header permata pengalamanku

Melihat Potret Kusta di Indonesia

2 komentar
Berita KBR

Jika bertanya tentang potret kusta di Indonesia, saat ini negara kita masih menduduki peringkat 3 dunia setelah Brazil dan India. Kasus baru tahunan berlangsung stagnan selama 10 tahun ini. Padahal, sebenarnya penularan kusta ini tidak mudah dan bisa disembuhkan.

Suatu pagi di tanggal 19 April 2021 kemarin, kanal Youtube Berita KBR bekerja sama dengan NLR Indonesia mengadakan talkshow bertajuk "Melihat Potret Kusta di Indonesia". Tayang langsung ini juga dapat disimak melalui 104,2 FM Mstri FM. 
Bincang-bincang ini dipandu oleh Ines Nirmala dan menghadirkan dua narasumber terkait, yaitu:
  • dr. Dokter Udeng Damam selaku Technical Advisor Program Pengendalian Kusta dari NLR Indonesia
  • Monika Sinta sebagai Team Leader CSR PT United Tractors

Sekilas tentang NLR


NLR saat ini tidak ada akronimnya. NLR merupakan sebuah organisasi non-pemerintah (LSM) yang didirikan di Belanda pada 1967 untuk menanggulangi kusta dan konsekuensinya di seluruh dunia dengan tiga pendekatan, yaitu:

  • zero transmission (nihil penularan)
  • zero disability (nihil disabilitas)
  • zero exclusion (nihil eksklusi). 
Saat ini NLR beroperasi di Mozambique, India, Nepal, Brazil, dan Indonesia. Di Indonesia, NLR mulai bekerja pada tahun 1975 bersama Pemerintah Republik Indonesia. Pada 2018, NLR bertransformasi menjadi entitas nasional agar kerja-kerja organisasi menjadi lebih efektif dan efisien. Sama dengan Aliansi NLR Internasional, tagline NLR Indonesia adalah: Hingga kita bebas dari kusta.


NLR

Mengenal Kusta


Kusta merupakan penyakit yang sudah dikenal lama tetapi belum tertanggulangi secara tuntas. Pemerintah telah menargetkan Indonesia bebas kusta di tahun 2020 tetapi tidak terwujud. Dalam talkshow di atas disebutkan bahwa penyebab utama kusta masih merajalela adalah:
  • terlambatnya penanganan
  • minimnya pengetahuan masyarakat
  • tingginya stigma dan diskriminasi terhadap penderita kusta
Dokter Udeng menerangkan bahwa kusta adalah penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium leprae dan biasa menyerang di kulit dan saraf. Karena disebabkan bakteri, maka bisa diatasi dengan Pola Hidup Sehat untuk Meningkatkan Imunitas.
Gejala-gejala kusta, antara lain:
  • bercak kulit yang mati rasa, bisa berwarna keputihan atau kemerahan
  • penebalan saraf tepi, misalnya: di siku
  • gangguan fungsi saraf untuk bergerak, meraba, dan berkeringat
Bisa saja penderita kusta hasil tes bakterinya negatif tetapi memiliki salah satu dari ciri-ciri di atas karena kusta ada dua tipe, yaitu kusta basah (ditemukan bakteri) dan kusta kering. Sebaiknya, begitu ada tanda awal berupa bercak kulit yang mati rasa segera memeriksakan diri sebelum berlanjut hingga terjadi gangguan fungsi saraf.

Inklusivitas Penyandang Kusta


kusta

Sedangkan untuk mengatasi tingginya stigma dan diskriminasi terhadap penyintas kusta terutama di bidang pekerjaan, perlu bekerja sama dengan perusahaan. Pemerintah sendiri sudah mencanangkan anjuran dalam UU no. 8 tahun 2016 untuk menyediakan setidaknya 1% lapangan kerja bagi penyandang disabilitas.


Monika Sinta sendiri menyebutkan bahwa perusahaannya berusaha untuk dapat memenuhi anjuran tersebut. Dimulai dengan menanamkan pengertian kepada para pekerja bahwa penyandang disabilitas juga dapat berkarya bersama, serta menyediakan fasilitas yang memadai untuk menunjang kinerja mereka.
Mbak Monika Sinta menyarankan Kiat Cepat Dapat Kerja bagi Pencari Lowongan, termasuk para penyandang disabilitas. Seyogyanya kita semua tetap bersemangat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta mengasah kepribadian yang baik agar berkompeten di dunia kerja.

Demikianlah cuplikan dari talkshow menarik yang kuikuti tentang kusta ini. Untuk lebih lengkapnya, silakan menonton rekamannya di Youtube Berita KBR. Ikuti juga akunnya untuk mengetahui isu-isu sosial lainnya. Mari wujudkan Indonesia bebas kusta!

Related Posts

2 komentar

  1. Saya pikir juga kusta sudah tidak ditemukan di Indonesia. Ternyata masih belum tuntas ya

    BalasHapus
  2. kupikir dulu penyakit kusta ini gampang menular lho, Mbak. ternyata nggak ya. Bagus banget ini kampanye SUKA-nya biar orang-orang lebih tahu tentang kusta

    BalasHapus

Posting Komentar