang menurutku bagus banget. Menulis itu memang menyenangkan ya. Jadi pengen nulis cerpen juga nih terinspirasi dari Indi yang suka dan jago nulis cerpen.

    BalasHapus
  30. kecanggihan teknologi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menghasilkan hal yang terbaik juga ya

    BalasHapus
  31. aah..sukaa deh dg cerpen ini.. jd nostalgia pengalaman masa sekolah, sembunyi2 menulis puisi dan saat berhasil masuk majalah sekolah eh dapat honornya malah dari ayah, krn aku menuliskannya pakai mama samaran..wkwk.. srmoga bnyk Indi2 lain yg terfasilitasi dg indihome yg lancar jaya..

    BalasHapus
  32. Wah, Indi sang novelis cilik. Semoga sukses di masa depan ya. Hebat nih Indi kecil-kecil udah pinter berkarya. Jaringan internet berperan banget ya buat proses belajar tentunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, doa yang sama buat Indi, agar Semangat view selalu

      Hapus
  33. Ih bagusss aku suka bagian "rumah" itu deh. Indi udah menemukan rumahnya belum sekarang? :")

    BalasHapus
  34. Semangat, ya. Jadi ingat dulu waktu kecil saya juga pengin jadi novelis. Beruntung ada jaringan internet. Semua jadi mudah.

    BalasHapus
  35. Ahhh, Inda yang sibuk mencari angle untuk mengabadikan dua jagoannya yang lagi main game, seru banget. Apalagi Indi dengan yang bercita cita menjadi penulis, ternyata tetep ya dukungan internet jaman now sangat dibutuhkan banget.

    BalasHapus
  36. Indi semangat ya, wah keren banget semoga semakin banyak melahirkan karya ya dek, apalagi didukung jaringan internet yang mumpuni dari Indihome

    BalasHapus
  37. Keren banget sosok indi ini dari kecil udah tau keinginan dan minatnya apa, ayo semangat gapai mimpi apalagi didukung jaringan Indihome mantap lah

    BalasHapus
  38. Semoga Indi selalu semangat untuk terus berkarya, mumpung ada fasilitas internet cepat dari Indihome. Jangan sampai tekor, gaskeuun bestie!

    BalasHapus
  39. Hai Indi. kamu heba. Masih muda tapi semangatnya empat lima. Bisa jadi contoh generasi muda nih. Semoga jad novelis yang hebat ya

    BalasHapus
  40. Bagus banget ceritanya. Indi yang manis, yang cerita, yang dikeliling ayah dan ibu tercinta. Pengalaman masa kecil yang bisa direkam jadi sebuah cerita bagus. Saya pun jadi ikutan terlena membacanya. Benaran Indi calon novelis berbakat :)

    BalasHapus
  41. Jadi ingin kenalan sama Indi, salam kenal ya. Walau saya tidak tahu berapa usiamu saat ini, dan baru tahu namamu juga lewat tulisan ini. Ada orang tua yang mendukung, dan ada fasilitas internet yang cepat, semoga memudahkanmu sukses sebagai cerpenis dan novelis.

    BalasHapus
  42. Indi hebaatttt
    Pastinya ortu manapun bakal bangga bgt punya anak penyejuk mata seperti Indiiii

    Keren khanmainn

    BalasHapus
  43. Indi si sulung yang pendiam tapi kreatif menyalurkan isi hatinya. Sedikit mirip dengan aku, sama-sama suka nulis sejak kecil. Bedanya, Indi udah dapat duit dari media pada usia 7 tahun. Tapi aku baru usia 16 tahun dapat honor nulis dari media. Semangat selalu Indi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Indi dapat honornya saat kelas 7, mbak 😅

      Hapus
  44. Indi kerenn banget. Masih kecil udah bisa dapet honor. Ortunya hebat pasti nih.

    BalasHapus
  45. Kisah indi inspiratif banget. Moga di luar sana banyak orang tua yang selalu perhatian ke anaknya ya. Mau anak sulung atau anak bungsu, mereka tetaplah anak-anak yang butuh perhatian, belaian, dan kasih sayang orang tua. Semangat indi.. Moga jadi penulis hebat nantinya. Aaamiinn

    BalasHapus
  46. Semoga nanti gak hanya jadi cerpenis, tapi penulis yang bisa menginspirasi semua orang. Semangat Indi

    BalasHapus
  47. Indiii keren, di tengah keterbatasan masih bisa menghasilkan karya. berkat IndiHome dan internet tanpa batas bisa menggapai mimpi.

    BalasHapus
  48. Aku ikut terhanyut dengan alur ceritanya. Sebagai sesama anak perempuan pertama seperti Indi. Semoga impianmu segera terwujud untuk jadi penulis hebat ya apalagi sekarang teknologi seperti internet makin canggih & koneksinya cepat

    BalasHapus
  49. Sejak menjadi seorang pekerja digital, di rumah aku pasang Indihome
    Bantu aku untuk tetap kreatif dan produktif dari rumah

    BalasHapus
  50. Ikutt terharu dengan cerita Indi ternyata anak2 bisa memendam rasa yang kurang pas di hati mereka ya.

    Dengan indi bercerita membuat plong juga jadi cleae krn orang tuanya jadi tau apa yg dia rasa.

    Indihome semoga makin bagus kualitasnya

    BalasHapus
  51. Selamat Indi semoga jadi calon novelis kawakan yang menuliskan semua hal menjadi sebuah cerita tanpa batas waktu dan kesempatan.
    Suka baca cerpen ini..pesannya sampai)

    BalasHapus
  52. Keren banget bercita2 jadi penulis. Memang yang namanya internet tuh kyk memberi banyak inspirasi buat menulis ya mbak?
    keren banget si Indi, keluarganya sangat support dia menulis yaa

    BalasHapus
  53. Menjadi penulis memang harus banyak riset karakter, setting dan alur.
    Semoga dengan internet cepat dan gadget yang mumpuni, karya Indi bisa lebih berkilau dan menjadi buku novel yang bisa dinikmati banyak orang.

    BalasHapus
  54. keren indi, sudha bisa menghasilkan uang sendiri dari nulis cerpen. Untung saat ini sudah ada Indihome, yang bisa bantu kirim cerpen secara daring ya

    BalasHapus
  55. Ajarin nulis juga dong Indi.. Ini dari dulu pengen banget bisa nulis, eh coba coba nulis cerpen kok bingung nutupnya. Bukannya cerita pendek, malah jadi panjang tuh tiap bikin cerita.

    BalasHapus
  56. Iya banget, Indihome ini membuat semua orang melakukan hal yang tanpa batas ya. Ya untuk keperluan hiburan, ya untuk keperluan pekerjaan, dan keperluan yang lainnya. Aku pun gak kebayang rasanya kalo gak pake Indihome. Jadi emak cupu dan kudet terus kayaknya. :D

    BalasHapus
  57. Semangat Indi. Semoga langkah menjadi novelis semakin diperlancar.
    Dengan interet yang lancar semua dapat dilakukan tanpa ada kendala, ide-ide kreatif bisa langsung dituangkan dan dikabarkan.

    BalasHapus
  58. sama kak saya juga di rumah pakai IndiHome sangat membantu menjaga komunikasi dengan keluarga dan juga sahabat, pastinya internetnya Indonesia banget ini mah

    BalasHapus
  59. Jaringan internet yang lancar di zaman sekarang memang sangat dibutuhkan dalam keluarga. Apalagi bisa dimanfaatkan bagi anak yg berbakat menulis seperti Indi ya

    BalasHapus
  60. Indi keren banget deh. Semoga tercapai ya cita-citanya menjadi novelis. Apalagi terbantu sama IndiHome, pasti makin cepat cita-citanya teraih.

    BalasHapus
  61. Indi keren banget. Terus berkarya dengan kisah-kisah yang indah ya. Khan udah ada indihome yang memudahkan mencari referensi untuk cerita

    BalasHapus
  62. Indi Hebat, sudah bisa menghasilkan karya dan juga penghasilan dari hobinya.
    semangat terus ya Indi dalam menulis, sang Novelis masa depan :)

    BalasHapus
  63. Jadi senang karena bisa menggunakan si Indi sudah beberapa tahun
    Bahkan meski ada kendala terkadang tapi semua teratasi dengan cepat
    Makanya tetap selalu menggunakannya sampai kapan pun

    BalasHapus
  64. Seru baca cerita Indi dan Andi. Semoga Indi bisa jadi penulis di masa depan ya. Semangaat dan jangan lupa mesti banyak baca.

    BalasHapus
  65. Seru nih ceritanya si Indi. Dan keren nih si Indi pake Indihome juga. Kalau jaringan internet lancar ide juga mengalir

    BalasHapus
  66. Semoga cita-cita jadi novelis nya tercapai ya kak

    BalasHapus
  67. Hai Indi, salam kenal ya. Semoga semua tulisanmu menjadi energi bagi pembacanya, sehingga ketika selesai membaca ada sesuatu yang baru dirasakannya

    BalasHapus
  68. Hai Indi keren deh kamu selalu semangat menulis ya dan aku pernah mengalami seperti Indi, happy banget deh menjemput impian menulisku

    BalasHapus
  69. Jadi novelis harus disuport dari kecil, salah satunya melalui kecepatan internet. Untung internet pilihannya tepat

    BalasHapus
  70. Selalu semangat ya Indi menulisnya, makin semangat kalau didukung sama kecepatan internet yang mumpuni yah.

    BalasHapus

Posting Komentar